BNPB Prediksi Potensi Bencana 2020, Gunung Api Berstatus Waspada hingga Siaga, Karhutla Menurun
Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menggelar acara Kaleidoskop Bencana 2019 dan Outlook bencana 2020
Sebab di kedua provinsi itu mengalami musim kemarau, yakni pada Februari sampai Maret.
Artinya ada potensi kekeringan dan kebakaran lahan," ujar Dwikorita.
Kemudian, Dwikorita juga mengingatkan masyarakat untuk melakukan persiapan sebelum musim kemarau.
Salah satunya, memaksimalkan kapasitas penampungan air di waduk maupun kolam penampungan.
"Untuk mengingatkan dampak musim kemarau, yang dimulai April, sementara itu curah hujan meningkat pada Januari - Maret, maka diimbau semua pihak untuk memaksimalkan kapasitas waduk, embung, kolam dan sebagainya untuk penyimpanan air," ungkapnya.
Langkah ini disarankan dilakukan pada puncak musim hujan, yakni Februari-Maret.
"Tujuannya untuk cadangan air di musim kemarau nanti, " tambahnya.
Gunung api berstatus waspada hingga siaga
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kasbani, mengatakan ada 21 gunung api di Indonesia yang berstatus waspada hingga siaga.
"Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif. Kemudian, dari situ (dari jumlah tersebut) ada 69 gunung yang dipantau terus menerus dengan menempatkan pos pemantauan. Dari situ (yang dipantau) ada sekitar 21 gunung yang levelnya di atas normal," ujar Kasbani di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/12/2019).
Dia lantas menjelaskan apa yang dimaksud status di atas normal itu.
"Itu artinya waspada (level 2), siaga (level 3), dan awas (level 4).
Akan tetapi saat ini kan yang level 4 tidak ada, " lanjut Kasbani.
Kasbani mencontohkan, Gunung Sinabung dan Gunung Agung, masuk dalam kategori level 3 (siaga).
Sementara itu, Gunung Kerinci, Gunung Merapi, Gunung Krakatau, Gunung Bromo, Gunung Slamet, Gunung Rinjani, Gunung Gamalama masuk kategori level 2 (waspada).
Disinggung tentang kondisi 21 gunung yang dimaksud pada 2020 mendatang, Kasbani memperkirakan masih stabil di kategori waspada hingga siaga.
Dia melanjutkan, seluruh gunung api berstatus waspada hingga siaga terpantau dengan sangat baik.
Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir jika terjadi perubahan aktivitas secara mendadak.
"Jadi tidak perlu ada kekhawatiran, ada perubahan-perubahan aktivitas tentu akan kami evaluasi apakah dia (gunung) ada peningkatan, penurunan ancaman, itu nanti sesuai levelnya dia, dia akan berbeda," ungkap Kasbani.
Salah satu langkah pengawasan secara ketat yang dilakukan PVMBG adalah menambah pemasangan Closed Circuit Television atau CCTV di sejumlah gunung.
Pada Minggu (29/2019), CCTV ditambahkan di puncak Gunung Agung, Bali, pada ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut.
"Pemasangan CCTV ini untuk memantau langsung segala aktivitas permukaan kawah secara terus menerus dan berkelanjutan.
Masyarakat pun bisa ikut memantau kawah Gunung Agung melalui website maupun aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh melalui playstore," ujar Kasbani.
Selain itu, CCTV dan GPS juga dipasang di Gunung Anak Krakatau.
"GPS itu untuk mengetahui deformasi gunung, untuk mengetahui kembang kempisnya gunung, kalau dia itu membengkak kelihatan, kalau membengkak hati-hati," tambah Kasbani. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Potensi Bencana Tahun 2020, 21 Gunung Api di Indonesia Status Siaga dan Waspada, Ada Gunung Sinabung