Di ILC Haikal Hassan Mentahkan Mahfud MD, Sahabat Habib Rizieq Shihab Singgung Acara 212
Di ILC TV One tadi malam, Babe Haikal Hassan mentahkan pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD, sahabat Habib Rizieq Shihab ungkap karakter asli
TRIBUNBATAM.id - Indonesia Lawyer Club (ILC) TV One tadi malam, Babe Haikal Hassan mentahkan pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD.
Bahkan Haikal Hassan yang juga sahabat Habib Rizieq Shihab itu menyebut karakter asli Mahfud MD soal kekuasaan.
Presiden ILC TV One Karni Ilyas mengangkat tema Benarkah Tak Ada Pelanggaran HAM di era Jokowi
Menkopolhukam Mahfud MD hadir juga hadir sebagai pemantik.
Ketua PA II 212 Ustadz Haikal Hassan melancarkan kritikan terbuka kepada Mahfud MD terkait pelanggaran HAM di era Jokowi.
Saat diberi kesempatan oleh Karni Ilyas di ILC TV One, Haikal Hassan, langsung memberi tanggapan menohok.
"Lagi-lagi pejabat bikin gaduh, lagi-lagi diangkat di ILC dan semoga ini bisa mencerdaskan kehidupan bangsa.
Adalah cukup malu jika senioritas Pak Mahfud MD dikoreksi oleh juniornya dengan cara yang menohok. Bahkan menurut pendapat kami, watak asli seseorang itu akan muncul ketika memegang kekuasaan," kata Haikal Hassan dalam prolognya.
"Kalau ada Bung Karno pernah bilang Jas Merah jangan sekali-kali lupakan sejarah. Maka Pak Mahfud kita pesankan Jas Metal, jangan sekali-kali lupakan jejajk digital," kata Haikal Hassan.
"Ada sebuah upaya sistematis sekali dalam wacana beliau dan wacana negara yang mengarahkan ini konflik horizontal ini bukan pelanggan HAM seolah-olah negara mau cuci tangan dari kasus itu timbul lagi definisi baru terstrukturlah, sistematisla, meluasnya harus semua daerah," kata Haikal Hassan.
"Kumpulkan semua pengusaha bus di sini dari Aceh sampai Papua yang dilarang. Tidak boleh angkut acara 212. kumpulkan, luas itu. Itu pelanggaran HAM nggak boleh angkut orang. Ukurannya apa? yang jelas masyarakat terframing dari kata-kata Pak Mahfud. Kalau tidak mau diliput, jangan ucapkan kata ambigu seperti itu," lanjutnya.
Dua contoh lain yang baru terjadi di era Jokowi juga diungkap.
:Tewasnya ratusan orang di pemilu kemarin, kita minta divisum. Kenapa mereka serentak meninggal jumlah lebih dari satu pesawat Boeing hampir 700. Visum, kita minta tolong divisum. Kita minta benar nggak tidak ada kejahatan HAM," lanjutnya dengan nada suara yang tinggi.
Juga korban kerusuhan 21 dan 22 Mei itu juga belum jelas penyelesaiannya.
Simak video lengkapnya: