BATAM TERKINI
Tinggal Tunggu Waktu Lapak Diratakan Tanah, Roisyah: Jangan Telantarkan Kami, Mau Mati Rasanya!
Setelah 20 tahun tinggal di Simpang Barelang, Batam, kini Roisyah (58) resah karena lapak jualan tempatnya mengais rezeki bakal segera digusur.
Tinggal Menunggu Waktu Lapak Jualan Diratakan Tanah, Roisyah : Jangan Telantarkan Kami, Mau Mati Rasanya!
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Setelah 20 tahun tinggal di Simpang Barelang, Batam, kini Roisyah (58) mulai resah karena lapak jualan tempatnya mengais rezeki bakal segera diratakan tanah oleh Pemko Batam.
Tampak tak kuasa menahan air mata menetes, wanita yang kini menjadi janda tersebut hanya bisa berharap belas kasih dari pemerintah menyusul rencana penggusuran di Simpang Barelang.
Ia meminta agar pemerintah tak menelantarkan dia dan warga lainnya yang sudah lama tinggal di sana.
"Janganlah kami ditelantarkan, kami bukan tidak mau digusur. Tapi berikanlah kami tempat tinggal yang layak. Kami sudah lama tinggal di sini," kata Roisyah, Selasa (28/1/2020).
"Kalau sudah didata seperti ini, dan direncanakan akan digusur. Kita sangat sedih tidak tahu mau buat apa. Mau mati rasanya," kata Roisyah.
Dengan suara bergetar Roisyah menceritakan awal pertama dirinya tinggal di Simpang Barelang tahun 1997. Saat itu jalan masih tanah dan baru satu jalur.
"Dulu tempat tinggal saya ini jauh dari jalan. Tapi tahun 2002, pemerintah membangun jalur dua ke arah Batuaji. Jadi kita sangat senang rumah kita tambah dekat ke pinggir jalan," kata Roisyah.
Ia mengatakan semenjak rumahnya dekat dengan pinggir jalan, dirinya berusaha membuka usaha kecil-kecilan.
• Lutut Roidah Gemetar & Lemas Lihat Puluhan Satpol PP Datangi Lapak di Simpang Barelang Batam
• DIKIRA Bakal Digusur, Pedagang Simpang Barelang Batam Kaget hingga Sempat Kemasi Barang
"Sekarang sudah maju, usaha kecil kecilan tidak bisa lagi. Jadi kita jualan dipasar kaget saja," kata Roisyah.
Melihat tim dari Satpol PP, melakukan pendataan Roisyah mengatakan sangat sedih karena akan digusur.
Sambil berusaha menutupi kesedihannya, Roisyah mengatakan di umurnya yang sudah tidak muda, dia tidak sanggup lagi mencari pekerjaan.
"Sudah tidak sanggup cari kerja. Ini rumah kita mau digusur juga. Mau mati rasanya kalau sudah seperti ini,"katanya sambil menahan kesedihannya.
Dengan suara lirih Roisyah berharap kepada pemerintah Kota Batam, agar tidak menyengsarakan mereka.
"Di tempat kami ini ada banyak janda yang tinggal. Jadi jangan kami disengsarakan, kepada siapa lagi kami harus mengadu," kata Roisyah.
Dia juga berharap pemerintah bisa mendegar apa yang menjadi keluahan mereka.
"Umur kita tidak lama lagi, kalau kami digusur kami mau kemana lagi," kata Roisyah. (Tribunbatam.id/Ian Sitanggang)