KARIMUN TERKINI

Hujan Turun, Salat Istisqa di Kabupaten Karimun Batal, Pemkab Jadwalkan Ulang Salat Minta Hujan

Rencana salat istisqa atau salat minta hujan di Masjid Agung Kabupaten Karimun harus batal. Ini dikarenakan hujan sudah turun di Pulau Karimun Besar.

TribunBatam.id/Elhadif Putra
Bupati Karimun, Aunur Rafiq membatalkan rencana salat istisqa karena hujan yang turun di Kabupaten Karimun. 

TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Rencana salat istisqa atau salat minta hujan di Masjid Agung Kabupaten Karimun harus batal.

Ini dikarenakan hujan sudah turun di Pulau Karimun Besar.

Salat istisqa di Karimun rencananya akan dilakukan setelah ibadah salat Jumat di seluruh masjid yang ada di Kabupaten Karimun.

Hal ini seperti imbauan yang disampaikan Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun di hari sebelumnya.

"Sebenarnya Pemda akan melaksanakan salat istisqa. Namun Alhamdulillah niat kita ini sudah diijabah oleh Allah dengan turunnya hujan tadi malam," kata Bupati Aunur Rafiq yang ditemui di Masjid Agung Kabupaten Karimun, Jumat (6/3/2020).

Meski demikian, salat istisqa akan kembali dilakukan apabila dalam sepekan kedepan kembali terjadi kekeringan.

"Seolah-olah jika tidak dilakukan, kesannya tidak bersyukur. Nanti kita minta tambah malah banjir karena tidak bersyukur," ujar Rafiq sembari tertawa.

Imbauan pelaksanaan salat istisqa, menurut Rafiq, dilakukan setelah adanya oermintaan dari masyarakat. Kondisi cuaca dalam beberapa bulan ini membuat sumber air bersih masyarakat kering.

"Makanya diambil langkah-langkah untuk munajat kepada Allah SWT. Kita berdoa dan salat bersama-sama," ujarnya.

Intesitas hujan di seluruh wilayah Kabupaten Karimun sangat sedikit sejak beberapa bulan terakhir.

Bahkan sejumlah sumber air bersih seperti sumur dan waduk mulai mengering.

Krisis Air Bersih di Karimun

Setelah pelanggan di Moro, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Karimun juga menghentikan aliran air bersih ke pelanggannya di Pulau Kundur.

Penghentian ini mulai dilakukan sejak Senin (17/2/2020). Penyebabnya adalah musim kemarau yang membuat keringnya waduk sumber air baku di Pulau Kundur.

Selama ini PDAM Tirta Karimun Cabang Tanjung Batu menggunakan air dari Waduk Tempan Desa Lubuk, Kecamatan Kundur.

Diberhentikannya pasokan air ke pelanggan dibenarkan oleh Kepala PDAM Tirta Karimun Cabang Tanjungbatu, Arman. Ia menyebutkan pelanggan PDAM di Pulau Kundur sebanyak 902 rumah.

"Secara keseluruhan saat ini tidak bisa menikmati air bersih. Karena sumber air baku mulai mengering," katanya.

Arman juga belum bisa memastikan kapan penghentian penyaluran air bersih tersebut berakhir.

"Kita akan kembali alirkan jika waduk kembali ada airnya," ujarnya.

TATA Cara, Niat dan Bacaan Saat Salat Istisqa Untuk Meminta Hujan

Polsek Moro Karimun dan Ibu Bhayangkari Bagikan Air Bersih, Bantu Warganya Atasi Krisis Air

 

Air di Waduk Tempan di Desa Lubuk mulai mengering sekitar pertengahan Juni 2019. Kondisi itu terus berlanjut hingga Desember 2019.

Di pertengahan Desember 2019 hingga pertengahan Februari 2020, hujan sempat turun dan membuat debit air di Waduk Tempan Desa Lubuk Kecamatan Kundur kembali naik. Namun saat ini air waduk kembali mengering.

Dengan penghentian penyaluran air bersih, PDAM Tirta Karimun membuat kebijakan dengan tidak mengenakan biaya tagihan air kepada pelanggan.

Diketahui sebelumnya, kondisi waduk yang menjadi sumber air bersih di Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) juga mengering. Akibatnya PDAM tak dapat melayani pelanggan di Moro.

"Waduk kita sekarang kering, karena kondisi alam," kata Direktur Utama PDAM Tirta Karimun, Indra Santo yang dikonfirmasi melalui ponselnya, Januari 2020.

Indra menyebutkan, akibat kondisi tersebut maka pihaknya tidak dapat melakukan proses pengolahan dan penyaluran air bersih kepada pelanggan.

"Sejak dalam bulan ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat normal kembali," ujarnya.

Untuk di kawasan Moro, PDAM Tirta Karimun hanya memiliki satu waduk yang airnya disalurkan kepada pelanggan. Karena keadaan itu, membuat sekitar 800 pelanggan tidak bisa menikmati air PDAM.

Disampaikan Indra, pihak manajemen membuat kebijakan dengan tidak mengambil biaya abonemen kepada pelanggan di Kecamatan Moro selama air tidak mengalir.

"Dari manajemen tidak akan mengenakan biaya abonemen. Itu kebijakan yang diambil manajemen," jelasnya.

Warga Karimun Keluar Uang Beli Air Bersih

Kesulitan mendapatkan air bersih beberapa hari ini, membuat warga Kabupaten Karimun terpaksa merogoh biaya lebih.

Seperti penuturan Rio. Dia adalah seorang pelanggan PDAM Tirta Karimun.

Rio terpaksa membeli air dari truk untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Lantaran aliran air dari PDAM mengalami gangguan.

Sedikitnya uang Rp 50 ribu harus ia keluarkan untuk memperoleh air bersih.

"Kalau memang habis betul terpaksa beli. Sekarang satu tong bisa Rp 50.000. Karena tidak langganan. Kalau langganan bisa Rp 40.000 atau Rp 45.000," ucap Rio, Selasa (21/1/2020).

Ia mengatakan, aliran air dari PDAM mengalami gangguan sekitar satu pekan terakhir. Air menurutnya mati total, terkadang mengalir meski kecil.

"Sekitar seminggu ini lah. Kadang hidup tapi kecil, tidak seperti biasa," katanya.

Rio berharap agar aliran air bersih PDAM kembali mengalir dengan lancar. Pasalnya dengan membeli air dari pedagang membuat bertambahnya pengeluaran.

Direktur Utama PDAM Tirta Karimun, Indra Santo yang dikonfirmasi mengatakan tersendatnya aliran air kepada pelanggan di Kecamatan Karimun karena adanya kerusakan mesin pompa.

"Pompanya terbakar. Hari ini pompa siap dari bengkel. Mudah-mudahan selesai dipasang hari ini, dan menjadi normal lagi," katanya, Senin sore.

Selama terjadinya kerusakan pompa, lanjut Indra, pihaknya berupaya mengalirkan air dari Waduk Sentani yang berada di Kecamatan Meral. Namun diakuinya, upaya ini masih belum dapat membuat aliran air ke pelanggan masih belum maksimal.

"Kita sudah bantu air dari Sentani. Tapi belum optimal," tuturnya.

Warga Moro Sulit Air

Tidak hanya di Kecamatan Karimun, Warga Kecamatan Moro, Karimun juga mengeluhkan sulitnya memperoleh air bersih.

Kondisi ini dikeluhkan warga yang juga pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Karimun sejak awal tahun 2020.

Mereka terpaksa membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Direktur Utama PDAM Tirta Karimun, Indra Santo yang dikonfirmasi mengatakan, kondisi waduk yang kering menjadi sebab distribusi air bersih tidak mengalir ke permukiman warga.

"Waduk kita sekarang kering karena kondisi alam," kata Direktur Utama PDAM Tirta Karimun, Indra Santo yang dikonfirmasi melalui ponselnya, Selasa (21/1/2020).

Indra menyebutkan, akibat kondisi tersebut maka pihaknya tidak dapat melakukan proses pengolahan dan penyaluran air bersih kepada pelanggan.

"Sejak dalam bulan ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat normal kembali," ujarnya.

PDAM Tirta Karimun hanya memiliki satu waduk di Kecamatan Moro yang airnya disalurkan kepada pelanggan.

Dengan kondisi waduk yang kering, sekitar 800 pelanggan kesulitan memperoleh air bersih.

Indra menyampaikan, manajemen PDAM Tirta Karimun membuat kebijakan dengan tidak mengambil biaya abondemen kepada pelanggan di Kecamatan Moro selama air tidak mengalir.

"Kebijakan manajemen seperti itu. Tidak akan mengenakan biaya abonemen," ucapnya.

Kodim 0317/TBK turun tangan melihat kondisi warga itu. Mereka membawa air bersih menggunakan mobil bak terbuka milik Koramil/02 Moro.

Dua anggota TNI AD yaitu Batuud Koramil 02/Moro Serka Wahrianto dan Babinsa Kelurahan Moro Serka M Amin membantu mendistribusikan kepada warga.

Warga berbondong-bondong membawa jeriken, galon dan ember begitu mobil bak terbuka membawa air bersih tiba di tempat warga.

"Warga sedang kesusahan air bersih. Warga kadang harus membeli air," kata Babinsa Kelurahan Moro, Serka M Amin, Selasa (21/1/2020).

Amin berharap apa yang TNI AD lakukan itu dapat membantu masyarakat memenuhi persediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

"Semoga masyarakat bisa terbantu untuk air minum dan memasak," kata dia.

Salat Istisqa di BP Batam

Tepat pukul 08.53 WIB Shalat Istisqa atau shalat minta hujan dimulai di halaman ataupun Parkiran kantor BP Batam, Jumat (6/3/2020).

Berdasarkan hasil pantauan TRIBUNBATAM.id, seluruh kendaraan yang biasanya parkir di tempat tersebut diarahkan parkir di depan BP Batam.

Pegawai BP Batam tampak cukup antusias mengikuti shalat ini.

"Shalat ini memang jarang dilakukan. Tapi memang butuh kita lakukan untuk meminta hujan," ujar Imam yang memimpin shalat.

Diakuinya shalat ini hampir sama dengan shalat Ied.

Hanya saja yang membedakan hanyalah hukummya.

Sebelumnya diberitakan, waduk yang merupakan tulang punggung ketersediaan air di Pulau Batam, kini hampir berada di batas maksimum penyusutan karena hujan yang tak kunjung turun hingga awal Bulan Maret ini.

Selain itu, peristiwa kebakaran hutan yang terjadi Kawasan Sekupang dan Tiban, Senin (2/3/2020) lalu menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah.

Mengingat betapa krusialnya waduk dalam menopang keberlangsungan kehidupan di Batam, BP Batam berencana untuk menggelar shalat Istisqa atau shalat minta hujan, untuk meredakan kekeringan yang melanda Batam.

“Shalat ini kami selenggarakan sebagai bentuk pengharapan dan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menurunkan hujan di Batam. Mengingat kondisi waduk-waduk sudah berada di titik kritis,” ujar Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar.

Dendi menerangkan Shalat Istisqa dilaksanakan Jumat (6/3/2020) di halaman parkir BP Batam.

“Shalat Istisqa akan kita mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai. Ibadah ini juga terbuka untuk umum. Seluruh masyarakat muslim yang bermukim di sekitar Batam Center kami undang dengan tangan terbuka untuk bersama-sama melaksanakan shalat ini di pelataran parkir BP Batam,” tutup Dendi.

Khatib shalat Istisqa Ustad Abu Humairoh mengingatkan kepada jemaah bahwa air adalah sumber kehidupan.

Karena, ketika suatu daerah tidak ada air maka akan mati semuanya.

"Allah tak akan menahan air karena manusia yang menahannya. Siapa itu? Orang-orang kaya yang yang menahan hartanya. Tidak peduli di sekitarnya. Banyak riba di mana-mana. Banyak kezoliman. Jemaah shalat Istisqa yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala menganjurkan kepada kita untuk melaksanakan shalat Istisqa," ujarnya dalam khotbahnya.

Ia melanjutkan, hari ini seluruh dunia juga dihebohkan dengan virus corona yang menewaskan ribuan orang.

Para ulama mengatakan bahwa musibah itu terjadi karena dosa.

"Tidaklah musibah itu turun kecuali dosa yang kita lakukan. Dan kita harus bertobat maka dosa akan diangkat. Lihat satu dosa tapi Allah berikan 3 hukuman," ujarnya.

Ketika manusia sudah mulai curang, katanya, maka Allah akan mengingatkannya.

Saat manusia curang dalam berdagang, maka Allah tak menurunkan hujan.

"Ketika hujan itu pun turun maka akan jadi musibah. Saya kira curang dalam timbangan hanya berlaku dalam jual beli saja, tapi merata hampir ke semua," katanya.

Misalnya buat jalan dikurangi semennya, riba dan sebagainya. Jika rakyat seperti itu, maka Allah akan kirim kepada mereka pemimpin yang seperti itu juga.

"Inti shalat istisqa ini adalah didoa. Mari kita angkat tangan tinggi-tinggi," ujarnya.

Usai shalat, Ustad Abu mengarahkan seluruh jemaah membalikkan peci atau kopiahnya.(TribunBatam.id/Elhadif Putra/Roma Uly Sianturi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved