HARI GURU 2019
HARI GURU 2019 - Rudi Ucapkan Terimakasih Pada Guru Honorer di Batam
Walikota Batam, HM Rudi mengucapkan terimakasih pada guru terutama guru honorer yang dinilai banyak membantu dalam kelangsungan pendidikan di Batam.
HARI GURU 2019 - Rudi Ucapkan Terimakasih Pada Guru Honorer di Batam
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Setiap 25 November seluruh guru kembali mengenang semangat dan niat mulia para guru di seluruh tanah air.
Di mana puluhan organisasi guru yang berbeda faham dan golongan, sepakat untuk melebur menjadi satu sehingga Iahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
"Pada hari ini, kita mengenang kembali tanggal 25 November 1945 Dengan dijiwai semangat proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, PGRI hadir sebagai wadah perjuangan guru, pendidik dan tenaga kependidikan, memperjuangkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Wali Kota Batam saat menjadi pembina dalam pidatonya pada saat upacara hari guru nasional, Senin (25/11/2019).
Ia mengajak seluruh guru berperang melawan kebodohan dan keterbelakangan, serta berkhidmat memajukan Pendidikan nasional.
Setelah 74 tahun Indonesia merdeka, jati diri PGRI sebagai organisasi profesi yang independen, unitaristik dan non partisan senantiasa dijaga, dan melekat di dada pengurus, pejuang, aktivis dan para guru.
"Terima kasih kepada pemerintah Republik Indonesia yang telah menghargai perjuangan para guru, pendidik formal/non formal, dan tenaga kependidikan dengan menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional sebagai rumah besar perjuangan guru, pendidik, dan tenaga kependidikan, PGRI terus bergerak, mengabdi, dan memperbarui diri agar senantiasa adaptif dan responsif terhadap perubahan," tuturnya.
Rudi melanjutkan peran guru sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan.
• HARI GURU 2019 - Berperan Sebagai Pendidik, Guru Tak Bisa Digantikan Teknologi
Sejatinya mutu pendidikan terjadi di ruang kelas, dalam interaksi yang positif dan dialogis dengan semangat penghargaan kepada keunikan siswa.
"Karena itu, sejalan dengan Visi Bapak Presiden "SDM Maju Indonesia Unggul", kami memaknainya sebagai pentingnya pendidikan dalam memajukan bangsa sehingga menjadi prioritas utama dalam periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo dan KH Makruf Amin. Meletakkan pentingnya Pendidikan dalam konstelasi pembangunan bangsa berarti menghargai keutamaan guru. Hal inilah yang menjadi tema HUT ke-74 PGRI yaitu "Peran Strategis Guru dalam Mewujudkan Indonesia Unggul," katanya.
Tema ini, kata Rudi, secara substansial padu padan dengan tema Hari Guru Nasional dari Kemendikbud yaitu "Guru Penggerak Indonesia Maju".
Gurulah sebagai episentrum perubahan tersebut.
Untuk itu, sudah seharusnya perhatian terhadap guru menjadi sangat penting mulai dari pemenuhan kebutuhan guru, profesionalisme, kesejahteraan, pelatihan, hingga perlindungannya.
Diakuinya kemajuan teknologi, komunikasi, dan informasi sangat cepat dan tidak dapat diduga.
Kemajuan ini membawa dampak positif dan negatif secara beriringan dalam kehidupan masyarakat tidak terkecuali dalam proses pembelajaran di sekolah.
PGRI sangat berkomitmen terhadap pentingnya literasi utamanya literasi digital bagi guru, siswa, dan orang tua.
"Mari kita bangun kesadaran bersama bahwa ruang kelas bukan lagi satu-satunya ruang untuk belajar, dan guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi dan ilmu pengetahuan," katanya.
Pergeseran peran guru di era digital sebagai fasilitatator pembelajaran yang menarik, menantang rasa ingin tahu siswa.
Sehingga terdorong untuk menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat inilah yang harus terus menerus ditanamkan dan menjadi kesadaran bagi guru dalam menjalan tugas utamanya sebagai pendidik dan pengajar.
"Betapapun majunya teknologi dengan segala turunannya, sejatinya guru tidak pernah dapat digantikan oleh teknologi," katanya.
Hal ini mengandung makna bahwa guru profesional dan berintegritas akan terus menjadi isu global dan menjadi perhatian dunia tak terkecuali Indonesia.
Guru yang mencintai pekerjaanya, mengabdikan dirinya bagi kemajuan peserta didik, memperbaiki kualitas diri dan terus berinovasi guna memperoleh praktek terbaik dalam melaksanakan tugasnya.
Mampu menjadikan ilmunya sebagai penerang hati dan kemanusiaan, sadar sepenuhnya bahwa perilaku dirinya dijadikan contoh bagi siswanya, memperlakukan peserta didik setara tanpa membedakan latar belakang apapun, menjadikan ruang kelas sebagai rumah perubahan, menjaga toleransi atas perbedaan siswa, merawat kasih sayang bagi pertumbuhan pribadi positif peserta didik, dan tidak mudah mengeluh, adalah sosok guru yang tidak pernah lapuk oleh zaman dan teknologi.
Guru yang sadar bahwa keberagaman adalah keniscayaan, guru yang merawat perbedaan sebagai karunia, dan memerankan dirinya sebagai perekat NKRI. Inilah guru zaman kini dan zaman mendatang yang dibutuhkan bagi kemajuan bangsa untuk menciptakan Indonesia Unggul.
"Diakhir dari sambutan ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya pada Bapak Presiden RI, seluruh jajaran Kemendikbud, KemenPan-RB, dan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/kota yang responsif terhadap permasalahan guru yang selalu diperjuangkan PGRI," tuturnya.
Apresiasi antara Iain dengan
(1) terbitnya PP PPPK yang disampaikan sendiri Oleh Bapak Presiden RI pada Puncak Perayaan HUT ke-73 PGRI dan HGN 1 Desember tahun 2018, kemudian ditindaklanjuti Permenpan No. 2 Tahun 2019 tentang Pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang memungkinkan Honorer berusia 35 tahun mengikuti tes CPNS dengan perjanjian kerja,
(2) Surat Dirjen GTK No. 9634 yang memberi kesempatan honorer di sekolah negeri mengikuti PPG,
(3) Surat Edaran Mendikbud Nomor 10 tahun 2019 mengenai PNS DPK yang dapat terus mengajar di sekolah yang dikelola masyarakat. Sebelumnya Pemerintah juga melalui Permendikbud No. 10 tahun 2018 mengenai Juknis penyaluran TPG yang memberikan ruang bagi guru yang menunaikan Haji, cuti sakit hingga 14 hari dan hal Iainnya dengan tetap dihargai TPG nya.
Apresiasi kepada pemerintah daerah yang terus berkomitmen memberikan perhatian pada peningkatan kesejahteraan guru honorer di daerah, dan memberikan kesempatan setara kepada semua guru tanpa membedakan status mereka untuk beroleh kesempatan meningkatan kapasitas profesi.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada seluruh guru, pendidik, tenaga pendidikan, tenaga administrasi dan utamanya guru honorer yang selama ini tiada kenal lelah mengisi kekosongan guru dengan mengajar sepenuh hati. Tanpa dedikasi mereka, dapat dibayangkan bagaimana proses pembelajaran berlangsung bila gurunya tidak ada. Adalah wajar, apabila berbagai pihak memberikan perhatian terhadap kesejahteraan dan peningkatan kualitas mereka," paparnya.
Masih banyak pekerjaan rumah yang akan terus diperjuangkan PGRI, Ia memohon para guru bisa sungguh-sungguh, menjaga integritas, menjadi contoh dalam pendidikan karkater dan jangan mudah tinggalkan kelas. Berbagi tugas, kualitas pembelajaran adalah tugas dan tanggung jawab yang harus dipegang teguh para guru, memperjuangkan aspirasi adalah komitmen pengurus.
"Kami mohon agar para pengurus PGRI di berbagai tingkatan mulai dari Pengurus Besar hingga ranting bekerja keras mengawal perjuangan dan aspirasi anggota. Jadikan PGRI sebagai rumah belajar dan rumah yang nyaman bagi semua anggotanya," katanya.
Rudi melanjutkan PGRI adalah mitra strategis Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam memajukan pendidikan, dan menyelesaikan berbagai persoalan pendidikan dengan arif dan bijaksana. Agar tercapai sinergi yang optimal untuk mencapai pendidikan nasional bermutu untuk Indonesia unggul.
"Puncak perayaan HGN tahun 2019 dan HUT PGRI ke 74 akan dilaksanakan di Stadion Wibawa Mukti Kabupaten Bekasi pada tanggal 30 November 2019 dan dalam rencana Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. H. Joko Widodo akan menyampaikan amanatnya kepada para guru. Sampai jumpa di Puncak Perayaan HUT PGRI dan HGN 2019," kata Rudi. (tribunbatam.id / Roma auly Sianturi)