CEGAH VIRUS CORONA MASUK BATAM
Ada Warga Batam Diduga Positif Virus Corona, Tenaga Medis Mulai Pakai Seragam Hazmat
Kepala Dinas Kesehatan Batam, Didi Kusmarjadi mengungkapkan, hasil tes darah terhadap pasien yang diduga mengidap virus corona akan diketahui Senin.
"Belum ada laporan warga lokal yang terkena," sambungnya.
Semua kasus pun menurut Gede telah ditampung oleh National Centre for Infectious Diseases (NCID).
Sementara itu, penyebaran Virus Corona sendiri di Batam turut mendapat sorotan. Sebab, Batam berada dekat dengan negara yang terkenal dengan patung singanya ini.
Terbaru, warga pun mulai ketakutan. Terbukti dengan habisnya stok masker di beberapa apotek dan warung waralaba.
"Diborong karena takut Virus Corona," ucap salah satu petugas apotek.
Kenaikan jumlah korban
Jumlah korban virus corona menunjukkan kenaikan tajam dari hari ke hari.
Hingga saat ini, Kamis (29/1/2019), jumlah pasien sudah menembus 6.057 orang dan korban tewas mencapai 132 orang.
Itu artinya, jumlah korban virus corona bertambah hampir 1.500 orang dalam sehari, karena Rabu lalu, seperti dilansir arcgis.com, jumlah penderita 4.682 orang.
Namun data real time dari South China Morning Post, jumlah penderita mencapai 6151 orang.
Begitu juga korban tewas juga naik rata-rata 25 orang per hari dan saat ini dilaporkan 132 jiwa.
• Antisipasi Virus Corona, Satlantas Polres Bintan Bagikan 700 Masker di Pelabuhan Tanjung Uban
• Sempat Banjir Besar, Warga Takut Tembok Pembatas Pollux Habibie Batam Roboh Lagi
• VIDEO - Penerbangan Shenzen China ke Batam Dihentikan
Sehari sebelumnya, korban tewas tercatat 107 orang. Jumlah ini juga naik 25 jiwa dari Selasa lalu.
Peningkatan tajam ini membuat China kembali menjadikan rumah sakit yang dibangun selama wabah Sars 2002-03 sebagai pusat karantina.
Laporan terbaru, Kamis (29/1/2019), Rusia juga mengerahkan ahli vaksin mereka untuk bergabung dengan para ahli dari China dan Amerika Serikat untuk segera membuat vaksin.
Rumah Sakit Xiaotangshan, di pinggiran utara Beijing, digunakan pada tahun 2003 untuk mengkarantina pasien SARS, kemudian dikonversi menjadi sanatorium pada tahun 2012.
Pekerja konstruksi dan medis telah ditempatkan di sana selama beberapa hari terakhir, menurut sebuah laporan oleh portal berita Jiemian News, mengutip beberapa sumber.