DPR RI Akan Tanya Menhan Prabowo soal Kontrak Pengadaan Alutsista

Semboyan NKRI harga mati harus diimplementasikan dalam wujud kecintaan kepada produk Alpalhankam dalam negeri Ia menambahkan, industri Alutsista dan A

Editor: Eko Setiawan
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tiba sebelum acara pelantikan presiden dan wakil presiden di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019) 

TRIBUNBATAM.id - Menhan Prabowo Subianto akan ditanyakan terkait pengadaan alat utama persenjataan (Alutsista) oleh DPR RI.

Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin akan bertanya soal kontrak pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang disebutkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bermasalah saat rapat dengar pendapat dengan Prabowo.

"Iya, harus kita tanyakan informasi itu. Ini kan intern pemerintah supaya kami konfirmasi apakah betul bahwa dulu kami menyetujui kontrak-kontrak ini dan sepakat untuk bidang pertahanan ini apa saja? Kontrak itu perlu dipertanyakan," kata TB Hasanuddin setelah mengikuti acara Evaluasi Satu Dekade Transformasi Pertahanan di Indonesia, 2010-2019 di Kampus Paramadina, Palmerah Barat, Jakarta Barat, Senin (16/12/2019). TB Hasanuddin mengaku sudah mendapat informasi sekilas tentang kontrak-kontrak tersebut.

3 Anggota Brimob Tewas Disambar Petir, 5 Orang Luka-luka, Kejadian di Puncak Gunung Ringgit

Namun, pihaknya belum mendapatkan informasi detail dan resmi terkait kontrak apa saja yang dimaksud Prabowo tersebut "Saya mendapatkan informasi ada beberapa kontrak yang nanti harus dilihat, disisir, dan ditinjau ulang. Sampai sekarang Komisi I belum mendapat informasi terkait kontrak-kontrak mana saja yang dimaksud oleh Pak Prabowo," ujar dia. Dia mengatakan, kontrak-kontrak tersebut berada di pihak pemerintah sehingga DPR tidak mengetahui detail kontrak tersebut.

Fakta-fakta Ayah Gorok Leher Anak Kandungnya, Korban Berusia 4 Tahun, Pelaku Mencoba Bunuh Diri

Oleh karena itu, kami diperintahkan melakukan negosiasi kembali oleh Presiden,” katanya seusai bertemu dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Meski demikian, Prabowo tidak menyebutkan kontrak bermasalah yang dimaksudnya. Dia hanya menyebutkan, pendataan dan pengkajian atas kontrak-kontrak alutsista yang dibuat selama ini belum tuntas.

Gubernur Lemhannas Ingatkan Ini ke Prabowo

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Letjen (Purn) Agus Widjojo menuturkan bahwa keterbatasan anggaran pertahanan akan selalu menjadi persoalan yang dihadapi oleh setiap negara, termasuk Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Agus seusai berbicara dalam diskusi bertajuk "Evaluasi Satu Dekade Transformasi Pertahanan di Indonesia 2010-2019" di Kampus Paramadina, Palmerah Barat, Jakarta Barat, Senin (16/12/2019).

"Kita akan selalu dihadapi keterbatasan anggaran, tapi itu tidak hanya di Indonesia, karena negara sebesar Amerika pun semakin dia tahu sumber dayanya besar, semakin besar keinginan yang ingin dicapai," ujar Agus.

TNI Tampilkan Helikopter Apache AH-64 dalam Pameran Alutsista
TNI Tampilkan Helikopter Apache AH-64 dalam Pameran Alutsista (YOUTUBE)

Agus pun mengingatkan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bahwa aspek perencanaan, program, dan anggaran pertahanan selalu berhadapan dengan beberapa hal.

Beberapa hal itu antara lain keinginan, kebutuhan, hingga keterbatasan anggaran itu sendiri. "Ini yang harus dihadapi Menteri Pertahanan dalam bentuk kompetensi dan kepiawaian menyusun perancanaan jangka panjang yang memang didasarkan dan membumi pada kenyataan keterbatasan anggaran," kata dia.

Di sisi lain, Agus mengapresiasi langkah Prabowo yang beberapa waktu belakangan kerap bertemu dengan beberapa Menteri Pertahanan dari negara lain. Menurut dia, hal tersebut merupakan langkah awal yang baik bagi pelaksanaan fungsi diplomasi pertahanan.

"Sehingga, dalam melihat fungsi pertahanan yang berlaku bagi kawasan, bisa bangun platform dan pandangan yang sama sehingga mempermudah kerja sama," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pemerintah akan menaikkan anggaran pertahanan menjadi Rp 131 triliun pada 2020. Sementara berdasarkan buku APBN 2020, anggaran Kementerian Pertahanan akan mencapai Rp 127,4 triliun pada 2020, lebih besar dibandingkan 2019 yang hanya Rp 109,6 triliun.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved