BATAM TERKINI

Tiap Minggu Taksi Online vs Konvensional Batam Ribut, 47 Red Zone Harus Dibuat SK Resmi

Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam, Rustam Efendi meminta Dishub Kepri membuat aturan secara resmi terkait titik penjemputan taksi online.

Tribunbatam.id/Argianto DA Nugroho
Kisruh taksi online dan pangkalan di Pelabuhan Internasional Batam Centre 

Tiap Minggu Taksi Online vs Konvensional Batam Ribut, 47 Red Zone Harus Dibuat SK Resmi

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam, Rustam Efendi meminta Dinas Perhubungan Provinsi Kepri membuat aturan secara resmi terkait titik penjemputan taksi online.

"Kalaupun diatur red zonenya (titik penjemputan) buatlah dalam bentuk SK (Surat Keputusan). Ataupun surat edaran sehingga mengikat. Kebijakan permanen lah dibuat. Sehingga tak terjadi lagi kegaduhan tiap minggu," ujar Rustam di kantornya, Rabu (4/12/2019).

Selama ini, kata dia, titik penjemputan tersebut hanya kesepakatan pemerintah, taksi online dan taksi konvensional saja.

Kemudian diedarkan ke khalayak umum melalui media massa.

 Taksi Online dan Konvesional Batam Ribut Terus, Anggota DPRD: Harus Ada Sanksi Hukum



"Ada 47 titik red zone, seperti di pelabuhan dan titik vital lainnya. Memang tidak boleh mengambil penumpang di situ. Berjalan dengan waktu regulasi itu tidak berjalan juga. 

Maka dari itu saya berharap pihak provinsi berikan ketegasan. Yang merasakan permasalahan ini Batam. Kita membutuhkan investasi. Jangan dicemar," papar Rustam.

Diakuinya memang titik penjemputan ini hanya sebagai penenang saja. Tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ada selama ini. 

Hal ini menyangkut belum ada aturan provinsi secara permanen.

"Sudah berapa kali pertemuan tapi belum ada titik temu. Berdasarkan regulasinya memang sudah jelas. Bahwa kalau sudah berizin dimanapun boleh mengambil penumpang.

Namun kami bersama kapolres sudah membuat regulasi menenangkan saja yaitu red zone," katanya.

 Ini Curhatan Sopir Taksi Konvensional, Rezeki Tergerus Kecanggihan Teknologi

Ia menyesalkan kejadian ribut taksi online dan taksi konvensional ini sudah berulang kali terjadi sejak 2017 lalu. Keluarnya aturan khusus dengan dikenal taksi online.

"Pertama kali keluar Permenhub 108 kemudian 2018 akhir keluar lagi perubahan 118. Ini menyangkut wewenangnya ada di tingkat provinsi. 

Untuk Provinsi Kepri, Batam merupakan tempat pangkalan dari taksi itu semua. Baik konvensional ataupun online," katanya.

Rustam mengatakan taksi pangkalan di Batam ini lebih kurang ada 1800. Sedangkan taksi online menurut data ada 3000an. 

Namun demikian regulasinya sudah jelas bahwa yang angkutan taksi online diatur oleh Permen 118 yaitu harus berbadan usaha dan boleh juga perorangan yang penting punya izin Gubernur.

"Sementara dari provinsi 2018 sudah mengeluarkan kuota sebanyak 300. Badan usahanya ada 13 namun sampai sekarang belum ada titik temu juga. Belum ada resminya 300 ini," katanya.

Rustam mengimbau kepada para sopir untuk tetap menjaga kondusivitas Batam. Pasalnya saat ini Batam tengah membangun investasi untuk membangkitkan perekonomian Batam.

"Baru minggu kemarin bandara, semalam pelabuhan. Marilah sama-sama menjaga Kota Batam. Dalam waktu dekat ini sudah sering pertemuan," katanya. 

Turis Asing Rekam Baku Hantam Antar Driver 

Kisruh antara taksi online dan konvensional kembali terjadi di Batam tepatnya di Pelabuhan Internasional Batam Centre, Selasa (3/12/2019).

Ironisnya, kejadian tersebut disaksikan langsung oleh wisatawan asing yang akan kembali ke negara asalnya melalui Pelabuhan Internasional Batam Centre, Batam.

Bahkan, kisruh antara driver taksi online dan taksi pangkalan menjadi tontonan wisatawan asing dan direkam melalui smartphone mereka.

 2 Kejadian Dalam Sehari & Di Lokasi Sama, Sopir Taksi Kena Bogem, Tukang Ojek Kena Tendang




Adu mulut serta baku hantam antar kedua pihak sempat terjadi tepatnya di pintu masuk pelabuhan Batam Center.

Hingga saat ini petugas keamanan pelabuhan Batam Center dan Kepolisian KKP melakukan negosiasi antar kedua belah pihak.

Kejadian baku hantam dan kisruh itu, bukan pertama terjadi di Batam karena sebelumnya keduanya ribut di Bandara Hang Nadim Batam


Rizal Nyaris Jadi Bulan-bulanan Massa

Rizal, sopir taksi online, tidak menyangka nyaris menjadi bulan-bulanan sekelompok orang di Pelabuhan Internasional Batam Center, Selasa (3/12/2019).

Mobil Calya warna merahnya, terpaksa diamankan polisi.

Ia bercerita, Selasa siang ia hendak menjemput keluarganya di pelabuhan itu.

Dan bukan sebagai penumpang berbayar.

Tapi ia begitu kaget bukan kepalang ketika ia dihadang sejumlah orang.

 Taksi Online dan Konvensional Ribut, Jalanan di Depan Pelabuhan Batam Center Macet

Yang diduga sekelompok orang yang mengatasnamakan diri mereka taksi konvensional.

"Saya bukan jemput sewa, tapi hanya jemput keluarga yang baru saja tiba. Saya begitu kaget ketika saya dihadang. Salah saya apa ya? Yang punya jalan negara. Apakah harus minta izin setiap lewat?," katanya.

Kendati, alasan Rizal tak digubris sekelompok orang itu.

Mereka tampak memaksa menurunkan Rizal dari atas mobil Calya.

Alasannya, karena mengambil penumpang dari dalam pelabuhan.

Sebelumnya, telah ada perjanjian tak boleh taksi online mengambil penumpang dari dalam.

 DISAKSIKAN Turis Asing, Begini Kronologi Baku Hantam Sopir Taksi Online dan Kovensional di Batam

"Itu hanya alibi saja . Turun saja dia," teriakan massa.

Di tengah kerumunan massa itu, seorang pria yang kerap disapa Tamba kena bogeman mentah.

Tamba ini teman Rizal.

Saat ada kerumunan massa, ia meminta agar Rizal tak dipukuli.

Hanya saja, teriakan yang lain mengatakan Tamba teman Rizal.

Hal ini memantik pemukulan kepada Tamba.

Muka Tamba bagian mata sebelah kanan membiru akibat bogeman mentah.

Tamba akhirnya diamankan polisi ke dalam pos.


Kronologi Baku Hantam Sopir Taksi Online dan Kovensional di Batam

Kisruh antara taksi online dengan taksi pangkalan di Pelabuhan Batam Center, Selasa (3/12/2019) akhirnya berhasil diredam oleh petugas kepolisian setempat.

Sebelumnya, terjadi baku hantam di antara mereka yang mengakibatkan Tamba, teman Rizal mengalami luka lebam.

Berdasarkan pengakuan dari beberapa driver taksi online kejadian itu bermula akibat ada rekan mereka yang dipersekusi oleh taksi pangkalan.

"Awalnya kawan kami mau jemput keluarganya di pelabuhan, pada saat itu keluarganya sudah menunggu, lalu ia pun menjemputnya. Padahal waktu itu ia bukan menggunakan aplikasi, namun saat tiba di sana ia mala dipersekusi," ujar Sembiring kepada Tribun.

"Kawan kami, Tamba (korban) pun kena pukul, iya sebagai kawan makanya kami pun datang ke sini," ujar Sembiring.

Saat ini Tamba (korban) sedang dibawa ketua ketua komunitas ke kantor Polsek KKP.

Pantauan TRIBUNBATAM.id, jalan raya tersebut dipadati para crew Taksi online.

Mereka memadati jalan raya hingga ke gerbang pelabuhan.

Adu mulut antar kedua pihak masih sedang berlangsung tepatnya di pintu masuk pelabuhan Batam Center.

Hingga saat ini petugas keamanan pelabuhan batam center dan Kepolisian KKP berupaya mekakukan negosiasi antar kedua belah pihak.

"Kami tak akam bubar sebelum pemukul kawan kami diambil, sampai malam pun kami akan tunggu di sini," kata mereka berteriak.


(tribunbatam.id/roma uly sianturi/argianto/leo halawa/bereslumbantobing)
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved