BATAM TERKINI

SOLUSI 2 Siswa Batam Tolak Hormat Bendera Lagi Dicari, Kepsek SMP 21: Tolong Jangan Terus Diviralkan

Kepala Sekolah SMPN 21 Sagulung Batam, Poniman meminta masalah 2 siswa SMPN 21 Sagulung Batam tidak dibesar-besarkan.

TRIBUNBATAM.ID/BERES LUMBANTOBING
Kepala Sekolah SMP N 21, Sagulung Batam, Poniman 

Solusi 2 Siswa Tolak Hormat Bendera Sedang Dicari, Kepsek SMPN 21 Batam:  Tolong Jangan Terus Diviralkan

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Sekolah SMPN 21 Sagulung Batam, Poniman meminta masalah 2 siswa SMPN 21 Sagulung Batam yang dikeluarkan gegara menolak hormat bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya tidak dibesar-besarkan.

Pasalnya, saat ini, kabar dikeluarkannya 2 siswa SMPN 21 Sagulung Batam viral dan jadi isu nasional yang memancing banyak pihak berkomentar.

Termasuk Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin ikut angkat bicara terkait kabar tersebut dan meminta agar siswa tersebut dibina.

"Mengeluarkan anak itu dari sekolah bukanlah hal yang sulit, sebab anak itu sudah tidak dapat menjalani kewajibannya sebagai anak didik untuk dibina," ujar Poniman, Jumat (29/11/2019).

Namun, menyelesaikan permasalahan bukan hanya sebatas mengeluarkan anak tersebut, banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Misalnya, bagaimana nasib jika anak itu dikeluarkan, bagaimana nantinya diterima teman-temannya juga bagaimana, nantinya pengamalan Pancasila dan tentunya masa depan anak untuk mengecam pendidikan harus kita perhitungkan.

 TERUNGKAP! Ini Opsi Alternatif Selain Drop Out Bagi 2 Siswa di Batam yang Tolak Hormat Bendera

Meski Dinas Pendidikan telah mengeluarkan peringatan tegas melalui rapat bersama Koramil dan Polsek terkait keputusan mengeluarkan siswa tersebut dari sekolah, namun itu bukan hal mudah bagi saya Poniman sebagai Kepala Sekolah. 

"Tadi pagi saya sudah bertemu Pak Walikota, pesan beliau meminta agar diselesaikan dan harus mempertimbangkan masa depan sang anak," terang Poniman.

Dia meminta masyarakat agar jangan terus memviralkan masalah ini.

"Permasalahan ini bahkan sudah menjadi isu nasional, dan framing berita sudah kemana-mana, hingga mengaitkan ke Agama dan keyakinan, jadi tolong jangan sampai seperti itulah," katanya berharap.

Perihal masalah dua anak ini, kita akan tetap proses.

"Terlepas orangtua anak bersikeras harus menyekolahkan anak itu di sekolah yang saya pimpin, saat ini kita lagi meramu apa jalan terbaik sehingga anak itu dapat terus mengenyam pendidikan nantinya," katanya.

Memang standar pendidikan nasional, berdasarkan kurikulum 2013 yang masuk dalam RPP guru jelas mengatur 5 karakter yang harus diamalkan sebagai sikap keterampilan dan sikap religiius yakni agama , nasionalis, gotong royong, integritas dan mandiri.

Namun saat ini kita masih meramu solusi dan mendengarkan pendapat dari beberapa pihak, dua anak itu nantinya kita keluarkan atau kita skorsing dengan batas waktu yang tidak ditentukan hingga orang tuanya membuat surat pernyataan akan mengikuti aturan yang ada. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved