INSPIRASI

Ditolak 6 Perusahaan karena Tunarungu, Andhika Sukses Bangun Kopi Tuli, Target 1000 Cabang di Daerah

Meski sempat ditolak bekerja di perusahaan, Mohammad Andhika Prakoso kini sukses membangun kerajaan bisnisnya bernama Kopi Tuli.

kontan/venny suryanto
Pemilik Kopi Tuli, Mohammad Andhika P 

Hingga saat itu, Andhika tak berhenti mencari ide dan pekerjaan apa yang bisa dirinya lakukan.

Sampai akhirnya, muncul ide untuk bagaimana membuka bisnis kekinian dengan tujuan yang mulia untuk bisa juga memberdayakan orang-orang disabilitas khususnya tuli untuk mudah mendapatkan pekerjaan. 

Saat itu, Andhika memiliki ide bisnis untuk membuka Kopi yang bernama Kopi Tuli

Uniknya Kopi Tuli ini sangat berbeda dari gerai kopi lain pada umumnya.

Gerai ini menjadi salah satu gerai kopi yang pendirinya hingga karyawannya merupakan 100% orang yang tuli atau keterbatasan dalam mendengar. 

“Kita juga tidak menyediakan wifi di gerai kita, karena kita mau pembeli juga bisa berinteraksi dengan karyawan disana,” Tambahnya. 

Andhika saat ini tengah mempekejakan 10 orang tuli yang terbagi atas barista, pelayan dan kasir.

Ia juga bilang, bahwa dirinya tidak akan menerima karyawan yang normal melainkan memang Kopi Tuli ini untuk memberdayakan orang-orang yang memiliki keterbatasan pendengaran. 

Selama masa pendirinya Kopi Tuli ini, Andhika beserta dua rekannya hanya membutuhkan waktu tidak sampai satu tahun untuk mendirikan gerai pertamanya di Depok.

Ketiganya aktif dan semangat untuk membuka bisnis ini dengan mencari tahu bagaimana cara pembuatan kopi, survei kopi-kopi yang enak dan layak hingga berdirilah Kopi Tuli

“Kita buka gerai pertama di Depok itu Mei 2018, dan cabang kedua alhamdullilah sudah buka Jakarta Selatan,” Ujarnya. 

Ia juga bilang Kopi Tuli justru mendatangkan animo dan respon yang baik dari masyarakat. Mereka bisa menjual 100-200 cup per hari dan 200-400 cup di hari libur. 

“Alhamdullilah selalu ramai, antusias dari pembeli juga begitu tinggi untuk ingin belajar bahasa isyarat dan berinteraksi,” Tambahnya. 

Menu-menu yang disajikan juga terbilang unik yakni memiliki 12 menu yang terdiri dari lima non kopi. Menu tersebut antara lain Kosu Koso, Daun Susu, Marmer Hitam, atau Kopi Awan. Harga yang dibanderol mulai dari Rp 19.000 sampai Rp 21.000 per cup. 

Nama menu ini sengaja dirancang dengan nama yang berhubungan dengan alam agar ketika pembeli datang mereka akan penasaran dan bertanya sehingga timbul interaksi dengan para karyawan yang tunarungu.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved