"Kalau Erick melakukan ini terus maka ini Bapak bisa terseret kalau dia juga tersangkut," ucapnya menirukan ilustrasi ancaman terhadap Erick Thohir.
"Sehingga terjadi akumulasi kepentingan di dalam langkah-langkah Erick."
Said Didu melihat akan ada kerjasama oleh para oknum di dalam BUMN dan kolega-kolega oknum tersebut yang berada di luar BUMN untuk menjatuhkan Erick Thohir.
"Yang paling bahaya adalah kalau orang-orang sedang menyatu, antara penikmat dan orang di dalam kekuasaan yang ikut menerima pelayanan dari orang dalam BUMN," jelasnya.
"Orang-orang ini pasti masih ada di sekitar kekuasaan, sehingga siapa tau mereka berkolaborasi dari pada kita yang banyak ini mati, mending Erick yang kita matikan, dalam tanda kutip hilangkan kekuasaannya," tambah Said Didu.
Peran Jokowi menurut Said Didu menjadi penentu nasib akhir dari Erick Thohir, apakah akan bertahan sebagai menteri atau jatuh dari kekuasaannya.
"Di sini dibutuhkan, presiden memihak kemana, kalau seperti dulu Rini Soemarno, apapun salahnya presiden tutup mata," terang Said Didu.
"Sampai DPR tidak memanggil 4 tahun juga tidak masalah, kalau seperti itu mudah-mudahan presiden sudah berubah, sehingga searah dengan apa yang dilakukan Erick Thohir sekarang."
"Kalau presiden tidak searah dengan Erick Thohir maka bisa saja Erick Thohir yang dikorbankan," lanjut Said Didu.
Peneror Tak Takut Tertangkap
Alasan Said Didu yakin peneror masih berasal dari sekitar kekuasaan di dasari oleh perilaku peneror itu sendiri.
Said Didu mengatakan peneror tersebut tidak takut akan tertangkap oleh pihak berwajib meskipun sudah terang-terangan meneror Erick Thohir yang memiliki posisi penting dalam pemerintahan.
"Saya pikir demikian karena ini orang sebagai pejabat, dia punya karpet merah untuk melapor ke lembaga negara yang melakukan itu, berarti ini memang peneror ini merasa aman bahwa ini tidak akan diusut oleh Erick Thohir karena nomor hp dia tahu," papar Said Didu.
"Peneror ini orang yang merasa yakin, kamu lapor juga tidak akan dilayani," tambahnya.
Keberanian oknum peneror melakukan aksi tersebut menurut Said Didu adalah pertanda kondisi Indonesia sedang berada di titik kritis karena peneror orang sekelas menteri bisa leluasa melakukan peneroran.
"Ini menurut saya titik bahaya sekali di negeri ini, karena seorang pejabat tinggi yang melakukan pembersihan di BUMN itu sudah bisa diteror dengan sehat," kata Said Didu.
Menurutnya kelanjutan kasus peneroran Erick Thohir akan menjadi penentu nasib pemerintah Indonesia ke depannya.
"Tapi kalau Pak Erick Thohir lolos dari sini, maka kita punya harapan pemerintah akan bersih ke depan," tuturnya.
"Tapi kalau dia gagal dan teror ini berlanjut berarti kita bisa berasumsi bahwa ada pembiaran teror terhadap pejabat tinggi negara oleh aparat yang mengawasi teror itu terhadap pejabat negara yang melakukan langkah bersih-bersih," lanjut Said Didu.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
Erick Thohir Akui Dapat Teror
Menteri BUMN Erick Thohir mengakui dirinya menerima banyak ancaman dan teror setelah melakukan pencopotan beberapa petinggi BUMN.
Erick Thohir mengatakan ancaman dan teror tersebut adalah hal yang harus dihadapi ketika ingin bersih-bersih BUMN.
DikutipTribunWow.com, mulanya Erick Thohir mengungkapkan rasa syukurnya karena diberi amanat mengemban tugas sebagai Menteri Kabinet Indonesia Maju.
Karena lakukan pencopotan dan perombakan petinggi BUMN, Erick Thohir akui dirinya terima banyak teror melalui pesan singkat dan WhatsApp (youtube OPSI METRO TV)
"Alhamdulillah, bahwa Allah sudah memberikan sesuatu yang luar biasa kepada saya," kata Erick Thohir di kanal YouTube OPSI METRO TV, Senin (16/12/2019).
"Tentu kita harus jaga, ini yang saya juga tidak malu-malu bicara dengan keluarga saya jangan ganggu saya," tambahnya.
Kemudian menanggapi soal teror, Erick Thohir mengatakan memang mau tak mau harus siap menghadapi hal tersebut.