Curhatan Warga Sikapi Kelangkaan BBM di Tanjungpinang: Kita Orang Miskin Susah

Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang sudah hampir satu bulan ini mengalami kelangkaan sangat dirasakan pengendara

Penulis: Endra Kaputra |
TRIBUNBATAM.ID/ENDRA KAPUTRA
Sejumlah kendaraan terlihat mengantre untuk mendapatkan BBM jenis solar di Tanjungpinang. Lagi-lagi stok solar di Tanjungpinang mengalami kekosongan di sejumlah SPBU, Senin (7/10/2019). 

Curhatan Warga Sikapi Kelangkaan BBM di Tanjungpinang: Kita Orang Miskin Susah

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar yang sudah hampir satu bulan ini mengalami kelangkaan sangat dirasakan pengendara.

Selain untuk aktivitas sehari-hari yang jadi terhambat. Kelangkaan ini juga sangat dirasakan bagi sopir lori menerima jasa angkutan barang.

Eri salah satunya, warga kilometer 18 ini selalu kejar-kejaran untuk mengantri disejumlah SPBU baik di Bintan, maupun di Tanjungpinang agar bisa mendapat solar tersebut.

"Ini saja dari pagi saya antrian di Batu 20 belum juga bisa dapat solar. Kita orang miskin yang susah jadinya," katanya, Selasa (8/10/2019).

14 Artis Jadi Anggota DPR RI, Eko Patrio Terkaya, Harta Mulan Tak Ada di LHKPN

Pertamina Jamin Stok BBM di Batam Aman, Tapi Kenyataanya Pertalite dan Premium Sering Kosong di SPBU

Sempat Bermalam di Mapolres, Tiga Orang Bos Hotel di Karimun Ini Dibawa ke Rutan

Keluhan itu pun dirasakannya saat mata pencariannya sebagai jasa angkutan barang menjadi terhambat.

"Kita kerja jadi gak bisa. Kalau dah gak bisa kerja tentu mau kasih makan keluarga pakai apa," ucapnya.

Disampaikannya, bila saat solar tidak mengalami kelangkaan. Penghasilannya dalam sehari bisa mencapai Rp 600 ribuan.

"Soalnya dalam sehari kita bisa dapat 3 kali trip. Satu trip kan kita Rp 200 ribu. Walapun itu pendapatan kotor ya," sebutnya.

Dengan kelangkaan solar ini pun. Penghasilan bapak dua anak ini pun tersendat. Bahkan, dalam dua hari tidak mendapatkan penghasilan sama sekali.

"Pernah itu kok, udah berapa kali malah sampai dua hari gak ada pemasukan. Kalau pun dapat solar, lori jalan jadinya kita maksimalkan pun dapat satu trip aja. Sehari dapat satu trip kan hanya Rp 200 ribu. Gimana nutupin beberapa hari yang kita gak dapat sama sekali," sebutnya mengeluh.

Ia pun meminta, kepada pemerintah agar bisa memberikan solusi atas persolan yang sangat dirasakan masyarakat saat ini.

"Tolonglah pemerintah bisa kasih solusi. Jangan sampai ada lagi kelangkaan ini. Jangan hanya janji manis saat mau jadi saja. Bilang perdulikan, dan utamakan masyarakat," sebutnya dengan nada kesal.

Kepada aparat penegak hukum. Ia pun meminta agar menindak tegas bila ada para mafia solar yang bermain.

"Jangan kasih ampun kalau ada mafia solar itu. Apalagi sampai nimbun-nimbun solar. Harus ditindak tegas itu," ujarnya kembali.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved