ANAMBAS TERKINI
Hari Pers Nasional, Ini Pesan Kapolres Anambas untuk Wartawan saat Basembang Bacarita
Dalam Basembang Bacarita,Kapolres Anambas AKBP Cakhyo Dipo Alam berharap wartawan Anambas dapat lebih profesional dalam menulis dan menyajikan berita.
ANAMBAS,TRIBUNBATAM.id - Polres Kepulauan Anambas mengundang sejumlah awak media dalam Basembang Bacarita, Minggu (9/2/2020).
Berlokasi di kedai kopi Mak Alang, kegiatan ini bersempena dengan Hari Pers Nasional ke-74.
Kapolres Anambas, AKBP Cakhyo Dipo Alam mengatakan, peringatan hari pers nasional menjadi momentum untuk meningkatkan sinergitas antara pers dan Polri.
Cakhyo juga berharap, melalui peringatan HPN ini, wartawan yang bertugas di Anambas dapat menginformasikan berita secara baik dan tidak ada konflik.
"Harapannya wartawan yang memberikan semakin dewasa lagi dan lebih profesional. Terutama dalam penulisan berita, karena yang dilihat itu profesionalitas kita," ujarnya.
Dalam bincang-bincang yang santai itu, ia juga menilai penting peningkatan kemampuan jurnalistik pewarta, termasuk teknik dalam pengambilan foto.

"Kemampuan menulis serta pengambilan foto itu penting, sehingga penyajian yang diberikan lebih enak dibaca. Terutama kegiatan di Polres Anambas pastinya sangat banyak, apabila diberitakan dengan baik pastinya akan meningkatkan mutu daerah juga, ucapnya.
Basembang Bacarita Polres Anambas
Basembang Bacarita yang dilakukan Polres Kepulauan Anambas di kedai kopi Mak Alang diketahui bukan yang pertama.
Kapolres Kepulauan Anambas AKBP Cakhyo Dipo Alam 'Basembang Bacarita' bersama para nelayan di kedai kopi Mak Alang, jalan Ahmad Yani Laut, Kecamatan Siantan, Selasa (14/1/2020).
Cakhyo bertemu dengan beberapa nelayan tangkap bertujuan untuk mengetahui keluh kesah yang sedang dialami para nelayan saat ini.
"Iya kemarin saya sudah bertemu dengan para nelayan, mereka juga menceritakan keluhan yang mereka alami, tentunya dari keluhan itu akan cari solusinya seperti apa," kata Cakhyo melalui WhatsApp, pada Rabu (15/1/2020).
Basembang Bacarita Kapolres Kepulauan Anambas ini juga sebagai bentuk silaturahmi kepada nelayan, serta memberikan perlindungan, pengayoman kepada nelayan lokal di Anambas.
Cakhyo mengatakan, beberapa keluhan yang disampaikan nelayan pada saat itu persoalan pelanggaran zona tangkap kapal di atas 30 GT, transhipment, dan persoalan ABK Mayang yang ke darat serta penolakan rencana pemerintah pusat untuk mobilisasi nelayan Pantura di laut Natuna.
"Untuk masalah itu tugas kita sebagai pengayom masyarakat tentu akan kita cari solusinya, apalagi jika itu menganggu ketentraman masyarakat di Anambas," terangnya.