VIDEO - Dampak Virus Corona, Jumlah Kunjungan Wisman Menurun

Isu penyebaran virus corona dan menimbulkan korban jiwa, sejumlah negara resah dan memperketat sistem keamanan mereka.

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Isu penyebaran virus corona dan menimbulkan korban jiwa, sejumlah negara resah dan memperketat sistem keamanan mereka. Terutama keamanan yang melalui bandara hingga pelabuhan laut. 

Salah satu negara yang melakukan pengetatan sistem keamanan tersebut adalah, Singapura. Bahkan Singapura menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melarang kunjungan dari pelancong China, termasuk warga asing yang berkunjung ke China dalam kurun waktu 14 hari.

Kondisi ini membuat angka kunjungan wisman ke Batam menurun. Terutama yang melalui Pelabuhan Internasional Batam Center.

Manager Operasional PT Synergy Tharada, yang merupakan Pengelola Pelabuhan Internasional Batam Center, Nika Astaga menyebutkan jumlah kunjungan wisatawan dari Singapura dan Malaysia yang melalui Pelabuhan Internasional Hang Nadim Batam mengalami penurunan secara signifikan.

Biasanya pada hari normal (Senin hingga Jumat), angka kunjungan wisman yang ke Batam dari Singapura dan Malaysia diketahui mencapai 6.000 orang dalam satu harinya. Dan 10 ribu untuk Sabtu dan Minggu setiap.

Kini, jumlah tersebut merosot hingga mencapai 1.000 orang per hari di Sabtu hingga Jumat atau hari normalnya. Dan 5.000 ribu orang dari Sabtu dan Minggu.

"Penurunan ini, merupakan imbas dari adanya larangan sejumlah negara terhadap warga negara asing yang pernah mengunjungi China olah adanya Virus Corona. Salah satunya dari Singapura," ujar Nika, Senin (3/2/2020).

 Penolakan WNI di Natuna, Menkes Sebut Kesehatan Warga Natuna Tanggung Jawabnya

 Mendagri Minta SE Libur Sekolah di Natuna Dicabut, Kadisdik: Besok Sudah Masuk Sekolah seperti Biasa

Diakuinya hal ini dikarenakan karena adanya larangan itu, sehingga pintu gerbang kunjungan wisatawan mancanegara yang berasal dari Singapura dan Malaysia menjadi menurun.

"Melorot sekali malahan," katanya.

Ia juga mengatakan, seluruh petugas yang ada di Pelabuhan Internasional Batam Center diimbau untuk mengenakan masker saat beraktivitas sehari-hari di Pelabuhan. Begitu juga calon penumpang maupun warga Batam yang akan masuk ke Pelabuhan.

"Kita juga menyediakan masker gratis kepada calon penumpang yang berada di Informasi Pelabuhan. Selain itu, kita juga menyiapkan beberapa titik-titik lokasi yang bisa digunakan untuk mencuci tangan," ujar Nika.

Toko Oleh-oleh di Nagoya Batam Sepi

Dampak penyebaran virus Corona mulai dirasakan oleh pemilik toko di Kawasan Nagoya Batam.

Selama ini Kawasan Nagoya dikenal sebagai tempat persinggahan turis lokal dan mancanegara yang ingin berburu oleh-oleh.

Pantauan TRIBUNBATAM.id, Senin (3/2/2020) di beberapa toko yang menjual oleh-oleh seperti Chocolate World, Anita Duty Free Shop, Eztilo, dan Yongshun, mereka pun ikut terdampak atas merebaknya kasus Corona ini.

Sedikit banyak, toko-toko tersebut mengaku terdampak dengan menurunnya pengunjung yang datang.

Seperti Ayung yang mengungkapkan omzetnya turun drastis semenjak merebaknya kasus Corona yang berasal dari Wuhan tersebut.

"Oh iya jelas pengaruh sekali, soalnya memang pasar kita di sini lumayan banyak orang luarnya. Kan memang ada himbauan juga agar tak memasuki daerah keramaian," ungkap Ayung.

Dirinya pun membeberkan omzetnya turun sampai di bawah 50 persen dari biasanya.

"Biasanya kita omzet satu hari itu bisa tiga juta lebih, semenjak ada kasus ini paling bisa satu jutaan, malah bisa di bawah itu," sambung Ayung.

Lain hal dengan Erlina, pegawai Chocolate World.

