Penemuan Bayi di Batam, Marmansyah Ingin Merawat Bayi Perempuan yang Dibuang Orangtuanya

Jika tidak ditemukan siapa yang membuang bayi perempuan di dekat panti, dan jika diizinkan saya akan merawatnya.

Editor: Eko Setiawan
Tribunbatam.id/Ian Sitanggang
Seorang bayi perempuan ditemukan di pinggir jalan menuju Panti Asuhan Uswatun Hasana, Kampung Wali Melayu, Kelurahan Sei Binti Kecamatan Sagulung, Selasa (1/10/2019). 

Marmansyah Ingin Merawat Bayi Perempuan yang Dibuang Orangtuanya

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Jika tidak ditemukan siapa yang membuang bayi perempuan di dekat panti, dan jika diizinkan saya akan merawatnya. Inilah ungkapan Marmansyah, pemilik Panti Asuhan Aswatun Hasanah, 200 meter dari penemuan bayi perempuan yang dibuang orangtuanya.

Marmansyah, mengatakan dirinya siap menerima kehadiran bayi perempuan yang dibuang orangtuanya di dekat panti yang dirinya kelola."Saya yakin dan saya percaya setiap anak itu adalah anugrah. Tuhan sudah punya rencana dan berkat untuk setiap anak,"kata Marmansyah.

Yang membuat Marmansyah, sangat terpanggil merawat bayi perempuan tersebut karena kondisi bayi yang tidak seperti bayi pada umumnya."Dari keterangan dokter anak ini menderita Hydrocepalus. Ini yang membuat saya sangat terpanggil,"kata Marman.

Jadi Anggota DPR RI, Ini Harta Kekayaan Krisdayanti, Mulan Jameela, Farhan dan Tommy Kurniawan

Penikaman di Batam, Pelaku Penikaman Ternyata Jarang Berinteraksi Dengan Masyrakat

Marman, mengatakan dirinya sangat sedih melihat bayi tersebut, dimana kondisinya yang tidak seperti bayi pada umumnya, ditambah lagi dibuang oleh orangtuanya."Ini yang membuat saya sangat terpanggil untuk merawatnya,"kata Marmansyah.

Sebelumnya Marmansyah menceritakan riwayat hidupnya yang tidak pernah mengenal ayahnya karena lebih dulu meninggalkannya sebelum dirinya dilahirkan ke dunia. Bahkan diusianya ya g ke 11 tahun, Marmansyah juga hatus berpisah dengan ibunya untuk selamanya.

Marmansyah lahir di Pulau buluh pada 23 Maret 1997. Dimana semenjak lahit Marmansyah tidak pernah mengenal wajahnya orangtuanya laki-laki, karena sebelum dirinya lahir orangtuanya sudah lebih dulu meninggalkannya untuk selama.

Oknum TNI Pesta Sabu Bersama Tiga Wanita di Hotel, Ini Penjelasan Polisi Militer 

Pemilik Ribuan Ekstasi di Kundur Ini Ikut Melihat Pemusnahan, Polisi Gunakan Alat Tes Keaslian

Marman bertumbuh dan diasuh oleh ibunya. Namun di usianya 11 tahun inunya juga meninggalkannya untuk selamanya. Marmansyah harus dipindahkan ke panti asuhan karena sudah tidak ada yang bisa merawatnya.

"Saya satu satunya anak orangtua saya,"katanya sembari menahan air mata.

Di usianya yang masih anak dan masih membutuhkan kasih sayang orangtua, Marmansyah harus bergabung di panti asuhan."Saya hanya merasakan kasih sayang ibu, sampai usia 11 tahun, saya pernah tahu bagaimana rasanya punya ayah,"kata Marman.

Dengan suara bergetar menahan rasa sedih, Marman menceritakan airmatanya kadang tidak tahu menetes dari pilinya saat melihat anak bermain bersama orangtuanya."Apalagi mereka asyk bermain dengan mainan yang dibelikan orangtua mereka. Saya tidak pernah merasakan hal seperti itu,"kata Marmansyah.

Seiring berjalannya waktu, Marman tumbuh dewasa dan rajin beribadah, dan di usianya 17 tahun, Marman memimpin panti asuhan Uswatun Hasanah di daerah Barelang.

"Sekarang Panti asuhan di barelang sudah jalan dan berkembang,"kata Marman.

Di usianya 21 tahun, Marman membuka cabang Panti Asuhan Uswatun Hasanah di kampung Wali Melayu, Sei Aleng, Sungai Binti."Semua ini saya lakukan hanya untuk menyenangkan orangtua saya. Meski mereka sudah tiada. Saya percaya mereka bersama Allah,"katanya.

Maman, mengatakan berjanji bagi dirinya sendiri untuk mengabdikan hidupnya menolong oranglain. Khususnya anak anak yang tidak memiliki orangtua."Saya sudah merasakan sedihnya tidak memiliki orangtua. Minimal saya bisa menemani mereka,"kata Marmansyah.

Saat ini Marmansyah sudah berusia 22 tahun dan sudah dua tahun membuka cabang Panti Asuhan Uswatun Hasanah Sei Binti, belum memiliki pendamping hidup, namun dia memiliki anak di Panti Asuhan yang dipimpinnya sebanyak 21 orang."Saya sangat senang, meski semua serba kekurangan,"katanya.

Dia juga mengatakan mereka belum pernah mendapat perhatian dari pemerintah."Semua kita jalani dan berharap kepada Allah. Allah yang mencukupkan semuanya,"kata Marmansyah.(Tribunbatam.id/Ian Sitanggang)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved