KISRUH TAKSI BATAM

Ini Hasil Pertemuan Sopir Taksi Online dan Taksi Konvensional di Mapolda Kepri

Ketua Forum Peduli Nasib Taksi Kota Batam Ommo mengapresiasi langkah yang dilakukan Dirlantas Polda Kepri untuk meminimalisir konflik taksi di Batam

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ALAMUDIN HAMAPU
Perwakilan sopir Taksi Online dan Konvensional mendatangi Mapolda Kepri, Kamis (5/12/2019). 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Ketua Forum Peduli Nasib Taksi Kota Batam Ommo mengapresiasi langkah yang dilakukan Dirlantas Polda Kepri.

Seperti diketahui, Dirlantas Polda Kepri mengumpulkan perwakilan sopir taksi online dan taksi konvensional untuk meminimalisir konflik diantara kedua belah pihak, Kamis (5/12/2019) di Mapolda Kepri.

"Pertemuannya saya rasa cukup bagus untuk bersilaturahmi," ujar Ommo.

Ia berharap dengan pertemuan seperti itu bisa menciptakan kerukunan di antara kedua belah pihak, taksi online dan taksi konvensional.

"Target kita bagaimana kondisi dan situasi ini bisa aman, yang kita harapkan Batam bisa kondusif," ujar Ommo.

Ia juga mengatakan, bahwa aturan pemerintah adalah menjaga kearifan lokal bisa direalisasikan

"Pemerintah juga sudah mengatakan dalam satu butir yang akan dibuatkan pergubnya adalah kearifan lokal. Dimana sudah kita sepakati bersama dimana titik jemput, sehingga kita tidak ada saling bersinggungan. Dan itu yang harus dipertegas Pemerintah," ujarnya.

Dari pertemuan tersebut, diakuinya belum ada hasil, hanya ajang silaturahmi yang dilakukan Polda Kepri.

"Belum ada keputusan dari hasil pertemuan, cuma silaturahmi saja sehingga kita bisa saling silaturahmi," katanya.

Dalam hal ini Ommo meminta agar Pemerintah Provinsi Kepri, Dinas Perhubungan Kepri bisa tegas dalam menjalankan apa yang sudah ditetapkan sebelumnya.

"Kita berharap Dishub tegas, apa yang sudah dicanangkan dijalankan dengan baik sehingga tidak ada janji tinggal janji. Apalagi dulu kan Pemerintah pernah mengatakan online dan konvensional bisa saling mencari makan, maka kami disuruh berembuk dan itu kearifan lokal yang dibuat Gubernur Nurdin Nasirun hingga muncul kesepakatan red zone yang 47 titik tersebut," ujar Ommo.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum Forum Driver Online (Fordo) Defrizal, berharap agar pemerintah cepat menyosialisasikan aturan Kementerian Perhubungan Nomor 118 kepada semua elemen masyarakat.

"Harapan kami dengan adanya regulasi baru dari Kementerian Perhubungan, kita berharap agar pemerintah secara cepat, dan tegas untuk mensosialisasikan aturan yang ada kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga masyarakat tahu terkait aturan angkutan khusus tersebut," ujarnya.

Ia juga berharap pemerintah mempermudah penerbitan izin bagi pelaku angkutan sewa khusus.

"Kami juga berharap pemerintah membuka jalan sesuai dengan aturan terkait dengan perizinan yang legal terhadap kami pelaku angkutan sewa khusus tersebut, karena Kami juga sudah mempersiapkan syarat-syarat dan kami akan ajukan serentak di bawah organisasi yang sudah resmi," pungkasnya.


PULUHAN Wakil Taksi Online dan Konvensional Datangi Mapolda Kepri

Sebelumnya, perwakilan sopir taksi online dan taksi konvensional mendatangi Mapolda Kepri untuk menjalani mediasi yang difasilitasi oleh Dirlantas Polda Kepri.

Pantauan TRIBUNBATAM.id dalam pertemuan itu hadir ketua organda, perwakilan asosiasi taksi konvensional dan perwakilan taksi online.

Yang memimpin rapat media tersebut ialah Dirlantas Polda Kepri Kombes Pol Mujiono dan dihadiri juga perwakilan dari Dinas Perhubungan Provinsi Kepri yaitu Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan (Dishub) Kepri, Frengki Willinato.


Nyaris Jadi Bulan-bulanan Massa

Beberapa hari sebelumnya, Rizal, sopir taksi online, tidak menyangka nyaris menjadi bulan-bulanan sekelompok orang di Pelabuhan Internasional Batam Center, Selasa (3/12/2019).

Mobil Calya warna merahnya, terpaksa diamankan polisi.

Ia bercerita, Selasa siang ia hendak menjemput keluarganya di pelabuhan itu.

Dan bukan sebagai penumpang berbayar.

Tapi ia begitu kaget bukan kepalang ketika ia dihadang sejumlah orang.

Yang diduga sekelompok orang yang mengatasnamakan diri mereka taksi konvensional.

 Gaya Joker Amankan Ribut Taksi Online dan Pangkalan di Pelabuhan Internasional Batam Centre

"Saya bukan jemput sewa, tapi hanya jemput keluarga yang baru saja tiba. Saya begitu kaget ketika saya dihadang. Salah saya apa ya? Yang punya jalan negara. Apakah harus minta izin setiap lewat?," katanya.

Kendati, alasan Rizal tak digubris sekelompok orang itu.

Mereka tampak memaksa menurunkan Rizal dari atas mobil Calya.

Alasannya, karena mengambil penumpang dari dalam pelabuhan.

Sebelumnya, telah ada perjanjian tak boleh taksi online mengambil penumpang dari dalam.

"Itu hanya alibi saja . Turun saja dia," teriakan massa.

Di tengah kerumunan massa itu, seorang pria yang kerap disapa Tamba kena bogeman mentah.

Tamba ini teman Rizal.

Saat ada kerumunan massa, ia meminta agar Rizal tak dipukuli.

Hanya saja, teriakan yang lain mengatakan Tamba teman Rizal.

Hal ini memantik pemukulan kepada Tamba.

Muka Tamba bagian mata sebelah kanan membiru akibat bogeman mentah.

Tamba akhirnya diamankan polisi ke dalam pos.

Direkam Turis Asing 

Kisruh antara taksi online dan konvensional kembali terjadi di Batam tepatnya di Pelabuhan Internasional Batam Centre, Selasa (3/12/2019).

Ironisnya, kejadian tersebut disaksikan langsung oleh wisatawan asing yang akan kembali ke negara asalnya melalui Pelabuhan Internasional Batam Centre, Batam.

Bahkan, kisruh antara driver taksi online dan taksi pangkalan menjadi tontonan wisatawan asing dan direkam melalui smartphone mereka.

Adu mulut serta baku hantam antar kedua pihak sempat terjadi tepatnya di pintu masuk pelabuhan Batam Center.

Hingga saat ini petugas keamanan pelabuhan batam center dan Kepolisian KKP mekakukan negosiasi antar kedua belah pihak.

Kejadian baku hantam dan kisruh itu, bukan pertama terjadi di Batam karena sebelumnya keduanya ribut di Bandara Hang Nadim Batam

Dijaga Aparat

Sebelumnya, kisruh serupa juga terjadi di Bandara Hang Nadim Batam.

Belasan aparat keamanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara yang berposko di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Jumat (15/11/2019) siang, terlihat ikut siaga di palataran parkir dan selasar bandara. 

Aparat TNI ini kebanyakan adalah anggota provost. Mereka berseragam loreng, dan baret biru tua. 

Aparat TNI berjaga-jaga di sekitar bundaran patung Rajawali, maskot Bandara Hang Nadim Batam. 

 Cegah Serangan Balik Supir Taksi Online, Aparat TNI Baret Biru Siaga di Bandara Hang Nadim Batam

Mereka membackup sekitar 100-an aparat kepolisian dari Polsekta Khusus Bandara Hang Nadim dan aparat dari Polresta Barelang, menyusul aksi kekerasan dan konflik fisik antara kelompok taksi pangkalan (konvensional) dengan sekelompok supir taksi berbasis online.

Hingga pukul 14.20 WIB, atau sekitar 3 jam pasca-aksi persekusi di lahan parkir bandara, aparat dari Polri dan TNI terus siaga.

Para aparat itu adalah personel dari Detasemen TNI AU  di Bandara Hang Nadim Batam.

Keributan antara taksi online dan taksi konvensional kembali terjadi di Bandara Hang Nadim Batam, Jumat (15/112019).
Keributan antara taksi online dan taksi konvensional kembali terjadi di Bandara Hang Nadim Batam, Jumat (15/112019). (TRIBUNBATAM.ID/DIPA NUSANTARA)

HIngga saat ini,  grade detasemen itu masih tipe D, dengan perlengkapan dan personel yang terbatas.

Detasemen TNI AU Bandara Hang Nadim dibawahi langsung Lanud Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang di Pulau Dompak.

TNI AU mendukung dalam kegiatan operasi lepas landas serta pendaratan pesawat udara militer guna keperluan pertahanan udara oleh TNI Angkatan Udara. 

Kerusuhan juga sempat membuat beberapa kendaraan terjebak kemacetan sebelum memasuki akses pintu utama bandara.

Aksi kerusuhan di luar area terminal tak menganggu jadwal penerbagan sipil reguler.

 TERNYATA Jadi Sopir Taksi di London Syaratnya Ribet, Bisa Jadi Lebih Sulit dari Tes CPNS

 Konflik Sejak 2015, Inilah 41 Titik Rawan Perebutan Taksi Online vs Taksi Pangkalan di Batam

Di antara  terminal kedatangan dan keberangkatan, polisi dari mapolsek terus siaga.

Setiap mobil jenis multiporpuse vehecile yang masuk di area bandara, diperiksa oleh kelompok pria berseragam biru. 

Mereka adalah kelompok supir yang merasa dirugikan, karena taksi berbayar berbasis aplikasi online, kerap tak mematuhi kesepakatan titik penjemputan penumpang.

Dari kesepakatan yang diteken Januari 2019 lalu itu, angkutan online bisa mengantar calon penumpang dari luar area bandara ke terminal keberangkatan.

Supir taksi online tak bisa menjemput penumpang yag keluar dari terminal kedatangan.

Mereka hanya bisa menjemput di perempatan lampu merah akses ke bandara JL Hang Nadim, sekitar 2,1 km dari terminal.

(Tribunbatam.id/alamudin/leohalawa/argianto/ichwannurfadillah)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved