Penemuan Lubang Api 'Neraka' Bikin Heboh di Surabaya, SImak Penjelasan Lengkap Pakar Geologi

Sebuah video penemuan lubang api'neraka' diunggah di media sosial Instagram dan viral.

nt
FOTO Ilustrasi Kawah Derweze yang dijuluki "Pintu Neraka" berada di Gurun Karakum, Turkmenistan, menjadi obyek wisata yang setiap tahunnya dikunjungi ribuan turis dari berbagai negara 

#Penemuan Lubang Api 'Neraka' Bikin Heboh di Surabaya, SImak Penjelasan Lengkap Pakar Geologi

TRIBUNBATAM.id - Sebuah video diunggah di media sosial Instagram dan viral.

Video itu memperlihatkan dua lubang di tanah di sekitar Depo Lokomotif Surabaya.

Dari video itu terlihat, dua lubang itu bisa membakar benda kering yang dimasukkan ke dalamnya.

Fenomena ini direkam oleh sejumlah pria berseragam diduga petugas PTKereta Api Indonesia.

Kayu yang tidak dilumuri minyak atau bahan bakar apa pun itu terbakar dengan sendirinya.

Seorang pria yang merekam video itu menyebut lubang ini sebagai "lubang neraka".

Jika kayu itu diambil, maka lubang itu seperti lubang biasa yang ada di permukaan tanah.

Pada video itu ada keterangan peristiwa itu terjadi di Kota Surabaya, 4 Januari 2020.

Mengonfirmasi peristiwa yang ada di video itu, Kompas.com menghubungi Pakar Geologi asal Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Dr.Ir. Amien Widodo, M.Si.

Ia menyebutkan faktor yang mungkin saja melatarbelakangi fenomenatersebut.

"Berdasarkan yang pernah terjadi di beberapa tempat di Jatim, maka fenomena itu bisa disebabkan oleh ada kabel yang konslet di bawahnya.

Tempat tersebut bekas pembuangan batubara dan atau sampah organik, ada sumber gas alam di daerah tersebut," kata Amien saat dihubungi, Senin (6/1/2020) siang.

Meski dapat mengeluarkan api, menurut dia, tidak membahayakan bagi masyarakat yang ada di sekitar lokasi.

"Tidak berbahaya," jawabnya singkat.

Penemuan lubang api di Surabaya
Penemuan lubang api di Surabaya (Twitter.com)

Sementara itu, dikutip dari Surya Malang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya telah mengambil sampel tanah dari lokasi yang ada di Stasiun Depo Lokomotif Sidotopo, Minggu (5/1/2020).

Sampel itu diambil untuk mengetahui jenis tanah yang ada.

Hasilnya akan diketahui melalui uji laboratorium sehingga bisa menindaklanjutinya.

"Pengambilan sampel tanah di tiga titik," kata Kepala Seksi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup, DLH Kota Surabaya, Ulfiani Ekasari.

Hingga berita ini ditayangkan, Senin (6/1/2020), DLH Kota Surabaya belum mengungkapkan dugaan sementara terkait fenomena lubang api itu.

Mereka masih menunggu hasil uji laboratorium.

"Tidak berani menduga, tapi yang jelas bukan dari grounding listrik," kata Ulfi.

Salah seorang warga di sekitar lokasi itu menyebutkan, lokasi lubang api tersebut dulunya merupakan tempat penimbunan batu bara pada masa pendudukan Belanda.

Lubang yang ditemukan di sekitar Dipo Kereta Api Surabaya bisa membakar dan mengeluarkan api
Lubang yang ditemukan di sekitar Dipo Kereta Api Surabaya bisa membakar dan mengeluarkan api . (Twitter)

Humas Daop 8 PT KAI, Suprapto membenarkan adanya lubang yang mengeluarkan asap di sekitar Stasiun Depo Lokomotif Sidotopo.

"Tadi siang, kami dapat laporan dari petugas keamanan yang sedang berpatroli, bahwa ada lahan di lapangan dekat Stasiun Sidotopo, tanahnya hanya mengeluarkan asap," kata Suprapto kepada suryamalang.com, Sabtu (4/1/2020).

Lokasi itu pun telah diamankan dengan tali pembatas dan dijaga agar tidak didekati oleh orang-orang yang melintas.

Ia menegaskan, lokasi lubang itu jauh dari jalur kereta api dan keramaian masyarakat, sehingga tidak akan mengganggu. (*)

Lobang Misterius di Sulawesi

Beberapa waktu lalu viral sebuah video fenomena kemunculan lubang raksasa di Sulawesi.

Persitiwa itu dibagikan dalam sebuah postingan yang dibagikan akun Instagram @makassar_iinfo.

Dalam video itu memperlihatkan sebuah lubang besar di tanah.

Tak hanya itu, tampak lubang besar itu pun seolah menghisap bebatuan dan air pada permukaannya.

Sayangnya belum diketahui penyebab munculnya lubang besar yang terjadi di Maros Sulawesi Selatan itu.

Sampai berita ini diturunkan, sementara belum ada penjelasan dari pihak terkait mengenai fenomena langka ini.

Hanya, santer video fenomena ini tersebar di media sosial, membuat warganet heboh dan berburu komentar.

@akunsiapainioiiii, "Blackholee."

