Temuan Kasus Virus Corona Menyusut, China Kini Khawatir Soal Ini: Lebih Berbahaya?
Tetapi dengan lebih dari 1.000 kasus yang sekarang dilaporkan di luar negeri setiap hari, China memiliki kekhawatiran baru.
TRIBUNBATAM.id - Beberapa hari terakhir China melaporkan penurunan jumlah kasus virus corona baru.
Kecuali Hubei, tempat virus corona pertama kali muncul akhir tahun lalu, sebagian besar provinsi di daratan China tak memiliki kasus infeksi baru.
Tetapi dengan lebih dari 1.000 kasus yang sekarang dilaporkan di luar negeri setiap hari, China memiliki kekhawatiran baru.
Kekhawatiran itu adalah warga negara Tiongkok yang pulang dari perjalanan ke luar negeri, atau orang asing yang mengunjungi daratan China akan membawa infeksi corona bersama mereka.
Sejauh ini, ada 15 kasus impor corona yang dikonfirmasi, hampir setengahnya melibatkan sekelompok orang China yang bekerja di sebuah restoran di Kota Bergamo, utara Italia.
• Kasus Kedua Virus Corona Ditemukan, Arab Saudi Hentikan Sementara Kegiatan Umrah di Masjidil Haram
• Kadang Muncul Tanpa Gejala, Warga Diminta Waspadai Penyebaran Virus Corona Alias Covid-19
Serta dari orang-orang yang bepergian dari Iran dan seorang pria yang datang dari Inggris melalui Hong Kong.
"Kami mengantisipasi awal tetapi gagal mengantisipasi akhirnya," kata Dr Zhang Wenhong, Direktur Departemen Penyakit Menular Rumah Sakit Huashan.
"Kami pikir selama China mengendalikan situasi, dunia akan terhindar dari bencana. Tetapi sekarang setelah wabah di China berangsur-angsur terkendali, kekacauan tumbuh di dunia," imbuh dia.
Dr Zhang khawatir melihat peningkatan mendadak dalam kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia, yang meningkatkan risiko memicu lonjakan kasus baru di China.
• Obatnya Belum Ada, Terungkap Rahasia Kesembuhan Semua Pasien Virus Corona di Vietnam, Bisa Ditiru?
• Pertandingan Persija vs Persebaya di SGBK Resmi Ditunda karena Virus Corona, Ini Reaksi Pelatih
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaikkan penilaian risiko untuk wabah corona (COVID-19) global dari "tinggi" menjadi "sangat tinggi" pada Jumat pekan lalu.
WHO berhenti menggunakan "pandemi," peringatan tertinggi sebelumnya, setelah epidemi global H1N1 2009.
Dengan konfirmasi penyebaran komunitas di sejumlah negara di luar China, Beijing meningkatkan upaya karantina yang ditujukan untuk mereka yang bepergian ke China dari luar negeri.
"Kami saat ini tidak memiliki prosedur khusus untuk orang yang datang dari negara lain selain karantina 14 hari," kata Wang Xue, seorang pejabat di Biro Pemeriksaan dan Karantina Masuk dan Keluar Chengdu, mengatakan kepada Al Jazeera.
Tetapi, kata Wang, jika ada seseorang yang datang dari daerah berisiko tinggi, seperti Korea Selatan, Iran, atau Italia, China memiliki staf yang akan menindak lanjuti para penumpang selama masa karantina untuk memastikan tidak ada risiko penularan virus.
• Anis Sayangkan Pernyataan Walikota Depok Sebut Data Pasien Virus Corona: Semua Syok
• VIRAL Seorang Guru di Jakarta Diduga Terinfeksi Corona, Sekolah Diliburkan 2 Minggu
Di antara semua negara yang berjuang melawan corona, Iran dengan lebih dari 2.000 kasus terinfeksi dan lebih dari 70 kematian, memiliki potensi untuk mengekspor sejumlah besar kasus yang dikonfirmasi kembali ke China.