HARI GURU 2019
Ini Atraksi Unik Guru di Karimun, Mainkan Musik Perkusi dengan Barang Bekas
Usai upacara, ratusan guru PAUD dan Tk di Karimun menampilkan perkusi band. Uniknya, sejumlah alat musik yang dimainkan berasal dari barang bekas
Selamat Hari Guru,
#merdekabelajar #gurupenggerak
Wassalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Shalom,
Om Santi Santi Santi Om,
Namo Buddhaya,
Rahayu.
Jakarta, 25 November 2019
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nadiem Anwar Makarim
TONTON VIDEO
Mendikbud Nadiem Makarim Akan Hapus Bahasa Inggris
Kementerian pendidikan dan kebudayaan yang dipimpin Nadiem Makarim diminta memangkas mata pelajaran di jenjang SMP dan SMA.
Hal ini didasarkan pada saran dari ikatan guru indonesia (IGI) saat melakukan pertemuan dengan Nadiem Makarim senin lalu (4/11).
Pemangkasan mata pelajaran ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia lewat penggunaan kurikulum baru.
Dilansir dari berbagai sumber, Ketua umum IGI Muhammad Ramli Rahim kepada wak media menyebut jika penyederhanaan jumlah mata pelajaran di sekolah.
Akan mengurangi beban yang diberikan kepada siswa dan guru di sekolah.
"Selama ini beban belajar siswa kita terlalu besar sehingga mereka harus banyak tahu, tapi tidak dalam," kata Ramli.
Dikatakan Ramli, IGI dalam hal ini menyarankan jika di jenjang sekolah dasar hanya ada empat mata pelajaran inti.
Mulai dari bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika dan pendidikan agama berbasis pancasila.
Sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA mata pelajaran Bahasa Inggris tak diajarkan lagi.
" Mata pelajaran Bahasa Inggri s jenjang SMP dan SMA lebih diarahkan untuk percakapan sebagai modal siswa mempelajari sumber ilmu dari luar negeri," terangnya.
Lanjut Ramli, untuk tingkat SMP IGI menyarankan maksimal lima mata pelajaran.
Sementara di SMA, IGI mengusulkan enam mata pelajaran. Ramli mengatakan perlu ada kajian lebih lanjut tingkat mata pelajaran di SMP dan SMA.
"Saya sampaikan pemilihannya jangan sampai menghilangkan mata pelajaran, harus ada penggabungan mata pelajaran
Tapi efektivitasnya tetap diperhitungkan. Jangan sampai ada guru yang kehilangan linearitasnya," ucap dia.
Ramli berujar penyederhanaan mata pelajaran dapat mengurangi kebutuhan guru di daerah terpencil.
Sehingga jumlah guru dapat disebar merata di daerah lain.
"Di daerah-daerah terpencil kebutuhan guru menjadi sangat besar hanya karena kebanyakan mata pelajaran.
Saya kasih contoh (ke Nadiem) ada sekolah di kampung saya di Maros, itu siswanya 35 orang, butuh guru empat belas oranf guru karena sampai hanya 35 siswanya," ucap dia.
Berdasarkan pemaparan tersebut, Ramli mengatakan jika Mendikbud Nadiem Makarim menerima dengan positif masukan dari IDI.
Adapun pihaknya akan melakukan pertemuan lebih lanjut guna membahas wacana tersebut.
(*/tribunbatam.id/elhadif putra)