ANAMBAS TERKINI
Warga Anambas Beralih ke Produk Lebih Murah
Kenaikan tarif cukai rokok per 1 Januari 2020 membuat harga jual rokok tinggi, bahkan ada yang mencapai Rp 30 ribu per bungkusnya
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Sah, harga rokok di seluruh Indonesia resmi naik 35 persen awal Januari 2020. Tentunya hal ini membuat galau para penikmat rokok aktif.
Tak tanggung-tanggung harga rokok perbungkusnya mencapai Rp 30 ribu. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 152/PMK.010/2019, Tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau.
Alhasil, kenaikan harga rokok ini mempengaruhi para penikmat rokok untuk mengurangi porsi rokok yang dikonsumsinya.
Adapun kenaikan harga rokok tersebut berkisar dari Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu di Kepulauan Anambas.
Berikut ini harga rokok bercukai tahun 2020 di Kepulauan Anambas:
1. Surya : Rp 24.000
2. Signature Biru : Rp 18.000
3. 66 Mild : Rp 19.000
4. Pro Mild : Rp 19.000
5. GP : Rp 18.000
6. Avolution : Rp 28.000
7. Sampoerna merah : Rp 25.000
8. Sampoerna kretek : Rp 14.000
9. Marlboro merah : Rp 30.000
10. Marlboro filter : Rp 28.000
11. Esse change : Rp 25.000
12. Lucky strike mild : Rp 17.000
13. Lucky strike merah : Rp 25.000
14. Dunhil : Rp 25.000
15. U-Mild : Rp 22.000
16. Magnum mild : Rp 20.000
17. 234 premium : Rp 22.000
18. Crystal : Rp 16.000
19. Djarum black : Rp 22.000
20. LA : Rp 22.000
21. LA bold : Rp 25.000
22. Djarum super 16 : Rp 23.000
23. Djarum super 12 : Rp 18.000
24. Rexo : Rp 17.000
25. Chife : Rp 11.000.
Rokok Mahal, Penikmat Rokok di Anambas Beralih ke Harga Paling Murah
Naiknya harga rokok awal Januari 2020 membuat distributor rokok di Kabupaten Kepulauan Anambas mengalami penurunan produk.
Rokok yang dijual perslop itu biasanya dibeli oleh pedagang warung kecil untuk dijual kembali.
Sementara untuk harga ecerannya, mereka tidak menentukan.
Kembali kepada pemilik warung.
Naiknya harga rokok diakui Sonson, pemilik toko Johnson, di jalan Hang Tuah, Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan, membuat beberapa jenis rokok tidak laku alias para pembeli rokok beralih ke rokok yang paling murah.
"Kita selain jual perslop ada juga jual eceran. Cuma yang banyak beli warung-warung kecil untuk dijual lagi ya perslop. Kalau naik memang sudah sejak Desember kemarin.
Kita juga nggak bisa apa-apa karena kita beli dari Tanjungpinang, ya sesuai dengan harga itu," tutur Sonson, pada Kamis (2/1/2020).
• 12 Kali Nikah,12 Bekas Suami Wanita Ini Terpuruk Usai Malam Pertama, Ada Fakta Lain di Baliknya
• Isdianto Ajak Masyarakat Kepri Bersyukur dan Tetap Jaga Kebersamaan di Tahun 2020
Ia mengaku ada beberapa jenis rokok yang awalnya digandrungi pembeli malah tidak ada peminat dan beralih ke rokok lain.
"Kayak Marlboro itu kan harganya mahal ya sekitar Rp 30 ribuan. Nah karena memang harganya tinggi orang beralih ke Sampoerna. Kita juga jual perslop paling cuma untung Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribuan saja," ungkapnya.
Selain Sampoerna, beberapa jenis rokok yang kini menjadi pilihan pembeli karena naiknya harga rokok yakni Dunhil dan u-mild.
Seorang perokok aktif Nurdin mengatakan, tidak ada masalah dengan naiknya harga rokok.
Ia mengaku dalam sehari ia bisa menghabiskan 2 bungkus rokok saat duduk di warung kopi.
"Saya juga sudah tahu kalau rokok mau naik, cuma kalau saat ini mau ngurangin porsi rokok bagi saya sih belum bisa. Alternatif lainnya paling saya ganti rokok, cari yang murah saja, nikmatin saja dulu selagi ada uang dan rokok kebeli, ya saya nggak masalah," ucapnya.
Pembeli Rokok Masih Stabil
Seorang karyawan mengatakan, kenaikan harga rokok sudah terjadi sejak seminggu lalu.
"Sudah naik seminggu yang lalu kak. Ya awalnya pembeli ada yang kaget, cuma kita jelasin dari sananya sudah naik. Ya kan bukan di sini saja, malahan se Indonesia naiknya," ujar karyawan di warung Amco, Andi kepada tribunbatam.id, pada Kamis (2/1/2020).
• Himelaya dan Jajaran Polres Kepulauan Anambas Gelar Aksi Bersih Pantai di Awal Tahun Baru
• Cerita 3 Oknum Pendekar Aniaya Anggota TNI hingga Babak Belur, Kini Menyesal & Ungkap Soal Ini
"Yang paling mahal itu Marlboro merah. Harganya dari Rp 28 ribu sekarang naik jadi Rp 30 ribu. Kalau yang drastis itu rokok Magnum. Tadinya Rp 20 ribu sekarang malah naik jadi Rp 25 ribu," jelasnya.
Meski harga rokok naik, menurut Andi, hingga saat ini para pembeli yang datang ke warungnya masih seperti biasa. Tidak terlihat menurun setelah kenaikan rokok diterapkan.
Sementara itu, semua rokok yang dijual di warung Amco merupakan rokok yang terdaftar di Bea Cukai. Tidak ada rokok non cukai.
"Kalau rokok di sini bercukai semua kak. Karena kan sering razia juga, jadi kita memang kalau jual ngga mau yang tanpa cukai," bebernya.
Untuk rokok sendiri, pihaknya memperoleh dari distributor yang ada di Tarempa.
(tribunbatam.id/rahma tika)