KARIMUN HARI INI

Satreskrim Polres Karimun Panggil 8 Orang Pihak Perusahaan Selidiki Laka Kerja Tewasnya Maryono

Pemanggilan 8 orang pihak perusahaan untuk menyelidiki laka kerja di perusahaan tambang granit hingga seorang pekerja teknik mesin Maryono tewas.

tribunbatam.id/elhadifputra
Pemakaman Maryono, korban laka kerja sebuah perusahaan tambang granit di TPU Guntung Punak, Kelurarahan Darussalam, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun, Sabtu (4/1/2020). 

TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Karimun memanggil delapan orang PT Pasific Granitama, sebuah perusahaan tambang granit di Desa Pangke, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri. 

Pemanggilan dilakukan dalam rangka penyelidikan terkait meninggalnya Maryono, seorang pekerja yang mengalami kecelakaan kerja (laka kerja) di perusahaan tersebut. 

Pekerja teknik itu meninggal dunia Sabtu (4/1/2020) pagi karena tergilas mesin konveyor

"Hari ini agendanya seperti itu. Beberap saksi di lokasi sebelumnya sudah kami minta keterangannya," ujar Kasat Reskrim Polres Karimun, AKP Herie Pramono, Selasa (7/1/2020).

Herie mengatakan, delapan saksi yang dimintai keterangan berasal dari barbagai bidang atau posisi di perusahaan tersebut. 

Pihaknyan belum bisa menyimpulkan terkait peristiwa tersebut. Saat ini, penyidik masih fokus pada pemeriksaan sejumlah saksi. 

"Ada bagian pengawasan, tim medis, tim evakuasi, kepala teknik dan Direktur perusahaan," terangnya.

Herie menyampaikan pihaknya masih dapat memberikan kesimpulan terkait kecelakaan kerja di perusahaan sektor tambang granit itu.

Polisi Periksa 4 Orang Saksi

Dugaan kecelakaan kerja (laka kerja) yang dialami Maryono, pekerja PT Pasific Granitama, sebuah perusahaan tambang granit di Desa Pangke, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri pada Sabtu (4/1/2020) masih diselidiki pihak kepolisian.

Sehari setelah kejadian, polisi memeriksa empat orang pekerja yang berada di lokasi saat kecelakaan terjadi.

Kasat Reskrim Polres Karimun, AKP Herie Pramono yang dikonfirmasi melalui sambungan seluler mengatakan, pihaknya juga telah membatasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan garis polisi.

Sebelum tergilas roda mesin konveyor, pekerja lain sempat melihat kondisi pria 41 tahun itu tidak stabil.

Hal ini terungkap dari hasil keterangan rekan-rekan Maryono kepada polisi.

Kasat Reskrim Polres Karimun, AKP Herie Pramono mengatakan para saksi melihat korban Maryono berdiri di dekat konveyor dengan kondisi yang tidak stabil.

"Dari keterangan saksi Arya, korban berada di konveyor. Saksi Arya melihat korban tidak stabil berdirinya. Dia lalu mematikan mesin dan melihat korban sudah terjepit di konveyor," ungkap Herie.

Kondisi korban diakui Herie cukup parah. Kondisi badan korban terpisah.

Para pekerja mengevakuasi korban dengan cara memotong karet konveyor. Ia lalu dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Karimun.

"Korban meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Kami masih lanjut penyelidikan," tambah Herie.

Dikenal Baik dan Sering Salat di Masjid

Kepergian Maryono meninggalkan kesan mendalam di lingkungan tempat ia tinggal. 

Pria 41 tahun yang tinggal di Guntung Punak, Kelurahan Darussalam, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri dikenal sebagai sosok yang baik.

Pria yang bekerja sebagai teknisi di PT Pasific Granitama itu meninggal dunia dalam kecelakaan kerja (laka kerja) Sabtu (4/1/2020).

Bukan hanya keluarga dan kerabat saja, namun rasa kehilangan juga dirasakan oleh tetangga serta warga di sekitar tempat tinggal Maryono.
Petugas Rumah Sakit Bukit Timah (RSBT), Karimun, membawa jenazah Maryono, korban kecelakaan kerja (laka kerja) sebuah perusahaan tambang granit ke ambulans.
Petugas Rumah Sakit Bukit Timah (RSBT), Karimun, membawa jenazah Maryono, korban kecelakaan kerja (laka kerja) sebuah perusahaan tambang granit ke ambulans. (tribunbatam.id/elhadifputra)

Seorang warga Guntung Punak, Aguslan mengatakan, Maryono dikenal sebagai pribdi yang aktif di lingkungan tempat tinggalnya.

"Semalam saya masih ketemu waktu salat Magrib. Almarhum sering salat jemaah di Masjid," katamya.

Aguslan turut berduka terhadap meninggalnya Maryono.

Maryono diketahui meninggalkan seorang istri dan satu orang anak.

"Almarhum masih punya anak kecil yang masih SD," ucapnya.

Isak tangis tampak dari istri Maryono di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Guntung Punak, Sabtu (4/1/2020) sore.

Istri Maryono Tak Kuasa Menahan Tangis

Air mata terlihat membasahi pipi wanita berjilbab hijau itu. Ia terduduk lemas di samping kuburan ketika jenazah suaminya dimakamkan.

Bahkan sewaktu dibawa menuju pemakaman, istri Maryono ingin tetap berada di samping jasad suaminya. Tampak beberapa anggota keluarga berusaha menenangkannya.

Tidak hanya istri Maryono, anggota keluarga dan kerabat pria 41 tahun itu tak kuasa menahan tangis mereka selama prosesi pemakaman.
Petugas Rumah Sakit Bukit Timah (RSBT), Karimun, membawa jenazah Maryono, korban kecelakaan kerja (laka kerja) sebuah perusahaan tambang granit ke ambulans.
Petugas Rumah Sakit Bukit Timah (RSBT), Karimun, membawa jenazah Maryono, korban kecelakaan kerja (laka kerja) sebuah perusahaan tambang granit ke ambulans. (tribunbatam.id/elhadifputra)

Maryono merupakan pekerja PT Pasific Granitama, sebuah perusahaan tambang granit di Desa Pangke, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri. 

Bagian teknik perusahaan itu mengalami kecelakaan kerja (laka kerja) tergilas roda mesin konveyor, Sabtu (4/1/2020). 

Sebelum dimakamkan, jenazah Maryono terlebih dahulu disalatkan di Masjid Baiturrohman, Guntung Punak, Kelurahan Darussalam, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). 

"Korban bekerja di bagian teknisi elektrik," kata seorang pekerja.(tribunbatam.id/elhadifputra)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved