Rekam Jejak Ahok BTP, Bos Baru Pertamina

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina pada Senin (25/11/2019).

TRIBUNBATAM.id - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina pada Senin (25/11/2019).

Rupanya, selain dikenal saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok juga sempat malang melintang di dunia pertambangan.

Ia diketahui sudah mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan sejak tahun 1989.

Sampai pada akhirnya, Ahok harus berhenti menjalankan usaha di bidang tersebut karena ia memiliki prinsip bahwa pengusaha tidak bisa melawan kebijakan pemerintah.

Dikutip dari Kompas.com, hal tersebut diambil dari buku Jejak Para Pemimpin yang terbit pada 2014.

Dalam buku tersebut tertulis, selepas menjadi sarjana Teknis Geologi dari Universitas Trisakti, Ahok memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya menjadi pengusaha.

Ahok pun memilih untuk mendirikan CV Panda yang bergerak di bidang pertambangan di Belitung, sebagai kontraktor PT Timah.

Meski Ahok terus bermimpi menjadi pengusaha di bidang pembangunan yang lebih besar, namun ia juga sadar diperlukan modal yang besar serta manajemen yang profesional.

Untuk itu, ia kembali ke Jakarta dan mengambil S2 di bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetia Mulya.

Lulus sebagai Magister Manajemen (MM), Ahok langsung diterima bekerja di PT Simaxindo Primadya di Jakarta yang bergerak di bidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik.

Namun tidak lama berperan sebagai staf direksi bidang analisis biaya dan keuangan proyek, Ahok memutuskan untuk mengembangkan usahanya di Belitung.

Sehingga akhirnya, Ahok berhentio bekerja dan pulang kampung pada 1992.

Pada 1992, Ahok mendirikan PT Nurinda Ekapersada. Perusahaan itu didirikan sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995.

Ahok memiliki keinginan pabriknya itu dapat menjadi percontohan agar usaha bisa menguntungkan bagi pemegang saham, karyawan dan warga sekitar.

Ahok pun menggunakan teknologi dari Amerika Serikat dan Jerman untuk operasionalnya untuk mendirikan pabrik pengolah pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung pada 1994.

Namun sayang, pada tahun 1995, langkah Ahok terhenti lantaran pabriknya harus ditutup oleh pemerintah.

Ahok mengaku ada oknum Kementerian Kehutanan yang menerbitkan sertifikat hutan lindung di lahan tambang miliknya.

Peristiwa inilah yang pada akhirnya membuat Ahok berniat menjadi pejabat.

Sebab, lanjut dia, pengusaha tidak bisa melawan kebijakan pemerintah.

(Tribun-Video.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jadi Komut Pertamina, Ini Rekam Jejak Ahok di Dunia Pertambangan"

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved