Berani dan Nekat Ungkit-ungkit Bisnis Anak Soeharto, Mendadak Posisi Jenderal Hebat Ini Dicopot

Persoalan sepele, hanya sebuah teguran tentang bisnis anak-anak Soeharto membuat Benny Moerdani, yang seorang Jenderal TNI, dicopot.

IST
Soeharto dan Benny Moerdany 

Misalnya ketika Indonesia terlibat konflik politik dan militer dengan Malaysia pada 1964.

Pak Harto yang merasa pemecahan masalah secara militer tidak menguntungkan Indonesia, lalu memutuskan mengambil langkah intelijen serta diplomasi.

 

Benny diberi tugas menyelesaikan.

Akhirnya, Indonesia dan Malaysia kembali berdamai serta terhindar dari bentrok militer yang bisa merugikan kedua negara.

Teguran di meja biliar

Dalam buku Benny Moerdani Yang Belum Terungkap, Tempo, PT Gramedia, 2015 dan Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan, Julius Pour, Yayasan Kejuangan Panglima Sudirman 1993, hubungan dua tokoh itu diulas dengan menarik.

Saat Soeharto menjabat presiden kedua, hingga lebih dari 30 tahun pada1967-1998, Benny Moerdani dipercaya sebagai ‘tangan kanannya'.

 

Benny menangani masalah keamanan, hubungan diplomatik dengan negara lain, sekaligus pengawal presiden.

Tapi meski menjadi seorang loyalis Soeharto, Benny ternyata seorang yang kritis dan berani memberi masukan serta teguran kepada presiden.

Benny Moerdani memang pria berprinsip. Meskipun seorang loyalis Soeharto, Benny bukan tipe penjilat dan suka menjatuhkan orang lain dengan memberikan informasi tidak benar.

Dia berprinsip harus bisa menjauhkan Soeharto dari orang-orang yang suka menjilat atau orang yang suka menfitnah demi mendapat perhatian Soeharto.

 

Peristiwa itu dimulai saat 1984.

Kala itu, sejumlah menteri merasa risau dengan anak-anak Soeharto yang sudah tumbuh dewasa dan mulai berbinis tapi dengan cara memanfaatkan kekuasaan bapaknya.

Bisnis anak-anak Soeharto bahkan merambah ke soal pembelian alutsista yang seharusnya ditangani pemerintah dan ABRI (TNI) bukan oleh warga sipil.

Ketika ada kesempatan bermain billiar dengan Soeharto,Benny Moerdani yang saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI memberanikan diri menegur Soeharto.

 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved