Di Tangan Yanti, Limbah Cangkang Gonggong Punya Nilai Ekonomi Tinggi, Berawal dari Rasa Prihatin
Prihatin dengan limbah Gonggong yang berserakan di tepi Pantai Tanjung Piayu, 19 tahun lalu, Yanti mengubah limbah menjadi barang bernilai ekonomi.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kreatifitas yang bernilai ekonomi. Ini yang ditekuni Syanti Lelono Wati. Prihatin dengan limbah Gonggong yang berserakan di tepi Pantai Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam 19 tahun lalu, ia mengubah limbah menjadi berbagai kreasi bernilai ekonomi.
Membangun Rumah Keong di tahun 2010, Yanti pun tidak sungkan berbagi ilmu membuat kerajinan tangan ke pengunjung yang datang. Tidak hanya warga, pejabat , anak kuliah, hingga pelajar datang ke rumahnya.
Gonggong merupakan sejenis keong laut salah satu makanan khas di Kota Batam dan Kepulauan Riau.
Yanti yang memang mempunyai hobi berkreasi semenjak kecil ini pun berpikir bahwa limbah cangkang Gonggong ini bisa memiliki nilai jual apabila di kreasikan ke berbagai bentuk.
"Saya melihat cangkang Gonggong yang banyak di Batam dan sekitar Kepulauan Riau ini menginspirasi saya, lalu saya berpikir kalau kita bisa mengkreasikannya menjadi sesuatu yang bernilai," tuturnya saat ditemui TribunBatam.id, Sabtu (25/1/2020).
Dari situ dia mulai mengkreasikan cangkang Gonggong menjadi berbagai bentuk.
Beragam kreasi Yanti dari limbah cangkang Gonggong ini bisa ditemukan di Rumah Keong ini. Mulai dari yang kecil seperti gantungan kunci dan setangkai bunga, sampai berbentuk seperti pohon.
• Air Laut Surut, Pengunjung Pantai Kampung Melayu Ramai-Ramai Cari Gonggong
• 10.746 Berkas e-KTP Menumpuk di Sei Beduk dan Batuaji, Tunggu Blangko Dari Pusat
"Semua bentuk bisa saya kreasikan menggunakan cangkang ini, tergantung pemesan mau nya apa, saya akan buatkan," ujar Yanti.
Usahanya lantas banyak dikenali, melalui kreasi nya pembeli dari berbagai kalangan dan berasal dari berbagai daerah pun memburu hasil karyanya.
"Banyak yang datang dari mana-mana, mudah-mudahan sejauh ini orang suka datang ke sini dari ibu-ibu pejabat, turis, dan anak sekolah itu datang ke sini," ucapnya.
Bakat kreasi Yanti ini pun tak lantas dia simpan sendiri, sering kali anak sekolah dan kuliah datang ke tempatnya untuk datang dan belajar berkreasi.
Selain itu pun terkadang dia meladeni rombongan pelancong yang sengaja datang untuk melihat dan belajar mengkreasikan cangkang Gonggong.
"Saya pun ingin bagaimana agar Rumah Keong ini dapat beregenerasi, ada anak sekolah, smp, sma, sampai kuliah datang ke sini untuk belajar, saya suka kalau ada generasi muda yang mau berkreasi," kata Yanti.
Sehari-hari Yanti pun sering kedatangan siswa yang ingin belajar membuat kreasi dari nya, dengan itu dia pun mengajarkan ilmu sederhana kepada anak-anak sekolah tersebut.
"Seperti ini ada anak SMP yang datang mau bikin sendiri bunga, saya biasanya jual satu tangkai bunga 10 ribu rupiah tapi kalau anak sekolah mau belajar, saya kasih mereka beli bahan baku saja tujuh ribu nanti saya ajarin buat nya seperti apa," ungkap Yanti.
Bahkan Yanti kerap bekerja sama dengan mahasiswa untuk memberikan pelatihan di berbagai tempat.
• 6 Kuliner yang Wajib Dicoba Saat Wisata ke Tanjungpinang, Ada Gonggong hingga Kue Batang Buruk
• Gedung Gonggong Mulai Prihatin, Atap Bocor dan Rembesan Air Masuk ke Dalam
"Mereka setelah datang ke sini dapat ilmu pun jadi senang, karena bisa tahu kalai limbah pun bisa jadi sesuatu," katanya.
Selain itu, ketika mendapat pesanan dalam jumlah banyak Yanti pun melibatkan ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya.
Dia sengaja melibatkan ibu-ibu rumah tangga untuk bisa memberikan sesuatu kembali ke lingkungan tempat dia tinggal.
"Saya melibatkan ibu-ibu yang punya kemauan untuk menambah pemasukan keluarganya," sambung Yanti.
Yanti membimbing ibu-ibu rumah tangga di lingkungan untuk bisa berkreasi dengan apa pun.
"Saya ajak mereka kumpul satu bulan sekali, kita saling berbagi cerita kemudian kita bersama-sama mencarikan solusi. Jadi bukan hanya berkreasi Gonggong, karena kan tidak semua ibu-ibu ini suka dengan yang saya buat," tukas Yanti.
Yanti mendorong ibu rumah tangga untuk bisa berkreasi dengan hobi nya masing-masing, dia membantu mencarikan ide dan solusi bagi ibu-ibu tersebut.
"Nanti kita carikan solusinya, dia punya apa, bisa apa. Mau dia hobinya memasak, mau buat kue, jadi bebas apa saja asal mereka mau berbuat," lanjut Yanti.
Ibu dari tiga anak ini pun sempat dipercaya oleh pemerintah untuk ikut membantu dalam berbagai pameran, bahka Yanti sempat menjadi bagian dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Batam.
Dengan itu lah Yanti sempat mengunjungi beberapa negara dan mengelilingi berbagai daerah di Indonesia untuk mengikuti berbagai pameran.(TribunBatam.id/Ardananasution)