Toko yang bersebelahan dengan restuarant Sup Ikan terkenal di Batam ini pun tampak sepi.

Namun Erlina tak bisa memastikan perihal ini memang dampak dari kasus Corona atau memang sedang sepi pengunjung saja.

"Ini memang sepi, tapi kurang tau juga sepi nya karena virus Corona ini atau memang biasanya setelah Imlek memang pengunjung sepi," tukas Erlina.

Erlina menyampaikan bahwa biasanya setelah Imlek jumlah kunjungan memang terkadang menurun.

Namun hal yang menjadi perhatian Erlina adalah sekarang banyak pengunjung yang mengenakan masker ketika berbelanja ke toko nya.

"Tapi memang sekarang yang berkunjung pun pada memakai masker semua bang," katanya.

Masker Dijual Rp 90 Ribu, Apotek di Batam Mulai Kehabisan Stok

Dampak isu penyebaran virus corona, berimbas pada stok masker di Kota Batam yang semakin mulai langka.

Bahkan, beberapa apotek mengaku kosong dan ada pula yang menjual dengan harga Rp 90 ribu per kotak.

Salah satu warga Tanjungpiayu, Markus Sitanggang mengaku, mencari masker di beberapa apotek di Batam Centre.

Salah satu apotek yang dikunjungi, Kimia Farma.

Kemudian, di Carrefour Kepri Mall, juga diakui habis.

Selain langka, juga harganya sudah mahal. Jika biasanya satu kotak, sekitar 20 ribu, sekarang harganya bisa Rp 90 ribu.

"Saya dan istri sudah cari di beberapa apotek, stok masker habis. Jadi saya pesan sama teman di Palembang. Di sana juga sudah Rp 50 ribu per kotak. Di Batam sudah 90 ribu," ujarnya, Minggu (2/2/2020)

Sebelumnya juga dampak isu virus corona, pembelian masker pun semakin meningkat.

Biasanya masker sangat mudah ditemui di berbagai mini market di Batam, sayangnya saat ini, penjualan masker makin susah dicari.

Hal ini dialami oleh seorang warga Batam, Reni.

Diakuinya pembelian masker biasanya banyak di mini market ataupun apotek. Sayangnya saat ini semakin sulit.

"Harus jalani beberapa minimarket atau apotek dulu baru dapat. Karena sering habis," sesal Reni.

Selain itu, lanjut dia, penjual masker menyebutkan bahwa saat ini banyak Warga Negara Asing (WNA) khususnya asal Singapura yang membeli masker dalam jumlah yang banyak saat berwisata ke Batam.

Kemudian dibawa ke negaranya.

"Katanya di sana (Singapura) juga makin sulit untuk cari masker," tuturnya.

Warga Batam Centre lainnya, Ijul menyebutkan karena susahnya mencari masker, ia menggunakan kain untuk menutup mulutnya. Hal ini sebagai antisipasi untuk mencegah virus corona.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi meminta Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi untuk memesan masker dari Jakarta sebanyak mungkin. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan di Batam.

"Penjualan masker mulai langka. Saya sudah perintahkan Didi minta dikirim dari Jakarta. Kalau masker tak ada hindari interaksi dengan orang yang batuk dulu," kata Rudi singkat sembari meninggalkan lokasi.

Terkait dengan kondisi stok masker ini, Sekretaris Komisi IV DPRD Batam, Tumbur M Sihaloho mengakui. Informasi kelangkaan masker diakui, diperoleh dari pemilik apotik, yang biasa menjual.

"Iya, tadi tanya orang apotik di Batuaji, katanya kosong. Habis diborong warga," tutur Tumbur.

Tumbur meminta agar Pemko Batam, melalui Dinas Kesehatan, untuk membantu para apotek dan rumah sakit di Batam, memiliki stok masker.

"Kita minta pemerintah memperhatikan kondisi ini. Stok ini penting saat ini, karena penyebaran virus Corona, belum bisa diatasi," katanya.

Apalagi, lanjutnya, Batam saat ini berdekatan dengan Singapura. Di Singapura sendiri diberitakan media-media diakui ada peningkatan penderita virus Corona. Kondisi ini perlu diantisipasi, karena Batam sangat dekat dengan Singapura.

"Tiap hari, ribuan warga keluar dan masuk Singapura. Sehingga, kita butuh langkah antisipasi dengan masker," himbau Tumbur. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi/ardana nasution)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved