Demi Memahami Karakter Pemain Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Serius Mempelajari Agama Islam
Belum sebulan menjadi pelatih, berbagai upaya pun dilakukan Shin Tae-yong demi memahami karakter pemain Timnas Indonesia.
"Saya juga menemukan kompromi di mana ada yang mengatakan ibadah itu bisa dilakukan pada waktu tertentu. Saya melakukannya dengan baik tanpa rasa tidak nyaman dalam latihan," pungkasnya.
Hormati Ramadan
Sejak sebelum berangkat ke Indonesia, Shin Tae-yong memang telah mempersiapkan apa saja yang harus dipelajarinya.
Pelatih berusia 50 tahun itu sadar betul, Indonesia adalah negara dengan budaya Islam yang sangat kuat.
Shin Tae-yong tahu, sebentar lagi ada periode puasa Ramadan, yang datang di tengah-tengah kompetisi.
"Saya menghormati agama, dan yang terpenting saya harus belajar tentang kebugaran fisik di sana," imbuh Shin Tae-yong sebagaimana dilansir BolaSport.com beberapa waktu lalu.
Puasa Ramadan diperkirakan jatuh pada 24 April 2020.
Pada saat itu, para pemain Timnas Indonesia baru memulai periode awal kompetisi Liga 1 2020.
Shin Tae-yong akan mencari formula terbaik bagi para pemain Timnas Indonesia yang beribadah puasa Ramadan, tetapi tetap bisa sehat bugar.
• Pulang Antar Pacar, Rizal Ditembak Oknum Brimob di Asrama Polisi, Warga Pilih Bungkam
• Oknum Dokter Cabul di Tanjungpinang Divonis 5 Tahun 1 Bulan, Kakak Korban Ngaku Puas, Biar Jera
Kalah Terus
Sementara itu Timnas U-19 Indonesia babak belur dalam laga uji coba di Thailand, namun Menpora Zainudin Amali membela Manajer Pelatih Shin Tae-yong.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menuturkan salah satu cara Shin Tae-yong dalam membentuk Timnas Indonesia U-19.
Menurut Menpora, Shi Tae-yong punya cara sendiri dalam memahami pemain.
Hal itu pun sekaligus mematahkan gambaran Shin Tae-yong yang berasal dari Korea Selatan yang identik dengan cara berlatih keras.
“Dia bilang anak-anak masih muda masih sering dipuji. Bayangan kita sebelumnya dia keras, tapi ngobrol langsung berbeda Dia sangat humanis. Dia sampai bilang anak-anak usia segini masih butuh pujian, berarti kan dia sudah memahami dari segi psikologi anak-anak,” kata Menpora.