Kasus NBA Membuat Banyak Perusahaan Asing di China Waswas. Bisnis Bisa Hancur Hanya dalam Sehari
Pasar NBA hancur-lebur di China hanya dalam lima hari gara-gara twit manajer umum tim basket Houston Rockets, Daryl Morey, Sabtu pekan lalu
TRIBUNBATAM.ID, BEIJING - Aksi boikot besar-besaran oleh masyarakat China terhadap Asosiasi Basket Nasional (NBA) Amerika Serikat membuat para pengusaha asing di China was-was.
Pasar NBA hancur-lebur di China hanya dalam lima hari gara-gara twit manajer umum tim basket Houston Rockets, Daryl Morey, Sabtu pekan lalu yang menyatakan dukungan kepada aktivis pro-demokrasi Hong Kong.
Kondisi itu semakin runyam setelah petinggi NBA membela Morey sebagai kebebasan berekspreksi.
Dus, NBA saat ini harus menghadapi kerugian bisnis puluhan miliar dolar yang telah mereka bangun selama 30 tahun.
• Polisi Bantah Kecolongan, Penusuk Wiranto Dibawa ke Mabes Polri, Ditangani Densus 88 Antiteror
• Bisa Kalahkan Singapura, Garuda-Lion Bangun Bengkel Pesawat di Batam
• China Melunak, Bersedia Beli Produk Pertanian AS. Pasar Saham Wall Street Menghijau
Tidak hanya hampir 400 jutaan penggemar basket --olahraga paling populer di China, tetapi sejumlah sponsor utama, selebritis hingga televisi juga melakukan aksi boikot terhadap NBA.
Dua pertandingan tur pramusim NBA di Shanghai dan Shenzen, Kamis dan Sabtu, langsung dibatalkan dan stadion tempat acara berlangsung langsung kosong-melompong oleh para tenant dan sponsor.

Dua sponsor utama Houston Rockets asal China langsung menghentikan kerjasamanya dengan tim paling populer di negara itu karena legenda basket mereka, Yao Ming, pernah bermain di klub ini.
Meskipun China adalah pasar bisnis yang besar dengan 1,4 miliar penduduk, tetapi bayangan boikot bisa meruntuhkan bisnis mereka hanya dalam beberapa hari.
Apapun isu sensitif yang terjadi di negara raksasa ini, mulai masalah integritas teritorial --seperti isu Hong Kong-- hingga iklan yang dianggap rasis, bisa - tetapi dampak dari deretan NBA telah meningkatkan kekhawatiran mereka.
Steve Dickinson, seorang pengacara yang membantu perusahaan multinasional di China mengatakan, kliennya semakin gugup melintasi garis merah Beijing yang sering tidak terduga.
"Bagaimana Anda bisa memberi tahu ribuan karyawan bahwa mereka tidak diizinkan memposting sesuatu secara online. Tidak ada yang tahu apa yang akan memicu mereka, dan tiba-tiba semuanya menjadi parah,” katanya, seperti dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, Kamis (10/10/2019), "Anda tidak pernah tahu apa yang akan membuat pemerintah dan rakyat China marah."
Dia mengatakan, perusahaan tidak perlu "melakukan sesuatu dengan sengaja", tetapi menggunakan nama, kata atau cara yang (dianggap) salah, bisa membuat Anda berada dalam kesulitan luar biasa".
Kontroversi mengenai NBA dimulai pada hari Sabtu, ketika manajer umum Houston Rockets Daryl Morey tweeted gambar yang termasuk kata-kata "Berjuang untuk kebebasan. Berdiri dengan Hong Kong ”.
Meskipun Morey menghapus tweet beberapa jam kemudian, dan NBA mengatakan "disesalkan" bahwa Morey telah sangat menyinggung China, pengguna online daratan dan media pemerintah menanggapi dengan kemarahan.