HUMAN INTEREST
Direktur BUBU Hang Nadim Batam Suwarso : Kita Perlu Bangun Terminal 2
Lika-liku menjadi Direktur bandara sudah dihadapi ia sejak menjabat, dari mengembangkan bandara hingga maraknya masuk barang haram seperti narkoba.
Direktur BUBU Hang Nadim Batam Suwarso : Kita Perlu Bangun Terminal 2
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Suwarso kembali dipercaya menjadi Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Batam oleh Kepala BP Batam yang baru, HM Rudi, jabatan yang sudah diembannya sejak tahun 2018.
Lika-liku menjadi Direktur bandara sudah dihadapi ia sejak menjabat, dari mengembangkan bandara hingga maraknya masuk barang haram seperti narkoba dan lainnya.
Di sisi lain, Bandara Hang Nadim terus berbenah untuk menjadi salah hub penting di Asia Tenggara serta maintanence atau perawatan pesawat.
Seperti apa pengembangannya?
Berikut petikan wawancara wartawan TRIBUNBATAM.id Alamudin Hamapu dengan Direktur BUBU Hang Nadim Suwarso di Kantor BP Batam pada Jumat (17/1/2020):
Anda sekarang dipercayakan dua jabatan sebagai Direktur BUBU Hang Nadim, serta Kepala Teknologi dan Informasi. Bagaimana mengatur waktu Anda?
Untuk sementara, ada dua posisi yang satu berkegiatan di bandara dan di kantor BP Batam. Sambil menunggu pelantikan satu General Manager Bandara Hang Nadim saya tetap bolak-balik BP Batam. Tetapi jika sudah ada penunjukan GM Bandara Hang Nadim, maka saya mungkin akan lebih banyak di daerah Batam Center, namun hanya untuk pengawasan saja. Soalnya, baik itu di teknologi informasi dan komunikasi serta bandar Udara Hang Nadim, nantinya akan dijalankan oleh masing-masing GM, baik itu GM teknologi dan informasi dan GM bandara Hang Nadim.
Bagaimana kondisi Bandara Hang Nadim saat ini?
Kita di wajibkan terus mengadakan perbaikan dan pembaruan, kita juga di minta memenuhi beberapa target yang di tetapkan oleh BP Batam. Alhamdulillah peningkatan ini terus membaik, terutama sisi pelayanan, di samping kita juga mencari pemasukan.
Apa saja yang dibenahi?
Fokus pertama kita kemarin adalah pelayanan. Di samping itu kita juga melakukan pelebaran Apron (parkir ) pesawat. Kita juga lakukan pelebaran apron kargo. Nantinya kargo akan kita pindahkan. Kemudian pembangunan dan penambahan parallel taxiway untuk mempermudah pesawat melakukan pergerakan di bandara.
Pendapatan bandara sendiri bagaimana?
Alhamdulillah semua menunjukkan peningkatan dengan ditopang berbagai faktor
Anda ditunjuk kembali menjadi Direktur Bubu Hang Nadim, apa langkah strategis ke depannya?
Kita akan tetap fokus peningkatan pelayanan dan terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, khususnya terkait peningkatan kunjungan manusia, barang dan lainnya. Kita juga terus mengupayakan kedatangan dan keberangkatan pesawat dari luar negeri.
Alhamdulillah pada tahun 2020 ini Batik Air sudah melakukan penerbangan dari kota Shenzhen, China menuju Batam, pulang-pergi seminggu tiga kali. Hal seperti ini akan kita upayakan terus dan berkordinasi dengan unit terkait di luar Batam seperti kementerian perhubungan, kementrian luar negeri dan dengan agent travel. Kita juga akan berupaya meningkatkan dan mengimbangi dengan fasilitas yang ada.
Apa masalah yang Anda hadapi selama menjadi Direktur BUBU Hang Nadim?
Seperti kita ketahui bandara udara termasuk bandara udara yang sudah lama beroperasi. Bandara Hang Nadim itu mulai beroperasi pada tahun 1985 hingga sekarang, dan kita juga hanya melakukan perbaikan di beberapa titik saja. Proyeksi BP Batam ke depan adalah membangun terminal 2 yang lebih maju sehingga kualitas pelayanan yang lebih bagus sehingga Bandara Hang Nadim bisa sejajar dengan bandara internasional yang lain.
Hang Nadim jadi satu Bandara yang kerap menjadi perlintasan barang haram seperti barkoba dan barang ilegal lainnya?
Bandara Hang Nadim Batam memiliki posisi di daerah perdagangan bebas (FTZ) sehingga hal ini memang rentan terjadi. Karena itu, kita terus bekerjasama dan berkordinasi dengan berbagai instansi. Mulai dari Ditjen Bea dan Cukai, TNI dan Polri yang bertugas melakukan pengawasan barang barang yang berbahaya tadi di Bandara. Hal ini untuk meminimalisir keluar masuknya barang-barang ilegal melalui Hang Nadim.
Frekuensinya bagaimana?
Kalau kita lihat ke belakang, selama tahun 2018, penggagalan transit narkoba terbesar adalah di Bandara Hang Nadim. Totalnya sebanyak 36 kilogram sabu. Jumlahnya meningkat dari 2017, sekitar 26 kilo sabu dan untuk 2019 agak menurun karena kita semakin ketat melakukan pengawasan dan penangkapan. (*)