@femi_daniellaaaa, "Wormzone."

@febyrustiani, "Yang rekam kok gak takut ya? Sapatau tbtb longsor."

Adapula seorang warganet yang mengatakan bahwa fenomena tersebut dinamakan singkhole.

@hrts.s, "singkhole!."

Fenomena singkhole

Dilansir tribunjabar.id dari kompas.com, fenomena munculnya lubang runtuhan itu memang ada yang disebut sebagai singkhole.

Singkhole merupakan sebuah fenomena depresi alami.

Depresi alami itu memunculkan lubang dalam topografi permukaan akibat hilangnya lapisan tanah atau bantalan batuan.

Umumnya fenomena itu terjadi juga akibat adanya aliran air di bawah tanah.

Dijelaskan bahwa singkhole berbentuk bulatan dengan ukuran diameter dan kedalaman yang variatif.

 

Adapun pembentukan lubang runtuhan itu bisa terjadi berangsur-angsur bahkan secara mendadak dan berbeda-beda.

Sebenarnya fenomena ini kerap di temukan di berbagai tempat di dunia.

Dikutip dari indocropcircles, singkhole juga bisa berbahaya apabila kemunculannya tiba-tiba.

Dalam beberapa kasus, air tanah mengisi saluran gua-gua bawha tanah karena kekeringan.

Sinkhole fenomena
Sinkhole fenomena ()

Peristiwa serupa

Lubang Besar Muncul di Area Persawahan di Sukabumi

Rupanya fenomena serupa munculnya lubang besar juga pernah terjadi di Sukabumi.

Lubang berukuran besar yang muncul di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ( Jabar), pada Minggu, (28/4/2019), semakin meluas.

Dinding tanah terus menerus terjadi longsor.
"Awalnya diameternya hanya 16 meter, sekarang sudah sekitar 30 meter karena terus terjadi longsor pada dinding lubang itu," kata Ketua RW 02 Deni Rahayu Hamzah di Sukabumi, Minggu (28/4/2019).

Amblesnya lokasi sawah yang membuat lubang besar di Kampung Legoknyenang, Desa Sukamaju, Kabupaten Sukabumi, sudah diberi garis polisi oleh muspika setempat.
Amblesnya lokasi sawah yang membuat lubang besar di Kampung Legoknyenang, Desa Sukamaju, Kabupaten Sukabumi, sudah diberi garis polisi oleh muspika setempat. (Istimewa)

Lubang yang berada di RT 05, RW 02, Kampung Legoknyenang, Desa Sukamaju tersebut saat ini sudah diberi garis polisi agar warga tidak mendekat ke lokasi.

Bahkan getaran pun masih terasa sehingga warga khawatir lubang itu meluas hingga ke permukiman warga.

Lubang tersebut dikhawatirkan akan membuat terputusnya jalan penghubung yang jaraknya dari lubang itu sekitar 10 meter.

Munculnya lubang tersebut juga membuat aliran listrik menjadi padam, sehingga rumah sekitar 80 kepala keluarga saat ini tidak bisa dialiri listrik dikarenakan tiangnya ikut amblas yang mengakibatkan beberapa kabel terputus.

 

Penjelasan ahli Geologi

Ahli Geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Imam A Sadisun mengatakan, analisis sementara tentang lubang sedalam 12 meter itu akibat adanya 'piping erosion' atau erosi buluh.

Pada umumnya, piping erosion diawali oleh adanya mata air pada lereng. Lantaran sebagian material tanah pada lereng tersebut ada yang sifatnya relatif lepas, erosi buluh kemudian terbentuk.

"Pada awalnya terbentuk saluran seperti lubang pipa. Saluran tersebut lama-lama bisa membesar dan membentuk semacam gua," ujarnya saat dihubungi Tribun Jabar, melalui sambungan telepon, Minggu.

Selanjutnya, retakan tanah dalam jangka waktu lama akan kian membesar membentuk gua-gua di dalam tanah.

Pada akhirnya sebagian atap gua yang ada, tak cukup kuat menahan beban tanah di bagian atasnya sehingga terbentuknya lubang yang cukup besar.

"Proses ini bisa terjadi pada lapisan-lapisan endapan produk letusan gunung api atau endapan vulkanik. Sebagian di antaranya cukup sensitif terbentuk erosi piping oleh aliran air tanah," kata Imam.

Menurutnya, sepanjang jalur lubang pipa atau gua di bawah permukaan, harus diwaspadai oleh penduduk sekitar. Karena bisa jadi terjadi runtuhan lain di sepanjang jalur lubang tersebut.

"Pasti berbahaya seperti halnya longsoran. Kalau ada infrastruktur di atasnya atau kena pondasi bangunan bisa hilang," ujarnya.

Bagi warga yang berada dekat sekitar lubang besar itu, Imam mengimbau agar berhati-hati.

Mengingat posisi lereng dan tanahnya yang tak stabil.

"Masih cukup berbahaya dekat dari situ ada rumah. Harus waspada, bisa diikuti longsor," katanya.

Soal analisis pasti lubang besar di Sukabumi itu, ucap Imam, harus melalui observasi lapangan sesuai titik koordinat oleh para ahli geologi.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Viral Penemuan Lubang Api 'Neraka' di Surabaya, Begini Penjelasan Pakar Geologi

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved