TANJUNGPINANG TERKINI
Dipimpin Wakapolres, Polres Tanjungpinang Latih Anggota Penanggulangan dan Antisipasi Bencana Alam
Polres Tanjungpinang membuat pelatihan penanggulangan bencana alam di ruang rapat utama (rupatama) Polres Tanjungpinang, Senin (10/2/2020).
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
M Iqbal juga mengimbau masyarakat Provinsi Kepri, khususnya Tanjungpinang untuk menghindari jalan banjir.
M Iqbal yang pernah menjabat sebagai Kanit II Subdit III Dittipidnarkoba Bareskrim Polri ini, juga meminta masyarakat untuk terus memperbaharui informasi cuaca.
Ia juga mengajak masyarakat untuk aktif gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan.
"Mulai dari membersihkan parit, selokan dan saluran air dari sampah agar aliran air lancar untuk mencegah genangan air," ujarnya dalam pesan kamtibmas itu.
Kapolres Tanjungpinang, M Iqbal juga mengimbau agar dinding tebing diperkuat dengan menanam pepohonan yang menyerap air, serta membuat tembok dengan saluran air untuk menghindari longsor.
"Memasuki musim penghujan, kami juga sampaikan kepada pengendara harus berhati-hati saat berkendara. Selain kondisi jalan yang berpotensi licin, jarak pandang juga berpotensi berubah," ucapnya.
Tsunami di Kepri
Tanpa kita sadari, tsunami ternyata pernah terjadi Kepri. Diperkirakan terjadi pada Maret 2011 lalu. Tsunami tersebut merupakan pengaruh dari gempa bumi Jepang berkekuatan dasyat 9 skala richter yang mengguncang kawasan Tohuku, wilayah di negera sakura waktu itu.
"Itu pernah. BMKG juga menginformasikan daerah di mana saja,"kata Kepala BMKG Stasiun Meterologi Tanjungpinang melalui Prakirawan Ardhito, Kamis (12/10/2018).
Waktu itu terjadi, masyarakat kala itu banyak yang tidak menyadari kalau di laut sebetulnya sedang tsunami. Kemungkinan karena tenaga tsunami yang terjadi kala itu kecil sehingga tidak begitu terasa.
Harus dipahami memang tsunami tidak melulu bersifat dasyat sampai masuk ke tengah permukiman dan merusak sejumlah bangunan. Dalam konteks Kepri waktu kejadian gempa bumi di Jepang 2011, kejadian tsunami tersebut terbilang dangkal sehingga nyaris tidak terasa sama sekali. Kondisi air laut juga seperti biasanya, bergelombang.
"Tsunami memang tidak selamanya besar dan tidak selamanya juga harus diawali dengan kondisi laut surut,"kata Ardhito.
• Abdul Haris Hadiri Rakor Nasional BNPB, Presiden Jokowi Minta Daerah Susun Penanggulangan Bencana
• Jadi Khatib Salat Jumat, Kapolres Tanjungpinang Minta Anggota Ikhlas dalam Bertugas
Kejadian tsunami waktu itu datang dari arah Timur Laut, merembes ke laut Cina Selatan dan tiba di perairan Kepri dalam skala rendah. Tanjungpinang sendiri terbilang tidak terpengaruh signifikan karena karena terlindungi oleh Pulau Bintan. Wilayah Kepri ada di wilayah gugusan pulau secara geogfaris terlihat saling melindungi dari pengaruh tsunami.
Terkait gempa dan tsunami yang belakangan ini dilaporkan terjadi di daerah lain, BMKG Tanjungpinang menyatakan, Kepri terbilang wilayah yang masih aman dari potensi gempa bumi dan tsunami.
Dalam peta seismotektonik Indonesia (seismotectonikc map of indonesia), tergambar wilayah Kepri berada di warna hijau. Warna coklat dan orange disimbolkan sebagai wilayah menujukan menunjukan potensi gempa karena dilalui jalur sesar atau patahan gempa.