Benarkah Kunyit dan Jahe Bisa Cegah Virus Corona? Simak penjelasan Lengkap Pakar Herbal Unair

Kenaikan harga jahe dan kunyit akibat hebohnya virus corona ini membuat DR Aty Widyawaruyanti turut angkat suara.

TribunJakarta/Yusuf Bachtiar
Pasar rempah di Pasar Baru Bekasi Jalan Ir. H. Juanda Bekasi Timur, jahe merah dan temulawak naik saat heboh corona, Rabu, (4/3/2020) 

TRIBUNBATAM.id - Ahli Herbal Universitas Airlangga, DR Aty Widyawaruyanti menjelaskan kabar yang beredar jika rempah-rempah seperti kunyit dan jahe bisa meningkatkan daya tahan tumbuh agar terhindar dari penularan virus corona atau COVID-19.  

Kabar itu tersebar di masyarakat hingga membuat kunyit dan jahe laris diserbu.

Akibatnya, harga jahe dan kunyit mengalami kenaikan yang signifikan.

Berdasarkan laporan TribunJakarta.com, harga temulawak di Pasar Kramat Jati berkisar Rp 25 ribu/kg. Sedangkan kunyit berkisar Rp 12 ribu/kg. Sementara jahe berkisar Rp 45 ribu/kg di Pasar Kramat Jati per Selasa (3/3/2020).

Sementara itu, harga jahe merah di Pasar Jatinegara sudah tembus hingga Rp 70.000/kg dari yang biasanya Rp 50.000/kg.

Kenaikan harga jahe dan kunyit akibat hebohnya virus corona ini membuat DR Aty Widyawaruyanti turut angkat suara. 

Dilansir TribunJakarta dari kanal YouTube Talkshow Tv One pada Rabu (4/3/2020), SR Aty Widyawaruyanti menuturkan penjelasannya.

DR Aty Widyawaruyanti menyatakan, sebenarnya untuk meredam virus setiap orang harus meningkatkan kekebalan tubuh.

"Jadi kalau kita berangkat dari pengobatan tradisional kita, jamu-jamuan mungkin digunakan untuk membantu daya tahan tubuh dari infeksi virus," jelas DR Aty Widyawaruyanti.

DR Aty Widyawaruyanti menilai, pengobatan tradisional seperti menggunakan kunyit, jahe, temulawak bisa bermanfaat baik untuk stimulan tubuh.

Bahkan, DR Aty Widyawaruyanti menuturkan banyak racikan yang bisa dibuat dari bahan rempah-rempah tersebut.

"Ramuan nenek moyang itu banyak. Kalau berkaitan dengan adanya curcuma di sereh itu salah. Yang ada kandungan curcuma itu di jahe, kunyit dan temulawak."

"Banyak sekali laporan jurnal yang menyatakan curcuma bisa menghambat virus. Tetapi itu bukan untuk virus corona," tegas DR Aty Widyawaruyanti.

DR Aty Widyawaruyanti menilai, belum ada penelitian tentang pengobatan untuk virus corona hingga saat ini.

"Selama ini penelitian hanya sampai kultur sel, ukurannya mikro gram dan nano gram. Untuk di manusia, belum ada penelitian yang dilakukan," ujar DR Aty Widyawaruyanti.

Tips Agar Tak Tertular Virus Corona

Berikut cara melindungi diri agar tak tertular virus yang bermula di kota Wuhan, China itu, dilansir dari WHO:

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved