Setelah 20 tahun, Jusuf Kalla Kembali Urus Usaha Milik Keluarga, Ini Buktinya
Dua proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) itu adalah PLTA Malea Energi di pedalaman Tana Toraja, Sulsel, dan PLTA PT Poso Energy,
TRIBUN-BATAM.ID, BATAM — Tiga pekan setelah lengser dari jabatan Wakil Presiden ke-10 (2004-2009) dan 12 (2014-2019) Indonesia, Jusuf Kalla (77), kembali fokus mengurus usaha.
Awal pekan ini, Menteri Perindustrian dan Perdagangan ke-21 (1999-2000) ini meninjau dua megaproyek pembangkit listrik di Pulau Sulawesi.
Dua proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) itu adalah PLTA Malea Energi di pedalaman Tana Toraja, Sulsel, dan kedua PLTA PT Poso Energy, di Poso, Sulawesi Tengah.
Hari ke-23, Kalla meninggalkan Istana Wakil Presiden, Selasa (12/11/2019), Kalla meninjau progres pengerjaan tunnel terowongan air (penstock) di Lembang Randan Batu, Makale Selatan, Tana Toraja.
Proyek pembangkit listrik yang dikelola anak perusahaan dari PT Bukaka Teknik Utama ini, akan memasok tambahan listri 2X45 Megawatt.
“Sebagai owner, Pak JK masuk ke tunnel penstok yang panjangnya sekitar 10 km,” kata Yadi Suryadi, staf khusus JK dalam rilis yang diterima Tribun, kemarin.

Sejak didaulat menjadi menteri perindustrian tahun 1999, Kalla praktis tak mengelola langsung usaha warisan ayahny, Hadji Kalla.
Tahun 2001, setelah tak menjabat menteri perindustrian, Jusuf Kalla diangkat menjadi Menkokesra (2001-20040 di Era Megawati Soekarnoputri.
• Kisah Abidin Hasibuan Bos PT Sat Nusapersada, Peran Besar Jusuf Kalla Tetapkan Batam FTZ Menyeluruh
• 5 Tahun Jadi Wapres Gaji 42 Juta, Terungkap Kini Uang Belanja Jusuf Kalla Justru dari Istri
Di Pilpres langsung pertama, Kalla dipinang oleh mantan menkopohukkam Susilo Bambang Yudhoyono, menjadi wakil presiden dari 2004-2009.
Saat menjabat Ketua Umum DPP Golkar, Kalla sempat mengadu peruntungan sebagai calon Presiden, berpasangan dengan Wiranto.
Namun, Kalla kalah suara dari petahana SBY-Boediono. Suara JK hanya di urutan ketiga, setelah pasangan Mega-Prabowo Subianto.
Di Pilpres 2014, Kalla dipinang oleh PDIP untuk mendampingi Joko Widodo, gubernur DKI Jakarta, yang November tahun ini, sudah memasuki periode kedua sebagi presiden bersama Kiai Ma’ruf Amin.
Panstok tunnel ini membendung dan mengubah sumber air Sungai Saddang di pedalaman Sulawesi, menjadi energi listrik yang nantinya terkoneksi dengan jaringan PLN bagi sekitar 10 kabupaten di pedalaman Sulsel.
Kepada jajaran direksi, Kalla meminta manajemen tetap memprioritaskan warga lokal sebagai tenaga kerja utama. “Orang Toraja itu, banyak menyebar di seluuruh Indonesia, untuk bekerja di proyek besar di pedalaman,” ujar Kalla.
Sehari setelahnya, Kalla kembali ke Makassar, untuk menghadiri Dies Natalis UIN Alauddin Makassar di Samata, Gowa.
Dari Gowa, Kalla juga juga meninjau progres proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso I di pedalaman Sulawesi Tengah.
Proyek ini sudah beroperasi sejak 2011 lalu, namun karena meningkatnya kebutuhan listrik industri,
PT Poso Energy,— anak usaha Kalla Energy yang merupakan sub-holding dari konsorsium bisnis Kalla Group— menambah kapasitas.
Pembangkit listrik milik Kalla Energy juga dilengkapi teknologi seperti weir and intake, waterway, penstock, powerhouse, tailrace, subtation hingga transimisi yang mampu memastikan kesediaan energi listrik agar sampai dengan baik kepada pelanggan.
Hampir tiga jam, Kalla meninjau proyek yang sudah dikelola generasi ketiga keluarganya.
PLTA Poso I berkapasitas 120 megawatt (MW) ini melengkapi PLTA Poso II berkapasitas 195 MW yang telah beroperasi sejak 2012.
Progres proyek Poso I ini sudah mencapai 95%. Di harapkan pertengahn tahun depan, proyek
Pendanaan bagi pembangunan kedua PLTA ini seluruhnya berasal dari bank lokal serta tidak menggunakan tenaga kerja asing, kecuali untuk konsultan.
• Langka, Hole in One Jusuf Kalla Dipecahkan Cucu Tertuanya di Senayan Golf

Kalla Energy sendiri menunjuk PT Bukaka Teknik Utama Tbk. (BUKK) sebagai kontraktor.
Kedua PLTA ini menggunakan Danau Poso dengan 8 anak sungai yang masuk dan satu sungai keluar sebagai reservoir.
Dari aliran deras sungai inilah, menghasilan output cukup besar sehingga mampu membangun tiga unit PLTA di Poso.
"Total investasi dari kedua PLTA ini mencapai US$ 700 juta, dengan lebih banyak Poso II. Thumb rule-nya US$ 2,5 juta per megawatt. Poso II sudah beroperasi sejak 2012 sementata Poso I kita targetkan semester II tahun depan,” ujar Presdir Kalla Group Solihin Kalla.
Perusahaan sendiri menargetkan penambahan kapasitas (extention) 2 x 100 MW di PLTA Poso II setelah pembangunan PLTA Poso I selesai sehingga total daya yang dihasilkan nantinya mencapai 515 MW.
Dikatakan, seluruh daya listrik tersebut mayoritas disalurkan ke PLN Sulawesi Selatan dan sebagian kecil ke Sulawesi Tengah, di mana penyerapan ke Palu dan sekitarnya hanya mencapai 50 MW.
Kalla Energy memiliki serta mengoperasikan beberapa PLTA antara lain PLTA Poso 1, PLTA Poso 2, PLTA Poso 3, PLTA Kerinci, PLTA Malea, dan PLTA Mamuju. Total kapasitas PTLA milik Kalla Energy sebesar 1.980 mega watt (MW).

President Director Kalla Group Solihin Jusuf Kalla mengungkapkan perusahaan fokus dalam bisnis pengembangan PLTA Poso Energy yaitu Poso I, Poso II, dan Poso III dengan total kapasitas energi 600 MW serta memiliki total portofolio 1.500 MW.
Sementara untuk PLTA Mamuju memiliki potensi energi 450 MW, namun saat ini belum beroperasi. "Kami juga mengembangkan PTLA Malea menjadi 120 MW pada 2020," ujarnya, Kamis (8/11) malam.
President Director Kalla Group Solihin Jusuf Kalla mengungkapkan perusahaan fokus dalam bisnis pengembangan PLTA Poso Energy yaitu Poso I, Poso II, dan Poso III dengan total kapasitas energi 600 MW serta memiliki total portofolio 1.500 MW.
Sementara untuk PLTA Mamuju memiliki potensi energi 450 MW, namun saat ini belum beroperasi. "Kami juga mengembangkan PTLA Malea menjadi 120 MW pada 2020," ujarnya, Kamis (8/11/2018) malam, seperti dilansir KOntan.
Pembangkit listrik milik Kalla Energy juga dilengkapi dengan berbagai teknologi seperti weir and intake, waterway, penstock, powerhouse, tailrace, subtation hingga transimisi yang mampu memastikan kesediaan energi listrik agar sampai dengan baik kepada pelanggan.