HEADLINE TRIBUN BATAM
Warga Batam Tak Perlu Panik, 11 Orang Dikarantina, Kontak dengan Penderita Corona Singapura
Awalnya 11 warga Batam tersebut dikarantina di Asrama Haji Batam Centre, namun kemudian dipindahkan ke rumah milik WN Singapura yang berinisial VP.
Warga Batam Tak Perlu Panik, 11 Orang Dikarantina, Kontak dengan Penderita Corona Singapura
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Warga Batam tak perlu panik dalam menghadapi wabah corona yang saat ini mulai masuk Indonesia. Selain kasus pertama di Indonesia terkait Covid-19 terhadap dua warga Depok, Jawa Barat, Senin (2/3/2020), 11 orang saat ini juga menjalani karantina di Batam.
Karantina terhadap 11 orang tersebut dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Batam setelah mereka diketahui melakukan kontak tertutup dengan seorang WN Singapura yang dinyatakan positif corona oleh pemrintah Singapura, Minggu (1/3/2020).
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu menanggapi hal itu dengan panik.
Menurut dia, yang paling penting adalah menjaga kesehatan.
“Kalau sehat tidak memerlukan masker. Yang penting rajin cuci tangan saja, jaga kebugaran tubuh dengan olahraga dan asupan gizi yang baik, terutama sekali makan sayuran ban buah-buahan,” kata Didi.
Hal itu dikatakan Didi menanggapi banyaknya warga yang resah dan mengaku kesulitan mendapatkan masker karena ada yang memborongnya di apotek dan swalayan.
Menurut Didi, kepanikan seperti membeli masker dalam jumlah banyak tidak perlu dilakukan.
• 70 Persen Pasien Corona di Singapura Berhasil Sembuh, KBRI Ajak Warga Batam Tetap Tenang
Terkait kasus WN Singapura yang positif corona dan diketahui baru kembali dari Batam, Didi menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan tindakan-tindakan yang perlu.
Sebanyak 11 orang yang diketahui melakukan kontak dengan wanita dan pembantunya WN Myanmar yang juga positif corona di Singapura.
Kini, 11 orang itu dikarantina di kediaman wanita tersebut di Kota Batam. Sementara itu, total di Provinsi Kepri sendiri, jumlah orang dalam pengawasan ada 15 orang.
“Mereka dalam pengawasan. Ada dua orang yang punya riwayat kontak langsung dengan suspek WN Singapura, tapi mereka belum tergolong suspek,” tegas Kepala Dinkes Kepri Tjetjep Yudiana saat memimpin konferensi pers, Senin (2/3).
Tjetjep maupun Didi menolak memberi tahu rumah milik WN Singapura itu di Batam.
"Yang jelas, isolasi terhadap orang yang closed contact dengan VP telah dilakukan. Sudah aman, jangan takut," sambungnya.
Awalnya 11 warga Batam tersebut dikarantina di Asrama Haji Batam Centre, namun kemudian dipindahkan ke rumah milik WN Singapura yang berinisial VP tersebut.
Didi mengatakan, karantina di rumah tersebut lebih aman dan sudah restu dari keluarga VP.
Pemindahan ini dilakukan karena sarana di rumah milik VP itu lebih memadai. Sedangkan kebutuhan hidup orang-orang yang dikarantina, disediakan pemerintah.
"Kita pindahkan karena Asrama Haji sedang sibuk persiapan untuk embarkasi haji nanti,” kata Tjetjep, “"Di sana lebih bagus tempatnya. Bahkan ada kolam renangnya juga,” tambahnya.
Dari penelusuran otoritas kesehatan di Batam, pembantu VP terhubung dengan 10 orang lainnya. Satu diantaranya seorang pengemudi transportasi online di Batam.
Sopir bersama istri serta anaknya dikarantina di rumah sendiri. Sedangkan 11 lainnya, awalnya dikarantina di Asrama Haji Batam, namun kemudian dipindahkan ke rumah WN Singapura tersebut.
VP diumumkan sebagai salah satu dari empat kasus baru oleh otoritas kesehatan Singapura, Minggu (1/3/2020) dan diketahui terkait penularan di Wizlearn Technologies, Science Park Singapura. Yakni kasus 103, 104 dan 105.
Wanita itu (kasus 103) berada di Batam dari 21-23 Februari dan diduga tertular dari keluarganya, kasus 93. Wanita ini dikarantina di rumahnya di Singapura pada 26 Februari setelah diidentifikasi sebagai kontak dekat kasus 93.
Pada 29 Februari diketahui memiliki gejala dan segera dibawa ke Pusat Penyakit Menular Nasional (NCID) dengan ambulans dan diisolasi. Ia dinyatakan popsitif, Minggu pagi.
Selain VP, pembantunya WN Myanmar berusia 25 tahun juga berada di Batam di waktu yang sama.
Untuk Singapura sendiri, hingga Senin (2/3), tercatat 108 kasus dan 78 orang sudah dinyatakan sembuh sehingga saat ini yang dirawat tinggal 30 pasien. Sebagian besar dalam kondisi stabil, hanya enam orang dalam perawatan intensif.
Sementara, dua kasus terbaru Singapura (107 dan 108), satu di antaranya diketahui pernah ke Jakarta pada 11-14 Februari.
Wanita Singapura berusia 68 tahun ini tidak memiliki sejarah perjalanan ke China, Daegu dan Cheongdo. Ia diduga terkait kasus 94, seorang wanita Singapura berusia 64 tahun di Raffles Institution.
Sedangkan kasus 108 seorang pembantu WN Filipina (34) pemegang izin kerja Singapura.
Ia terkait kasus 101, seorang pria Singapura berusia 61 tahun yang tinggal di Jalan Bukit Batok 31.
Pembantu lainnya di rumah itu sudah diumumkan positif sebagai kasus 102. (dna/yan/bob/dra/rus/kdk)