Kapal Antar Moda Bertambah, MV Bahtera Anambas Layani Rute Tarempa-Jemaja
MV Bahtera Anambas membuka rute pelayaran dari Pelabuhan Sri Siantan ke Pelabuhan Letung dan Kuala Maras di Pulau Jemaja.
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Transportasi laut penghubung antara Pulau Jemaja dan Siantan bertambah.
MV Bahtera Anambas membuka rute pelayaran dari Pelabuhan Sri Siantan ke Pelabuhan Letung dan Kuala Maras di Pulau Jemaja.
Memiliki kapasitas 100 kursi, tarif Rp 100 ribu per orang ditetapkan bagi penumpang yang ingin menggunakan moda transportasi laut ini.
Hadirnya MV Bahtera Anambas ini disambut positif warga. "Alhamdulillah semakin mudah kalau mau ke Jemaja atau ke Tarempa. Ongkosnya juga murah," ucap seorang penumpang, Leni, Selasa (3/3/2020).
Ia mengatakan, ongkos yang diberlakukan oleh pengelola MV Bahtera Anambas lebih terjangkau dibanding ongkos kapal feri dengan rute Tanjungpinang-Jemaja-Tarempa.
Ia berharap, kapal ini dapat terus beroperasi sehingga membantu mobilitas warga pulau di Anambas.
"Kalau feri Tanjungpinang itu ongkosnya Rp 150 ribu dari Tarempa ke Jemaja," ungkapnya.
Pengelola MV Bahtera Anambas, Tumin mengatakan, pengoperasian kapal MV Bahtera Anambas untuk membantu transportasi masyarakat, termasuk penumpang pesawat dari Bandara Letung.
Selain MV Bahtera Anambas, terdapat feri MV Citra Anambas dengan tujuan Tarempa-Pulau Jemaja (PP).
Untuk MV Citra Anambas, tarif yang dikenakan untuk satu kali keberangkatan sebesar Rp 120 ribu per orang.
Dua feri yang dikelolanya ini, dilengkapi dengan pendingin ruangan.
"Keberangkatan kapal ini di hari yang sama, cuma beda jadwalnya, kalau MV.Citra Anambas itu berangkat pukul 08.00 Wib dari Tarempa, dan MV.Bahtera Anambas pukul 09.30 Wib," ucapnya saat dihubungi melalui sambungan seluler.
KM Sabuk Nusantara
Tidak hanya feri, terdapat pilihan transportasi laut lain untuk bisa ke Kabupaten Kepulauan Anambas. Menggunakan Kapal Motor (KM) Sabuk Nusantara contohnya.
KM Sabuk Nusantara 80 sandar di Pelabuhan Tarempa, Jalan Pelabuhan Perintis, Kecamatan Siantan, Senin (2/3/2020).
Moda transportasi laut ini menjadi transportasi agar pasokan sembako dan kebutuhan masyarakat sampai di Kepulauan Anambas.
Pantauan TribunBatam.id, terlihat di atas kapal para penumpang yang berdiri, pertanda mereka siap-siap akan turun. Penumpang yang turun pun tidak terlalu ramai, hanya puluhan orang saja.
Tak hanya membawa pasokan sembako saja, kapal KM. Nusantara 80 yang rutenya dari Tanjungpinang ini juga membawa penumpang. Tentunya ongkos yang ditawarkan pun lebih murah.
• Warga Cemas Tunggu Penumpang Feri Malaysia di Pelabuhan Batam Centre, Sesuai Jadwal Sudah Sampai
• Cegah Gunakan APBD, KPU Anambas Ingatkan Calon Petahana Wajib Cuti Sebelum Ikut Pilkada
Seorang mandor di Pelabuhan Tarempa, Nova menyebutkan, kapal ini merupakan yang kedua sandar di Pelabuhan Tarempa.
"Kemarin tidak lama kapal sabuk satu lagi juga sudah sandar, kalau yang kemarin mereka bawa buah-buahan," ujar Nova kepada TribunBatam.id.
Diketahui bahwa kapal sabuk atau yang lebih dikenal dengan perintis ini ada tiga kapal dan dalam sebulan kapal ini secara bergiliran beroperasi.
"Banyak yang dibawa, mulai dari sembako, semen, buah dan sayur, juga mereka bawa," lanjutnya.
Lama bersandar kapal KM.Sabuk Nusantara 80 ini sekitar 21 jam. Diperkirakan kapal tersebut akan kembali berlayar Selasa (3/3/2020) sekira pukul 6 pagi.
Tak Beroperasi Saat Musim Angin Utara
Ketinggian gelombang di Anambas berdasarkan informasi oleh stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Hang Nadim melalui BMKG Klas II Tarempa terus meningkat.
Awalnya ketinggian gelombang diperkirakan hanya mencapai 3 meter, namun kini sudah mecapai 5 meter.
"Karena cuaca yang seperti ini, untuk aktivitas laut kita selalu peringatkan waspada," kata Kepala BMKG Klas II Tarempa, Dudi, pada Jumat (21/2/2020).
Apalagi, ada potensi angin kencang dengan kecepatan angin kurang lebih 20 knot di perairan laut Natuna dan perairan Anambas.
Hal itu menyebabkan peningkatan tinggi gelombang di wilayah perairan sekitar.
"Di wilayah kita ketinggian gelombang sudah mencapai 5 meter, untuk melaut pun kapal kayu perlu waspada, sebab kalau kapal kayu ini kan mereka mengikuti angin," tuturnya.
Wilayah Kepulauan Anambas hari ini diprakirakan akan terjadi hujan lokal dengan intensitas ringan.
Pantauan TRIBUNBATAM.id di lapangan, sejak pukul 04.00 WIB sudah turun hujan, dan pukul 07.30 WIB hujan kembali guyur Kecamatan Siantan.
Dari informasi yang TRIBUNBATAM.id peroleh, kabarnya KM Sabuk Nusantara 83 tidak meneruskan pelayaran dari pelabuhan Tanjungpinang ke Pelabuhan Kuala Maras, Kecamatan Jemaja karena cuaca buruk.
Adapun kecepatan angin 30 knot dengan ombak 4-6 meter.
"Iya katanya feri juga tak jalan, karena cuaca ini," ujar Hariyadi salah satu warga Kecamatan Jemaja.(TribunBatam.id/Rahma Tika)