Ditinggal Orangtua dan Sering Jadi Korban Bully, Remaja Putri 15 Tahun Hendak Bunuh Diri

Remaja putri yang belakangan diketahui berinisial 5 ini mencoba bunuh diri di Jembatan Cimanuk, Kecamatan Garut Kota.

Editor: Eko Setiawan
TribunJabar/Facebook Elis Listnawati via Tribunnews
Remaja putri di Garut, Jawa Barat hendak bunuh diri dengan cara melompat dari atas jembatan. 

TRIBUNBATAM.id - Warga berhsil menggagalkan remaja putri yang hendak bunuh.

Seorang remaja putri di Garut, Jawa Barat ditemukan hendak bunuh diri dengan cara melompat dari atas jembatan.

Percobaan bunuh diri remaja putri berusia 15 tahun itu pun berhasil digagalkan oleh warga.

Kejadian tersebut terjadi pada Kamis (5/12/2019) kemarin.

13 Bartender Berlomba Racik Minuman Alkohol di Mixology Kompetisi

Siap-Siap, Listrik Padam Sabtu dan Minggu Ini di Siantan Anambas, Cek Jadwal & Lokasinya

F mengaku kesal lantaran kerap di-bully teman-temannya hingga nekat hendak bunuh diri.

Beruntung saat itu aksinya lebih dulu diketahui warga yang melintas sebelum benar-benar meloncat.

Kejadian ini pun dibenarkan Kapolres Garut, AKBP Dede Yudi Ferdiansyah.

Dede mengatakan bahwa saat itu warga yang menggagalkan aksi bunuh diri, membawa F ke kantor polisi.

"Warga sudah melihat F ini mau lompat dari jembatan. Bisa dicegah sama warga sebelum dia lompat," ucap Dede, Jumat (6/12/2019).

Siap-Siap, Listrik Padam Sabtu dan Minggu Ini di Siantan Anambas, Cek Jadwal & Lokasinya

F yang dibawa ke Polsek Garut Kota ini lantas dimintai keterangan dan diberi nasihat.

Pihak kepolisian pun berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk mencari keluarga F.

Masih dicari keluarganya. Identitasnya juga sudah didata," terangnya.

Kini Dinas Sosial (Dinsos) Garut telah memnitipkan F ke Yayasan Albadriyah, Semarang.

Pengakuan remaja putri, F

F yang hendak bunuh diri di Jembatan Cimanuk sudah satu tahun lebih tinggal di jalanan.

Ia biasa tidur di emper toko atau trotoar.

Anggota Polsek Garut Kota meminta keterangan kepada F (15), remaja putri yang mencoba bunuh diri di Jembatan Cimanuk, Kecamaran Garut Kota, Jumat (6/12/2019).
Anggota Polsek Garut Kota meminta keterangan kepada F (15), remaja putri yang mencoba bunuh diri di Jembatan Cimanuk, Kecamaran Garut Kota, Jumat (6/12/2019). (Tribun Jabar/Firman Wijaksana)

Untuk bisa makan, F menunggu ada yang memberi.

Kedua orang tua F sudah bercerai dan kini tidak ada yang mengurusnya.

Keterangan F kerap berubah-ubah saat ditanya asal usulnya.

Namun F menyebut jika dirinya pernah memilkii rumah di Garut saat kedua orang tuanya belum bercerai.

"Sudah dijual rumahnya sekarang. Jadi enggak punya rumah," ucap F.

F mengatakan bahwa ibunya kini tinggal di Tasikmalaya.

Ditanya Kelanjutan Konsesi Air dengan ATB yang Berakhir 2020, Begini Jawaban BP Batam

Hanya saja F tidak mengetahui alamat tempat tinggal ibunya.

F hanya mengetahui kalau ibunya berada di Tasikmalaya.

Sedangkan sang ayah, kata F, berada di Bandung dan sudah menikah lagi.

F pun tak mengetahui alamat tempat tinggal ayahnya.

"Dulu sempat dibawa ke Bandung. Tapi setahun lalu diturunkan dari bus di Garut," ungkapnya.

Sebelum hendak bunuh diri, F mengaku sempat mendapat perlakukan tak mengenekan dari teman.

F ditendang tanpa alasan yang jelas.

"Lagi duduk tiba-tiba ditendang sama teman. Enggak tahu kenapa sampai ditendang," ujar F di Polsek Garut Kota, Jumat (6/12/2019).

Aksi perundungan kerap diterima F selama hidup di jalanan.

F sudah setahun tinggal di jalan dan bergaul dengan anak-anak jalanan di Garut.

Upaya bunuh diri itu jadi puncak kekesalannya.

"Selama ini dipendam kesalnya. Padahal di anak jalanan itu juga ada perempuan kayak saya tapi dia enggak dibully," ucapnya.

Detik-detik aksi F digagalkan warga

Jani (28), seorang saksi, mengatakan bahwa saat ditemukan, F sudah melewati bibir jembatan dan bersiap melompat ke Sungai Cimanuk.

"Dikiranya cuma lagi lihat-lihat sungai. Eh tahunya mau loncat. Terus ditangkap sama seorang pemuda sebelum keburu loncat," katanya.

Saat dicegah untuk bunuh diri, F sempat meronta-ronta.

Ia bahkan menangis seperti tak ingin diselamatkan.

"Kurang tahu juga kenapa dia ingin lompat. Mungkin lagi ada masalah. Beruntung masih bisa diselamatkan," jelasnya.

Keseharian F selama di jalanan

Selama tinggal di jalanan, F bekerja serabutan untuk mendapatkan uang.

Hal itu ia lakukan bersama anak jalanan lainnya.

"Mereka enggak ngamen, tapi kerja serabutan. Kayak bantu-bantu yang di pasar atau warung. Dapat makan dari bantu-bantu itu," ungkap Kepala Dinas Sosial Garut, Ade Herdanrsyah.

Ade mengaku jika penanganan F bukan kali pertama. Meski sudah ditempatkan ke lokasi yang lebih layak, F malah kembali lagi ke jalanan.

Untuk menangani masalah anjal, Dinsos akan bekerja sama dengan Satpol PP. Pihaknya akan melakukan penertiban anjal yang berada wilayah perkotaan Garut.

"Tapi sulit mereka ini (anjal). Ketika disuruh tinggal di panti, mereka suka kabur. Lebih betah di jalanan," ucapnya.

Meski sulit, Ade mengaku akan mencoba agar semua anjal bisa mendapat tempat yang layak. Jangan sampai keberadaan anjal malah mengganggu masyarakat.

Terkait persoalan F, pihaknya juga masih mencari informasi. Pasalnya keterangan yang diungkapkan F selalu berubah-ubah.

"Ada yang nyebut dia orang Kerkof. Tapi pas ditanya ngakunya dari Cilawu. Kadang-kadang Garut kota juga, pernah juga bilang dari Tasik," katanya.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Pengakuan Anak Hendak Bunuh Diri di Jembatan, Tak Tahu Keberadaan Orang Tua hingga Kerap Dibully, 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved