VIRUS CORONA
Ada dari Indonesia, 19 Rombongan Turis Batalkan Kunjungan ke Aomori Jepang Akibat Virus Corona
Sebanyak 19 rombongan wisatawan mancanegara membatalkan kunjungannya ke Aomori, Jepang akibat virus Corona.
TRIBUNBATAM.id - Sebanyak 19 rombongan wisatawan mancanegara membatalkan kunjungannya ke Aomori, Jepang.
Langkah ini dilakukan akibat wabah virus Corona. Dilansir Tribunnews.com, Aomori menjadi daerah yang dikunjungi sejak Februari 2020 oleh turis menggunakan kapal pesiar.
"Kami mendapat pembatalan sedikitnya 19 rombongan asing termasuk dari Indonesia, Taiwan dan Kanada yang semestinya datang ke Aomori ini melihat museum kami juga," ujar Asako Takasaka dari Nebuta Museum Aomori Warase Selasa ini (18/2/2020) seperti dikutip Tribunnews.com.
Takasaka mengakui semakin sulit mendapatkan turis saat ini gara-gara wabah virus corona merebak di banyak negara.
"Akan susah sekali kita kalau wabah ini berkelanjutan," ucapnya lagi.
Tanggal 1 April misalnya kapal Celebrity Milenium membatalkan kunjungannya ke Aomori dengan 2.158 penumpang.
Demikian pula kapal yang sama 29 April dengan jumlah 2158 penumpang batal ke Aomori.
Sedangkan dari kapal Diamond Princess juga mendapat pembatalan 23 April yang membawa 2706 penumpang.
Dengan demikian total sekitar 7000 turis akan batal berhenti di Aomori Jepang nantinya.
Takumi Kudo pejabat pemda Aomori juga merasa kepusingan dengan adanya wabah Corona saat ini.
"Terus terang tidak kelihatan apa yang akan terjadi di masa depan dengan adanya wabah Corona ini. Kalau bisa ya kita perkecil resiko yang ada ini segera," tekan Kudo.
Tiga WNI di Kapal Pesiar Jepang Positif Virus Corona
Sebanyak 4 orang Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri positif terpapar virus Corona.
Laporan terbaru dari Kementerian Luar Negeri RI menyatakan, ada tiga warga negara Indonesia (WNI) di kapal pesiar Jepang yang terkonfirmasi positif virus yang dilpaorkan berasal dari Wuhan itu. di kapal pesiar di Jepang.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi mengatakan, ketiganya merupakan kru kapal Diamond Princess yang dikarantina lebih dari 10 hari.
"Komunikasi dengan duta besar Jepang, maka diperoleh informasi bahwa tiga dari 78 kru warga negara Indonesia, dinyatakan confirm (terinfeksi Covid-19)," kata Menlu Retno, di kantornya, di Jakarta Pusat seperti dilansir Tribunnews.com.
Namun dengan alasan etika, Menlu Retno tak menyebutkan data rincian WNI tersebut.
"Alasan etika, saya tidak bisa mengungkap identitas dari ketiga WNI tersebut," ujar Menlu.
Berdasarkan komunikasi yang dilakukan Menlu dengan otoritas Jepang diperoleh informasi, tiga WNI ditangani dengan baik, dua di antaranya tiga WNI dibawa ke rumah sakit di Kota Chiba, Jepang.
Sementara satu WNI sedang menjalani proses untuk menuju ke rumah sakit yang belum diketahui
"Tim KBRI mungkin saat ini sudah berada di Chiba, pagi tadi mereka sedang menuju ke Chiba untuk memastikan bahwa WNI kita mendapatkan penanganan yg baik dari otoritas di Jepang," ujar Menlu.
Satu WNI di Singapura
Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan kasus coronavirus ke-21 di Singapura, yaitu WNI berusia 44 tahun yang bekerja sebagai pekerja migran, pada (4/2) lalu.
WNI tersebut tidak memiliki riwayat bepergian ke RRT namun merupakan pekerja rumah tangga dari warga negara Singapura yang sebelumnya positif coronavirus.
PMI yang dilaporkan positif tengah ditangani Tim Medis Singapore General Hospital, sejak 3/2.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, warga negara Indonesia (WNI) yang positif virus Corona di Singapura dalam kondisi stabil.
"WNI kita yang confirm di Singapura, itu dari komunikasi saya pagi ini dengan Dubes kita, kondisinya adalah stabil," kata Retno kemarin
Sebelumnya, Duta Besar (Dubes) RI untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya mengungkapkan kondisi terkini Warga Negara Indonesia (WNI) di Singapura yang positif terpapar virus corona.
Swajaya menyebut, kondisi WNI tersebut dalam keadaan stabil dan mendapat perawatan di Rumah Sakit di Singapura.
Ia juga menyebut, pihaknya terus mengupdate dan memantau kondisi WNI tersebut dari Kementerian Kesehatan setempat.
• Dampak Virus Corona Singapura Terancam Resesi, Pengusaha di Batam Khawatir
• Nenek 80 Tahun di China Donasikan Uang 50 Ribu Yuan untuk Korban Virus Corona
Indonesia Masih Aman dari Virus Corona
Virus Corona dari China belum ditemukan di Indonesia meski penyebarannya sudah sampai Singapura dan Malaysia.
Meski ada beberapa pasien yang diduga terpapar virus 2019-nCoV (novel coronavirus) tersebut, akan tetapi hasilnya selalu negatif.
