BATAM TERKINI
Pagar Pasar Induk Batam Dibongkar PKL, 250 Satpol PP Terpaksa Mundur saat Hendak Pasang Kembali
Pemko Batam mengerahkan 250 personel Satpol PP untuk memasang kembali pagar yang dilepas oleh para PKL pasar induk Jodoh. Namun akhirnya mundur.
Pagar Pasar Induk Batam Dibongkar PKL, Satpol PP Terpaksa Mundur saat Hendak Pasang Kembali, Ini Sebabnya!
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Polemik pedagang pasar Induk Jodoh Batam seakan tidak ada habisnya.
Para pedagang sudah dua kali unjuk rasa dan satu kali hearing dengan Dinas terkait, tetapi sampai saat ini belum mendapatkan solusi terkait nasib mereka untuk berjualan.
Jumat (22/11/2019) pagi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) kota Batam mengerahkan sekitar 250 petugas Satpol PP untuk melakukan pemagaran lokasi gusuran pasar yang sebelumnya dirobohkan oleh pedagang usai berunjuk rasa di depan Pemko Batam dan DPRD Kota Batam pada Kamis (21/11/2019).
Maksud kedatangan Satpol-PP di ungkapan oleh kepala Disperindag Kota Batam Gustian adalah untuk melakukan pemagaran di areal yang dibongkar oleh pedagang.
"Iya kita tadi mau pasang pagar kembali di lokasi pasar Induk," ujar Gustian
Saat dikonfirmasi terkait penolakan pedagang Gustian mengungkapkan bahwa ia bersama tim masih menarik kembali pasukan Satpol-PP di lokasi Pasar Induk Jodoh.
• Pemko Jadwalkan Duduk Bersama Lagi dengan PKL Pasar Induk
"Kita pulang dulu kalo ditolak pedagang," ujar Gustian.
Ia juga mengungkapkan terkait pemagaran kembali oleh pihaknya akan dilaksanakan usai RDP yang dilaksanakan pada Senin (25/11/2019) mendatang.
"Rencana selanjutnya kita tunggu hasil RDP nanti," ujar Gustian.
Dari pantauan Tribun Batam dilapangan kedatangan Satpol-PP di lokasi hampir menimbulkan bentrokan dengan pedagang pasar yang mendirikan tenda di lokasi pagarnya di bongkar.
Salah seorang pedagang yang tidak ingin disebutkan mengatakan bahwa pagi sebelum datangnya Satpol-PP sudah ada gerombolan orang yang diduga preman sudah berkumpul di lokasi relokasi milik swasta.
"Pagi tadi sudah ada gerombolan orang yang berkumpul di lokasi relokasi, kami juga merasa seperti di intimidasi oleh sekelompok orang tersebut," ujar pedagang tersebut.
Pedagang tersebut menjelaskan bahwa ketika adanya potensi ribut beberapa pihak aparat mencoba bernegosiasi dengan gerombolan orang sehingga membubarkan diri dari lokasi relokasi swasta tersebut.
"Gerombolan orang itu didatangi oleh polisi dan membubarkan diri dari Lokasi tersebut, jadi yang kami hadapi cuman Satpol-PP," ujarnya.