Cerita Suryo Negoro Satu Kamar dengan Ular King Kobra Selama 12 Tahun yang Sudah Dianggap Anak
Suryo Negoro Basuki (29) sudah 12 tahun hidup sekamar dengan ular king cobra di rumahnya di Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun
TRIBUNBATAM.id, MADIUN - Suryo Negoro Basuki (29) sudah 12 tahun hidup sekamar dengan ular king cobra di rumahnya di Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun.
Ular king cobra itu memiliki berat badan 13 Kg dan sepanjang sekitar 4,3 meter.
Basuki memberi nama ular kesayangannya ini, Tejo Suprakoso.
• UPDATE, Korban Tewas Virus Corona Tembus 1.013 Orang, Terinfeksi 42.729 Orang, di Singapura 45 Orang
• Bali United vs Than Quang Ninh Live iNews TV 18.30 WIB, Ini Reaksi Irfan Bachdim Tak Masuk Tim
• AFC Cup 2020 - Bali United vs Than Quang Ninh Selasa Hari Ini di Bali, Kick Off Pukul 18.30 WIB
Suryamalang.com sempat mengunjungi Suryo di rumahnya pada Minggu (9/2/2020).
Saat itu pria yang akrab disapa Sinyo ini sedang memberi makan ular kesayangannya.
Tampak raja kobra ini melahap ular tanah yang menjadi santap siangnya.
Hanya sekitar satu jam, Tejo selesai memakan seluruh badan ular yang panjangnya mencapai dua meter itu.
Tejo tampak tenang dan seksama melumat tubuh ular malang itu dengan perlahan.
Pria yang sehari-hari bekerja di objek wisata dan lembaga konservasi Umbul Square Madiun ini mengaku merawat Tejo sejak masih kecil.
Ular jenis king cobra ini merupakan pemberian temannya dari Surabaya.
• Jadwal Piala Gubernur Jatim 2020 Hari Ini, Persija vs Persela Sore, Arema FC vs Sabah FA Malam
• Susul Egy Main di Eropa, Witan Sulaiman Gabung Klub Liga Serbia, FK Radnik Surdulica
• Transfer Liga 1 2020 - Osvaldo Haay Resmi Gabung Persija Jakarta: Semua Pemain Ingin Bela Persija
“Saya pelihara sejak bayi. Tapi, ketika umur setahun, saya tidak berani pegang, saya taruh di kandang terus.”
“Karena, king cobra kecil justru lebih berbahaya dan lebih agresif,” jelasnya.
Selama ini, Sinyo mengaku tidak pernah memiliki masalah dengan ularnya.
Dia tidak pernah digigit atau pun diserang, karena membatasi diri untuk melakukan kontak langsung dengan ular peliharaanya itu.
Setelah bertahun-tahun merawat Tejo, Sinyo mengaku seolah sudah memiliki hubungan batin dengan sang ular.
Sebab, selama ini Tejo tak pernah menyerangnya meski ia kerap tidur bersama di kamarnya.
“Bahkan, tubuh saya kerap dilewati, tapi dia tidak pernah menyerang atau menggigit,” katanya.
Namun, dia tetap memiliki rasa takut saat bersama Tejo.
Dia sadar bahawa ular jenis ini tidak bisa jinak dan memiliki bisa yang bisa membunuhnya sewaktu-waktu.
Dia juga menjaga, agar ularnya tidak menyerang istrinya.
Setiap kali istrinya pulang ke rumah, dia mengembalikan Tejo ke kandangnya.
“Istri saya kan masih kuliah di Solo. Kalau pulang ke rumah, Tejo saya masukan ke kandangnya,” katanya.
Dia sangat menyayangi Tejo seperti layaknya anaknya sendiri.
Pernah ada orang yang menawar Tejo hingga Rp 6 juta, namun dia enggan menjual ular kesayangannya itu.
“Banyak yang nawar untuk membeli ular ini. Kemarin ada itu yang nawar Rp 6 juta. Tapi saya tidak berika,” terangnya.
Selain memelihara Tejo, Sinyo juga memiliki puluhan ekor ular jenis lainnya.
Dia memiliki 15 indukan ular piton, lima ular piton jantan, dan sembilan ular king cobra ekor.
“Ini di rumah hanya ada empat ekor ular piton dan dua ekor king cobra. Untuk king cobra yang satu ekor masih kecil.”
“Sebagian lainnya, saya titipkan di rumah teman saya karena keterbatasan kandang,” jelasnya.
Untuk makanan, dia rutin memberikan pakan anak tikus dan ular seminggu sekali.
King cobra merupakan jenis ular kanibal atau yang memakan sesama ular, Sinyo ingin Tejo mengonsumsi sesuai rantai makanannya di alam liar.
Seminggu sekali, ia memberi makan peliharannya, dengan tikus atau ular.
Untuk sekor ular king cobra dewasa, bisa menghabiskan 2,5 kg ular hidup, sedangkan ular piton bisa menghabiskan 15 kg daging ayam sekali makan.
\\\
\\
\