Dolar Singapura Kena Hantam Virus Corona, Diramal Terperosok ke Level Terendah Sejak 2017
Nilai Dolar Singapura diprediksi akan terperosok ke level terendah sejak 2017.
Menurut perkiraan perdana menteri Singapura, pertumbuhan PDB akan berada di kisaran -0,5% hingga 1,5%, dari prediksi sebelumnya 0,5% hingga 2,5%. Hal ini membuka kemungkinan bahwa pertumbuhan setahun penuh Singapura bisa negatif.
"Prospek ekonomi Singapura telah melemah sejak tinjauan terakhir. Wabah Covid-19 diperkirakan akan mempengaruhi ekonomi Singapura," kata Sekretaris Kementerian Perdagangan Singapura Gabriel Lim, merujuk pada nama teknis penyakit itu, seperti yang dikutip Reuters.
Lim mengatakan, sejumlah sektor yang akan mengalami dampak terbesar adalah sektor manufaktur, perdagangan, pariwisata dan transportasi, di samping layanan ritel dan makanan.
Berikut ini adalah fakta-fakta perekonomian Singapura terancam resesi
1. Ekonomi Singapura terpukul

Menurut Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dampak wabah virus corona terhadap ekonomi telah melebihi dampak Sars, atau sindrom pernafasan akut yang parah, pada tahun 2003.
"Saya tidak bisa mengatakan apakah kita akan mengalami resesi atau tidak. Itu mungkin, tapi pasti ekonomi kita akan terpukul," katanya kepada wartawan, Jumat (14 Februari) saat berkunjung ke Terminal 3 Bandara Changi seperti yang dikutip Straits Times.
Dampaknya, khususnya di beberapa kuartal mendatang, akan menjadi signifikan karena negara itu memerangi "wabah yang sangat hebat".
"Ini sudah jauh lebih banyak daripada Sars, dan ekonomi kawasan itu saling terkait. China, khususnya, terkena dampak yang jauh lebih besar di kawasan itu," tambahnya.
Mengutip Straits Times, Singapura terkena Sars pada Maret 2003. Butuh waktu lima bulan, hingga Juli tahun itu, untuk memberantas penyakit ini di Negeri Merlion tersebut.
"Itu, saya pikir, sangat cepat. Saya berharap tidak terlalu cepat kali ini," kata PM Lee.
2. Turunkan target ekonomi
Singapura menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi di kisaran -0,5 persen dan 1,5 persen tahun ini.
Singapura merupakan negara kedua dengan jumlah kasus virus corona terbesar setelah China. Kementerian Perdagangan dan Industri setempat sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Singapura akan ada di kisaran 0,5 persen dan 2,5 persen.
Per 2019 lalu, perekonomian Singapura tumbuh 1 persen (yoy) di kuartal IV. Angka tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 yang sebesar 0,8 persen.