WASPADA VIRUS CORONA
Pemkab Bintan Pastikan Dua Turis asal Wuhan Cina Negatif Virus Corona
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bintan, Wan Rudi Iskandar menyakini, 2 orang wisman asal Kota Wuhan China yang diperiksa negatif Virus Corona.
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, BINTAN - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bintan, Wan Rudi Iskandar menyakini kalau temuan dua orang wisman asal Kota Wuhan China yang diperiksa oleh tim medis RSUD Bintan di Kijang, Kecamatan Bintan Timur dipastikan negatif terhadap virus Corona.
Ia mengatakan, sistem pengecekan terhadap wisman untuk memastikan tidak membawa virus ke Indonesia, sudah dilakukan secara maksimal antara Dinas Kesehatan Bintan maupun Provinsi Kepri termasuk juga pihak karantina.
Sejumlah alat seperti thermo scanner juga dipasang disejumlah lokasi pintu masuk agar bisa mendeteksi sedini mungkin masuknya virus tersebut melalui suhu badan.
"Nah jika ada kecurigaan dan thermo scanner berbunyi wisman itu akan segera ditangani tenaga medis yang bertugas langsung dalam memastikan tidak sedang mengidap penyakit akibat virus,"terangnya.
Wan Rudi juga menyakini kalau virus corona belum menjangkit ke Indonesia.
Untuk angka kasus virus corona paling banyak terdapat di Provinsi Wuhan China.
"Nah karena itu saya berharap kepada semua pihak untuk bersama melaporkan setiap hal yang mencurigakan agar setiap penanganan cepat dilakukan,"tutupnya.
Kasus pertama di Singapura
Singapura mengumumkan kasus pertama virus corona di negara itu, Kamis (23/1/2020) malam.
Dalam jumpa pers yang dilansir media lokal Singapura, Departemen Kesehatan Singapura (MOH) menyebutkan, penderita virus corona itu pria berusia 66 tahun asal Wuhan, China, yang berlibur ke Singapura.
Seperti dilansir TribunBatam.id dari Channel News Asia, pria yang terpapar virus corona tersebut saat ini berada dalam isolasi di Singapore General Hospital (SGH) dan dalam kondisi stabil.
Hingga saat ini, wabah virus corona ini terus meluas dengan cepat di China dan hingga Kamis sudah menewaskan 17 orang dan sudah 632 orang dipastikan terinveksi.
Hal ini membuat pemerintah China menghentikan seluruh perayaan Tahun Baru Imlek.
Sejumlah kasus juga mulai muncul di berbagai negara, yakni Thailand (4), Macau (2), Vietnam (2), Hong Kong (2), serta Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Singapura, dan Amerika Serikat, masing-masing satu kasus, demikian dilaporkan South China Morning Post.
Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan, pasien itu berlibur ke Singapura bersama keluarganya pada 20 Januari, terbang dari Guangzhou melalui penerbangan maskapai China Southern Flight CZ351.
Penderita di Singapura dilaporkan mengalami sakit tenggorokan saat dalam penerbangan tetapi tidak mengalami demam. Pria itu menderita demam pada hari berikutnya dan mulai batuk dan radang tenggorokan.
Ketika dia pergi ke SGH, Rabu, dia segera diisolasi, didiagnosis menderita pneumonia (radang paru). Ia kemudian diidentifikasi ke Kementerian Kesehatan, sekitar pukul 10 malam dan dinyatakan positif terkena virus 2019-nCoV itu, Kamis sore, pukul 18.00 waktu setempat (19.00 WIB)
MOH mengatakan, pihaknya akan mengidentifikasi sekitar 30 penumpang pesawat yang berada satu penerbangan dengan pria tersebut, terutama yang duduk dua baris di depan dan dua baris di belakangnya.
Sembilan satu rombongan telah diidentifikasi, termasuk putranya yang berusia 37 tahun dan masuk dalam tiga orang yang dicurigai sebelumnya. Sedangkan delapan lainnya telah meninggalkan Singapura.
Pihak berwenang akan menghubungi negara China untuk mengidentifikasi mereka.
The Straits Times menyebutkan, rombongan pria ini tinggal di Hotel Shangri-La’s di daerah wisata Pulau Sentosa.
Pemerintah meminta agar masyarakat negara singa itu tidak panik karena pasien itu dipastikan tidak akan mengancam kesehatan publik.
MOH juga menyampaikan bahwa seorang perempuan berumur 53 tahun dari China juga dicurigai terpapar melalui tes awal. Saat ini, wanita tersebut sedang menjalani tes lanjutan untuk memperkuat asumsi mereka.
Menurut MOH, sejauh ini ada 28 orang yang dicurigai terjangkiti mulai dari bayi berusia satu tahun hingga manula umur 78 tahun.
Sebanyak tujuh orang yang sebelumnya dicurigai terinfeksi virus tersebut telah dinyatakan negatif.
Pemeriksaan Diperluas

Pejabat kementerian, Associate Professor Vernon Lee menerangkan seluruh langkah akan diambil untuk mencegah virus corona menyebar lebih luas. Dipastikan belum ada warga yang tinggal di Singapura tertular virus berbahaya ini.
Singapura telah mengambil langkah pencegahan, salah satunya dengan memperketat pemeriksaan di bandara. Pemeriksaan temperatur tubuh di Bandara Internasional Changi dilakukan untuk melihat apakah ada yang demam, batuk, hingga kesulitan bernapas.
Mulai Jumat hari ini, pemeriksaan akan diperluas di pelabuhan dan perbatasan darat Singapura-Malaysia.
Pemerintah Singapura juga mengeluarkan anjuran agar warga Singapura tidak mengunjungi Wuhan. Pemerintah juga meminta warga menghindari mengonsumsi daging mentah dan setengah masak.
Diperkirakan, akan lebih banyak lagi potensi warga yang terkena virus corona di Singapura karena tingginya intensitas penerbangan antara Singapura dan China. Ditambah lagi dengan dekatnya liburan Tahun Baru Imlek.
Langkah sigap yang diambil Singapura tidak mengejutkan mengingat Singapura masih trauma dengan mewabahnya SARS (Sindrom Pernapasan Akut Parah), pada Februari 2003. Virus mematikan itu menginfeksi 238 orang, di mana 33 meninggal.
Singapura butuh tiga bulan untuk menghentikan penyebaran virus yang berasal dari China daratan itu. Ekonomi Singapura terguncang dan kunjungan wisatawan anjlok akibat SARS.
Virus corona menjadi perhatian karena mirip SARS Sampai saat ini, China masih belum bisa mengonfirmasi dengan pasti dari mana asal virus corona tersebut.
Namun muncul dugaan bahwa virus ini berasal dari makanan mentah yang dijual di pasar basah di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Sejumlah pasar di kota itu kini ditutup.
Otoritas China menyatakan, virus ini dapat bermutasi dan menyebar. Belum ada vaksin yang dapat digunakan untuk menangani yang terinfeksi.