BATAM TERKINI
Waspada, Air di Dam Duriangkang dan Sei Harapan Batam Menyusut, Warga Diminta Hemat Air
Ketinggian air rata-rata 7,5 meter sudah turun menjadi 3 meter di Dam Duriangkang, sedangkan di Sei Harapan, sudah turun jadi 2 meter
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah Badan Pengusahaan (BP) Batam, Binsar Tambunan mengatakan, pihaknya mendapat peringatan dari PT Adhya Tirta Batam (ATB) dan Badan Meterorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terkait kondisi waduk.
Pasalnya dari ketinggian air rata-rata 7,5 meter sudah turun menjadi 3 meter di Dam Duriangkang, sedangkan di Sei Harapan, sudah turun jadi 2 meter.
"Distribusi air 3.300 meter per detik. Walau sekarang musim hujan, namun level permukaan tidak naik seperti musim hujan sebelumnya. Biasa melimpah.
Tahun ini ada turun 2 waduk, sekitar 2,7 meter dan 3 meter," ujar Binsar, Kamis (5/12/2019) di Bida Marketing Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Ia mengimbau agar masyarakat berhemat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari. Jika tak ada pengurangan, maka hal yang akan terjadi distribusi air bersih akan di rationing.
• ATB Klarifikasi Informasi Hoax Rencana Rationing WTP Sei Harapan dan Duriangkang
"Saat ini curah hujan, berkurang. Sisa musim hujan, akan dilakukan untuk menampung. Dihimbau, masyarakat untuk hemat air di Batam," tuturnya.
Di tempat yang sama, Direktur ATB, Paul Bennett menegaskan jika curah hujan turun, maka dampaknya ke waduk. Walaupun awal 2019 ini, hampir semua waduk dikatakan meningkat, sayangnya surut, seiring peningkatan penggunaan air di Batam yang meningkat.
Jika air di Dam Duriangkang mengalami penurunan, dampaknya akan dirasakan 70 persen dari warga Batam. Karena 74 persen dari sana sumber air masyarakat Batam.
Sementara itu, BMKG melalui Kepala Station Metereologi Kelas I Hang Nadim, Batam, I Wayan Mustika, menjelaskan kondisi curah hujan Desember 2019 dan tahun 2020. Diingatkan jika curah hujan Desember tinggi, namun tahun depan, akan turun 5 persen. Disarankan, agar ketersediaan air diperhatikan, karena curah hujan tahun depan lebih sedikit.
"Perubahan normal di Kepri pada Desember dan dampak iklim terlihat. Sehingga sampai 2020, saat penghujan, curah hujan berkurang 5 persen waktunya," ungkap Wayan.
Ia melanjutkan musim kemarau juga diperkirakan bertambah. Walau berkurang, namun saat hujan terjadi, intensitasnya akan tinggi. Sehingga, di tahun 2020, Batam diakui tidak akan mengalami kondisi ekstrem. Jadi tidak akan mengalami banyak hujan tapi tidak kekeringan.
"Saat hujan lebat, menyebabkan waktu curah hujan lebih sempit. Dampaknya pada kekeringan," tuturnya.
Memang, lanjut dia, pada Desember 2019 ini curah hujan diperkirakan cukup tinggi dengan perkiraannya, 300-400 mm. Pantauan dari satelit, di Kepri banyak hujan, walau sementara ini curah hujan tinggi terjadi di Tanjungpinang dan Dabo (Lingga).
"Tapi Januari 2020, curah hujan turun dibanding Desember," jelas dia.
Curah hujan pada Januari nanti, diakui 150 sampai 200 mm. Curah hujan itu kembali akan turun pada Februari 2020. Bahkan dinilai Februari curah hujan sangat minim.
"Kurang 100 mm. Jadi saat Desember dimaksimalkan penampungan air. Ini perlu disampaikan masyarakat, agar berhemat. Sehingga tidak saling menyalahkan," harapnya.