Di Tangan Yanti, Limbah Cangkang Gonggong Punya Nilai Ekonomi Tinggi, Berawal dari Rasa Prihatin
Prihatin dengan limbah Gonggong yang berserakan di tepi Pantai Tanjung Piayu, 19 tahun lalu, Yanti mengubah limbah menjadi barang bernilai ekonomi.
Bahkan Yanti kerap bekerja sama dengan mahasiswa untuk memberikan pelatihan di berbagai tempat.
• 6 Kuliner yang Wajib Dicoba Saat Wisata ke Tanjungpinang, Ada Gonggong hingga Kue Batang Buruk
• Gedung Gonggong Mulai Prihatin, Atap Bocor dan Rembesan Air Masuk ke Dalam
"Mereka setelah datang ke sini dapat ilmu pun jadi senang, karena bisa tahu kalai limbah pun bisa jadi sesuatu," katanya.
Selain itu, ketika mendapat pesanan dalam jumlah banyak Yanti pun melibatkan ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya.
Dia sengaja melibatkan ibu-ibu rumah tangga untuk bisa memberikan sesuatu kembali ke lingkungan tempat dia tinggal.
"Saya melibatkan ibu-ibu yang punya kemauan untuk menambah pemasukan keluarganya," sambung Yanti.
Yanti membimbing ibu-ibu rumah tangga di lingkungan untuk bisa berkreasi dengan apa pun.
"Saya ajak mereka kumpul satu bulan sekali, kita saling berbagi cerita kemudian kita bersama-sama mencarikan solusi. Jadi bukan hanya berkreasi Gonggong, karena kan tidak semua ibu-ibu ini suka dengan yang saya buat," tukas Yanti.
Yanti mendorong ibu rumah tangga untuk bisa berkreasi dengan hobi nya masing-masing, dia membantu mencarikan ide dan solusi bagi ibu-ibu tersebut.
"Nanti kita carikan solusinya, dia punya apa, bisa apa. Mau dia hobinya memasak, mau buat kue, jadi bebas apa saja asal mereka mau berbuat," lanjut Yanti.
Ibu dari tiga anak ini pun sempat dipercaya oleh pemerintah untuk ikut membantu dalam berbagai pameran, bahka Yanti sempat menjadi bagian dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Batam.
Dengan itu lah Yanti sempat mengunjungi beberapa negara dan mengelilingi berbagai daerah di Indonesia untuk mengikuti berbagai pameran.(TribunBatam.id/Ardananasution)