Di Depan Jokowi dan Pengusaha, Ustad Das’ad Ingatkan Jangan Hianati Istri
Potongan video ini direkam Raja Sapta Oktohari (RSO), mantan Ketua BPP HIPMI (2011-2015).
“Bahkan presiden sekalipun, menteri sekalipun tak ada nilainya kalau melalikan keluarga, terutama kepada ibu bapak yang telah melahirkan kalian.”
Dia melanjutkan, “orang bertanya, kenapa Pak Jokowi bisa dua periode (menjabat presiden)? Itu karena doa ibunya. Makanya, jangan abaikan doa.”
Menurut dia, doa itu adalah unsur yang tak bisa dikalkulasi. “Doa itu adalah keberuntungan. Kecerdasan bisa dikalahkan oleh orang yang beruntung. Nah, untuk dapat keberuntungan, marilah kita selalu berdoa kepada Allah.”
Di awal ceramahnya, Das’ad mengungkapkan para pengusaha lebh mudah masuk sorga.
“Kami muballig sangat susah masuk sorga. Para pengusaha muda, lebih gampang.
Kenapa?
“Kami kalau mau pengajian, proposal dibawa ke pengusaha. Kami mau bikin pesantren yang dicari bukan penghafal Quran, tapi pengusaha. Kami mau bikin tabligh akbar, yang dicari bukan Pak imam tapi pengusaha.”
Dia melanjutkan, “Nah itu itu kalau pengusaha dermawan. Kalau pelit, tak ada yang senang. Bahkan orang pelit sekalipun, tak senang sama orang pelit.”
Tawa di ballroom hotel bintang lima itu, kembali berderai.
“Mau menang pilpres, pilkada, tapi pelit, tak bakal jadi. Jadilah pengusaha yang dermawan. Demi Allah, tak ada pengusaha yang bangkrut karena dermawan. Itulah sebabnya Rasulullah mengingatkan “ Khairunnas, anfaahum linnas (sebaik-baiknya manusia, mereka yang bermanfaat bagi manusia lainnya). Ini termasuk yang bermanfaat kepada indonesia, yang bermanfaat kepada orang sekeliling.”
Ustad Das’ad menutup ceramahnya dengan menyampaikan pantun, yang juga menyindir para suami yang ingin berpoligami.
“Lebak Batang, padi jerami. Padi dipanen di pagi hari
Niat hati berpoligami, apa daya takut istri.”
Burung kenari terbang tinggi - Mencari makan di pagi hari
Bukan kami takut istri, cuma istri lebih berani.”
Tawa pun kembali berderai.
Sebelum turun dari panggung, sang ustad memperkenalkan diri.
“Bapak presiden yang saya muliakan. Saya memperkenalkan diri. Nama saya Dr Das’ad Latif, Sos, SAg, msi, Phd
dosen di Unhas, fakultas ilmu sosial politik. Saya tak berharap dapat penunjukan langsung proyek. Saya cuma berharap bisa ceramah di kantornya bapak.”