VIRUS CORONA
Virus Corona Menyebar Cepat di Italia, Kota Codogno Diisolasi Seperti Wuhan di China
Senin (23/2/2020) pemerintah Italia mengumumkan satu kematian baru akibat virus Corona. Wanita itu meninggal dunia pada hari Minggu, 23 Februari 2020
Penulis: Mairi Nandarson | Editor: Mairi Nandarson
TRIBUNBATAM.id, MILAN - Pemerintah Italia mengisolasi kota Codogno, sekitar 60 km dari Kota Milan setelah kematian 2 orang yang terinfeksi virus Corona Covid-19, Jumat (21/2/2020).
Senin (23/2/2020) pemerintah Italia mengumumkan satu kematian baru akibat virus Corona. Wanita itu meninggal dunia pada hari Minggu, 23 Februari 2020 waktu setempat.
Hingga Senin (24/2/2020) pagi, jumlah orang yang terinfeksi virus corona yang dilansir dari South China Morning Post mencapai 152 orang.
• UPDATE Senin (24/2) Virus Corona, Tewas: 2.469, Sembuh: 23.094, Terinfeksi:78.979, Singapura: 89
• Hasil Liga Inggris Arsenal vs Everton, Dua Gol dari Pierre-Emerick Aubameyang, Arsenal Menang 3-2
• Persija Kalahkan Geylang, Osvaldo Haay Buka Keran Gol, Sergio Farias Senang Persija Main Serius
Ketiga korban tewas terkait penyebaran virus corona Covid-19 sudah berusia lanjut. Dua orang pertama yang meninggal akibat virus berada di wilayah Lombardy masing-masing wanita berusia 77 tahun pria berusia 78 tahun.
Sikutip dari channel news asia, korban tewas ketiga ini tidak disebutkan umurnya, namun digambarkan sebagai lansia yang sebelumnya menjadi pasien kanker sebelum terinfeksi virus corona.
Di kota dengan jumlah penduduk sekitar 50 ribu orang ini, warga diminta berdiam diri di rumah.
Perdana Menteri Giuseppe Conte meminta warga Italia untuk tidak panik menghadapi situasi ini dan tetap mengikuti perkembangan serta saran-saran yang disampaikan otoritas kesehatan.
"Kita seharusnya tidak takut karena meningkatnya angka (korban)," katanya kepada stasiun radio publik Rai Uno.
Ia mengatakan, kasus ini ditemukan setelah pihak pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap ribuan orang.
• Hasil Liga Prancis PSG vs Bordeaux, Drama 7 Gol di Parc des Princes, PSG Menang, Marquinhos 2 Gol
• Hasil Liga Spanyol Atletico Madrid vs Villarreal, Joao Felix Kembali Main, Atletico Madrid Menang
• Hasil Liga Italia Genoa vs Lazio, Lazio Menang dalam Drama 5 Gol di Luigi Ferraris, Immobile 1 Gol
Kepala departemen perlindungan sipil Italia, Angelo Borrelli, dalam konferensi pers bahwa sebanyak 152 orang dinyatakan positif mengidap virus corona covid-19, termasuk tiga orang yang meninggal.
"Dia telah diuji dan mereka sudah tahu dia memiliki coronavirus," kata Gallera.
Kematian, dan meningkatnya kasus orang yang terinfeksi, mendorong serangkaian langkah-langkah keamanan untuk mencegah penyebaran penularan virus.
Sebelas daerah - 10 di antaranya di wilayah Lombardy dan satu di Veneto - saat ini diisolasi, penduduk di daerah-daerah itu dilarang bepergian.
Pemerintah daerah telah memerintahkan tempat berkumpul, seperti bar, restoran, dan diskotik ditutup di sebelas daerah tersebut.
Sekolah di seluruh wilayah yang terkena dampak juga akan ditutup.
Penyebaran virus di Italia sudah membuat empat pertandingan di Serie A Liga Italia dibatalkan akhir pekan lalu, termasuk pertandingan Inter Milan vs Sampdoria.
Acara-acara mode fashion di kota Milan juga dalam kekhawatiran yang tinggi.
Acara teather Opera di La Scalla yang terkenal di Kota Milan sudah diputuskan untuk batal manggung.
Pasien pertama yang terkena virus corona, pria berusia 38 tahun di Lombardy, kini masih menjalani perawatan intensif.
Pria itu, yang dirawat intensif, bulan lalu makan bersama dengan pria lain yang baru kembali setelah mengunjungi China pada Januari 2020.
Dia kemudian menunjukkan gejala seperti flu saat makan malam, namun saat itu sempat dinyatakan negatif terhadap virus, kata laporan media.
Pejabat kesehatan masih bingung tentang kasus-kasus tertentu tanpa hubungan yang jelas dengan orang yang terinfeksi.
"Peningkatan cepat dalam kasus yang dilaporkan di Italia selama dua hari terakhir menjadi perhatian," kata juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tarik Jasarevic pada hari Minggu (23/2/2020).
"Yang juga mengkhawatirkan adalah bahwa tidak semua kasus yang dilaporkan tampaknya memiliki hubungan epidemiologis yang jelas, seperti sejarah perjalanan ke China atau kontak dengan kasus yang dikonfirmasi," katanya.
Para ahli dari WHO dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa berencana datang ke Italia Selasa.
Polisi memperketat pemeriksaan kendaraan yang keluar masuk area sepanjang jalan raya utama Kota Codogno.
Seorang petugas polisi mengatakan bahkan mereka akan segera memberlakukan blokade total.
Orang yang masuk ke daerah itu dalam beberapa hari terakhir tidak akan diizinkan keluar.
Pihak berwenang membenarkan Sabtu bahwa orang-orang lain yang terinfeksi memiliki kontak dengan pasien pertama, seorang lelaki berusia 38 tahun yang masih dalam perawatan intensif di Codogno.
Anggota keluarganya, teman-teman dan dokternya semuanya termasuk di antara mereka yang telah didiagnosis dengan virus COVID-19.
Otoritas Italia telah bereaksi dengan meminta sekitar 50.000 orang di daerah itu tinggal di rumah agar virus tidak menyebar.
Kota Codogno
Paska diberlakukan isolasi terhadap Kota Codogno, kota ini terlihat seperti kota hantu, karena warga tidak dibenarkan keluar rumah untuk mencegah penularan virus.
“Ini kota hantu, mengerikan. Orang-orang terkurung di rumah mereka, tidak ada orang di jalanan," kata seorang perempuan, Paola, Minggu (23/2/2020).
Operasional transportasi umum di kota itu juga dihentikan, termasuk kereta.
Hanya apotek yang tetap buka, setidaknya di pusat Codogno.
Itu pun atas perintah dari dari pemerintah kota.
“Kami semua takut, tapi kami tetap buka," kata pemilik apotek, Rosa Cavalli.
Dia menambahkan, masker sudah ludes diborong sejak lama oleh warga untuk berjaga-jaga.
Selain itu banyak pula warga yang mencari desinfektan dan alkohol.
"Sebagian besar (masker) berasal dari China dan mereka menyimpannya. Mereka butuh, mereka dalam masalah," ujarnya.
Kota Codogno yang berada di wilayah Lombardy itu dilabeli pejabat kesehatan sebagai pusat penyebaran kasus virus korona, seperti Wuhan di China.
Setelah itu, pihak berwenang Italia membatasi perjalanan di belasan kota, di mana warga di kota-kota itu dilarang keluar dari daerah mereka kecuali untuk alasan mendesak. Warga dari luar kota juga dilarang masuk.