Sebanyak 238 orang yang dievakuasi dari Provinsi Hubei dan diobservasi di Natuna pun diketahui dalam kondisi sehat.
Melihat fakta tersebut, ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard TH Chan School of Public Health menduga bahwa sebenarnya virus corona telah menyebar di Indonesia tetapi tak terdeteksi.
Hal tersebut akan menimbulkan potensi bagi virus tersebut membentuk epidemi yang jauh lebih besar.
Pernyataan itu membuat Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto meradang.
Tidak terima dengan pernyataan itu, Terawan pun membuat sejumlah pernyataan keras.
Dianggap Menghina
Terawan tidak terima dengan pernyataan bahwa Indonesia tak dapat mendeteksi virus corona.
Menurut dia, Indonesia memiliki sejumlah peralatan canggih untuk mendeteksi virus corona.
"Itu namanya menghina, wong peralatan kita kemarin di-fix-kan dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS). Kita menggunakan kit-nya (alat) dari AS," ujar Terawan seusai rapat di Kantor TNP2K, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).
Terawan mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah bekerja sesuai standar internasional dalam melakukan proses pengecekan virus corona.
Tidak hanya peneliti Harvard, Terawan pun mempersilakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melihat proses pengecekan yang dilakukan di Indonesia dengan alat yang mereka miliki.
"Kita terbuka kok, enggak ada yang ditutup-tutupi. Tapi kalau disuruh compare ke negara lain itu namanya ada MTA, material transfer agreement-nya. Tidak boleh material itu di bawa keluar, ada perjanjian luarnya," tutur dia.
Persilakan Periksa
Pada prinsipnya, kata Terawan, Kemenkes sangat transparan sehingga mempersilakan apabila peneliti Harvard itu ingin memeriksa laboratorium dan proses pemeriksaannya.
Langkah ini akan dilakukan agar tidak ada lagi yang menyangsikan hasil deteksi yang telah dilakukan terhadap dugaan virus corona di Indonesia.
"Negara lain yang sudah terakreditasi sudah mengakui, WHO juga sudah mengakui, alat juga dari sana," kata Terawan.
"Kalau ada orang lain mau melakukan survei dan dugaan ya, silakan saja, tapi jangan mendiskreditkan suatu negara," ucap mantan Kepala RSPAD Gatot Soebroto ini.
Perlu Bersyukur
Terawan mengatakan, belum adanya virus corona yang terdeteksi di Indonesia juga seharusnya tidak perlu dipertanyakan.
Apalagi, kata dia, pemerintah telah waspada melakukan pencegahan dan deteksi terhadap orang-orang yang diduga terpapar virus corona.
"Kita semua waspada tinggi, melakukan hal-hal yang paling level kewaspadaannya paling tinggi, dan peralatan yang dipakai juga peralatan internasional," kata Terawan.
"Kalau tidak (ada temuan virus corona) ya justru disyukuri, bukan dipertanyakan. Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita," lanjut dia.
Oleh karena itu, Terawan pun berharap tidak ada yang menyangsikan persoalan tersebut.
Pencegahan Virus Corona
Sejumlah langkah sudah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam mencegah penyebaran virus corona.
Langkah itu mulai dari pemasangan thermoscanner di pintu-pintu kedatangan bandara dan pelabuhan.
Tim dari Kementerian Kesehatan juga disiagakan di pintu-pintu tersebut untuk memeriksa setiap orang yang datang dari luar negeri, khususnya China.
Selanjutnya, Pemerintah Indonesia juga menghentikan sementara penerbangan dari dan ke China untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut mulai Rabu (5/2/2020).
Hal itu diputuskan setelah Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (2/2/2020).
Rapat tersebut membahas kepulangan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China.
Pemerintah juga mencabut untuk sementara visa bebas visa dan visa on arrival untuk warga negara China.
"Kebijakan visa bebas kunjungan dan visa on arrival untuk warga negara RRT (China) yang bertempat tinggal di mainland China untuk sementara dihentikan," kata Menlu.
• Jawaban Menkes Terawan Soal Harga Masker Melonjak Tinggi Imbas Virus Corona: Gak Usah Beli
• WNI Positif Virus Corona di Singapura, Menkes Terawan Serahkan dengan Otoritas Kesehatan Setempat
Pemerintah juga telah mengevakuasi 238 orang yang berada di Provinsi Hubei, China untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Kendati demikian ada tujuh orang yang tidak kembali ke Indonesia, empat orang tidak bersedia dievakuasi atas kehendak sendiri, sedangkan tiga lainnya tidak lolos screening kesehatan oleh Pemerintah China.
Adapun sejumlah WNI yang dievakuasi tersebut langsung diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau untuk dilakukan sejumlah pemeriksaan kesehatan terkait dengan kemungkinan terpapar virus corona.
Namun, Menteri Kesehatan Terawan, memastikan bahwa kondisi ke-238 orang tersebut dalam kondisi sehat dan pada 15 Februari ini observasi mereka di Natuna sudah rampung.
"Kebijakan visa bebas kunjungan dan visa on arrival untuk warga negara RRT (China) yang bertempat tinggal di mainland China untuk sementara dihentikan," kata Menlu.(Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini) (Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gara-gara Corona, 19 Kasus Pembatalan Rombongan Turis ke Aomori Jepang Termasuk Dari Indonesia, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/02/18/19-kasus-pembatalan-rombongan-turis-ke-aomori-jepang-termasuk-dari-indonesia.