Terapkan Sistem Cabut Undi Tentukan Kios Pedagang Pasar Tanjung Batu, Perusda: Jangan Disewakan

Sistem cabut undi diterapkan untuk penempatan tempat berjualan pedagang di pasar Kelurahan Tanjung Batu, Pulau Kundur.

tribunbatam/rachta yahya
Lokasi pasar yang direvitalisasi Disperindag Karimun. Sistem cabut undi diterapkan untuk menentukan lokasi kios pedagang di Pasar Tanjung Baut, Kundur, Karimun. Foto ilustrasi. 

Janji pemerintah Kabupaten Karimun merehabilitas pasar tradisional di Tanjung Batu Kota Kecamatan Kundur hingga kini belum terealisasi. Pedangan ikan dan sayur mengharapkan percepatan rehabiltas pasar ini, Kamis (03/02). Pasar tradisional ini sudah sangat layak diperbaiki dikarenak berumur sudah 20 tahu dan sangat tua.

Ketua Ikatan pedagangan pasar ikan (Ikapsi) Wahid mengatakan, Wakil Bupati Karimun pernah mengatakan akan membangun, merehabilitas pasar tradisional ini. Namun hingga kini belum ada realisasinya.

"Pasar ini juga sudah berumur hampir 20 tahun, selain itu kondisi pasar juga sudah sangat layak untuk diganti. Karena kayu dan tiag pasar ini sudah ada yang mulai patah. Ini sangat berbahaya bagi keselamtan padangan dan juga pembeli," kata Wahid.

Wahid menambahkan, setiap saat pasar ini akan roboh. Karena tiang kayu yang dibawah sudah rapuh. Selain itu tiang ini sudah tidak cukup menampung beban bangunan pasar.

Wahid menuturkan, pasar ini masih bertahan karena dilindungi dan dikeliling sejumlah ruko yang ada. Namun jika ruko ini tidak ada, kemungkinan besar disaat angin kuat pasar ini akan roboh diterjang angin.

"Dahulu Wakil Bupati pernah berjanji akan membangun pasar tradisional ini kembali. Pasar ini katanya akan dibangun dua lantai. Lantai pertama untuk pedagang ikan dan daging sedangkan sedangkan lantai atas untuk pedagang pakaian. Saya tidak mengetehui kenapa hingga kini belum ada yang memperhatikan pasar tradisional ini," tutur Wahid.

Wahid mengungkapkan, padahal pasar tradisional Tanjung Batu ini berada di tengah-tengah Kota Kundur. Selain itu pedangan juga sangat mengharapkan agar pasar ini cepat direhab kembali. Agar pedagan bisa berjualan dengan nyaman selain itu masyarakat yang membeli bisa juga terasa nyaman. Jika kondisi seperti ini semua pihak akan takut datang ke pasar termasuk pedangan sendiri.

Wahid mengungkapkan lagi, pasar ini saat dipagi hari sangat pedat, hal ini wajar karena berada di tengah-tengah kota. Selain itu pasar tradisional ini merupakan satu-satunya pasar yang ada di Tanjung Batu.

"Namun saya heran Perusda di Kundur ini. Padahal pasar in milik Perusahaan Daerah (Perusda). Pihak Perusda Kundur sendiri datang melihat ke pasar ini saja tidak pernah, apalagi bertanya tentang kondisi pasar yang sudah rapuh. Pimpinan perusda Kundur sama sekali terlihat datang kepasar," ungkap Wahid.

Wahid mengungkapkan, pihak Perusda jarang sekali meninjau kawasan pasar tradisional satu-satunya di Tanjung Batu Kota. Pedangan mengharapkan sekali agar pihak Perusda bisa datang meninjau lokasi kondis pasar saat ini.

"Sekitar 200 orang pedangan baik pedangang ikan mapun pedangan sayur yang berdagang di pasar ini," kata Wahid.(TribunBatam.id/ElhadifPutra)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved