Ngaku Punya 7 Anak, Roy Suryo Sebut Petinggi Sunda Empire Berbohong, Faktanya Jomblo Tulen

Pakar telematika Roy Suryo membongkar silsilah keluarga dari petinggi Sunda Empire, Rangga Sasana.

YouTube KompasTV / Xinhua via South China Morning Post
(Kiri) Petinggi Sunda Empire, Ki Ageng Rangga Sasana (Kanan) gambar DF-26, rudal balistik jarak menengah yang bisa dipasangi hulu ledak nuklir milik China 

#Ngaku Punya 7 Anak, Roy Suryo Anggap Petinggi Sunda Empire Jomblo Tulen

TRIBUNBATAM.id -  Pakar telematika Roy Suryo membongkar silsilah keluarga dari petinggi Sunda Empire, Rangga Sasana.

Baru-baru ini, anak buah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono SBY itu resmi melaporkan keberadaan Sunda Empire kepada Polda Metro Jaya.

Laporan Roy terdaftar dengan LP/350/I/Yan.2.5./2020/SPKT/PMJ/24 Januari 2020.

 

Politikus Partai Demokrat itu mengatakan, petinggi Sunda Empire Rangga Sasana bahkan pernah mengaku keturunan raja Prabu Siliwangi.

Aksi Rangga itu dilakukannya dengan mengklaim gelar yang dinobatkan kepada keluarganya berasal langsung dari sang raja.

Lebih lagi, diungkapkan Roy bahwa Rangga Sasana sejatinya masih bujang.

Itu ketahuan dengan adanya data yang menyebut calon istri Rangga beranak 7.

"Seolah-olah keturunan Prabu Siliwangi. Nama ayah dan ibunya ditambah- tambahin. Gelar calon istrinya pun sudah ditulis memiliki 7 anak. Padahal nikah saja belum," ungka Roy.

Sebelumnya, unggahan video tentang Sunda Empire sempat beredar di jejaring media sosial pada Kamis (16/1) malam.

 

Salah satu video yang tersebar, berisi tentang sejumlah orang yang mengenakan atribut seperti militer lengkap dengan topi baret.

Salah satu dari mereka ada yang berorasi tentang masa pemerintahan negara-negara yang akan berakhir pada 2020.

Facebook Sunda Empire

Ultimatum Sunda Empire

Petinggi Sunda Empire, Renny Khairani Miller meminta pemerintah Indonesia segera mendaftar ulang ke Pusat Sunda Empire di Bandung.

Renny Khairani yang menyebut dirinya sebagai Gubernur Jenderal Pasifik Empire itu mengatakan, akan ada sanksi yang diberikan bagi Indonesia apabila tidak mendaftar ulang.

Alasannya, pemerintahan dunia akan berakhir pada 15 Agustus 2020.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved