7 Staf Khusus Milenial Jokowi Diperkenalkan, Berikut Tugas dan Profil Singkatnya
7 staf khusus milenial diperkenalkan, berikut tugas dan profil singkat dari 7 staf khusus presiden periode 2019-2024.
"Billy adalah talenta hebat tanah Papua yang kita harapkan bisa banyak berkontribusi dengan gagasan inovatif dalam membangun tanah Papua," sambungnya.
Billy juga adalah CEO Kitong Bisa.
• Kondisi Makin Lemah Ashanty Ungkap Permintaan Maaf, Anang Hermansyah Sampai Minta Ini
"Keenam, Angki Yudistia, umur juga masih muda 32 tahun. Angki adalah anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur melalui Thisable Enterprise yang didirikannya," kata Jokowi.
Jokowi menyebutkan, Angkie aktif sebagai anggota Asia-Pacific Federation of the Hard of Hearing and Deafened Person, serta anggota International Federation Hard of Hearing of Young People.
Jokowi meminta Angki sekaligus menjadi jubir Presiden di bidang sosial.
"Ketujuh, ini santri, Aminuddin Maruf, usia 33 tahun pernah menjadi Ketum Umum PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Mas Aminuddin saya minta keliling ke santri, ke pesantren untuk menebar gagasan-gagasan inovasi baru," ujar Presiden.
Presiden meyakini dengan bantuan Amin, pesantren bisa melahirkan talenta-talenta hebat untuk memajukan bangsa.
Selain tujuh nama di atas, sebenarnya ada dua staf khusus lain yang juga merupakan wajah baru di Istana. Keduanya adalah Politisi PDI-P Arief Budimanta dan politisi PSI Dini Shanti Purwono.
Namun, keduanya tak ikut diperkenalkan oleh Jokowi. Sebab, Arif (51 tahun) dan Dini Purwono (45 tahun) dianggap tak termasuk kalangan milenial.
Sisanya, staf khusus Jokowi diisi wajah lama, yakni Diaz Hendropriyono, Sukardi Rinakit, dan Ari Dwipayana. Terakhir, ada juga Fadjroel Rachman yang sudah diangkat sejak bulan lalu.
• Ayu Ting Ting Mulai Rajin Kumpulkan Warga di Rumah, Siap Terima Lamaran Sule?
Tidak "full time"
Presiden Jokowi meyakini ketujuh anak muda yang ditunjuknya sebagai staf khusus bisa menjadi teman diskusi untuk memberikan gagasan-gagasan segar dan inovatif.
Sehingga, pemerintah bisa mencari cara-cara baru yang out of the box, yang melompat untuk mengejar kemajuan.
"Mereka juga sekaligus menjadi jembatan saya bagi anak muda, santri muda, diaspora yang tersebar di berbagai tempat," ujar Jokowi.
Namun, Jokowi menyebutkan, para staf khusus milenial ini tidak perlu bekerja penuh waktu (full time) di Istana.