Penyidik Bakamla Ungkap Modus Arang Bakau, Coba Kelabui Petugas Mainkan Keterangan Harga Jual

Tiga kontainer arang bakau sebelumnya diamankan tim gabungan Satgassus Trisula Bakamla RI, KLHK dan Disperindag Kota Batam tujuan Singapura dan Cina.

|
Penulis: Eko Setiawan | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.ID/BERES LUMBANTOBING
Badan Kemanan Laut (Bakamla) RI mengagagalkan pengiriman 75 ton arang dapur di perairan perbatasan Batam-Singapura, Rabu (25/12/2019) lalu. 

Sekretaris Utama (Sestama) Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, Laksamana Muda, S Irawan mengatakan bahwa 3 unit gerobak kontainer yang bermuatan Arang itu berhasil diamankan pihaknya di perairan Batam.

"Tiga unit kontainer bermuatan arang bakau diamankan tim gabungan Satgassus Trisula Bakamla RI, KLHK dan Disperindag dari kapal tugboat SM XVII beserta Tongkang Best Link-1818 berhasil diamankan," ujarnya.

Kata Irawan, kapal tugboat itu saat tengah berlayar dari Batam hendak menuju Singapura, dan dari kemudian dibawa ke China.

Tiga kontainer berisi arang itu diamankan karena diduga tanpa dokumen yang jelas atau ilegal.

Bahkan Irawan membeberkan bahwa pengiriman barang Arang bakau dari Batam diperkirakan mencapai 1.000 ton dalam satu bulan.

"Memang sebenarnya nilai Arang Bakau tidak terlalu besar, namun dampaknya itu, sebab pembuatan arang merupakan dari hutan pohon bakau. Coba bayangkan jika hutan Bakau Mangrove kita ditebang terus menerus, apa dampak yang akan kita rasakan?," sebutnya.

Pembuatan arang itu akan membahayakan alam di Batam.

"Imbasnya terhadap lingkungan kita akan terjadi abrasi, dan kehidupan biota laut kita juga akan terancam," jelasnya.

Apalagi belum lama ini, Presiden melalui Kementerian Lingkungan Hidup sudah menjadikan Batam sebagai kawasan konservasi mangrove.

"Kalau ini dibiarkan habis mangrove kita," katanya.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved