HARI INI DALAM SEJARAH 7 Maret: 13 Tahun Lalu Pesawat Garuda Jatuh Terbakar di Jogja
Sejarah Hari Ini, 7 Maret tepatnya 13 tahun lalu, pesawat Garuda Indonesia celaka di Jogja, 21 orang tewas.
Federal Aviation Administration (FAA) sendiri mengestimasi kerugian industri penerbangan dari kejadian runway excursion mencapai 1 miliar dollar AS per tahun.
Solusi teknologi
Teknologi untuk mencegah agar kejadian seperti yang dialami GA200 sebetulnya sudah banyak diciptakan.
Salah satunya adalah Runway Overrun Alerting and Awareness System (ROAAS) yang dikembangkan Honeywell.
Teknologi ini menggabungkan berbagai sensor dalam pesawat dengan database semua bandara di dunia.
Data tersebut bisa membantu menjaga pesawat agar dapat mendarat sesuai dengan batas toleransi amannya, dalam hal kecepatan dan glideslope.
ROASS menggunakan sensor data-data seperti posisi GPS pesawat, posisi landing gear, posisi flaps (sirip tambahan di sayap), kecepatan vertikal pesawat saat turun atau approach, profil gerakan pesawat saat mendarat, serta digabungkan dengan database runway yang dimiliki Honeywell untuk memberikan peringatan suara di kokpit jika pendaratan dirasa tidak aman.
Peringatan teks warna merah di layar primary flight display (PFD) kokpit akan muncul dibarengi dengan peringatan suara, memperingatkan jika pesawat mendarat di runway yang pendek, pesawat terlalu tinggi untuk mendarat, atau bahkan pesawat hendak mendarat di taxiway (jalur penghubung runway dengan apron) alih-alih runway, dan sebagainya.
Dipadukan dengan teknlogi synthetic vision di layar PFD, maka pilot dan kopilot di dalam kokpit bisa menjadi lebih awas dengan kondisi sekitar bandara, walau jarak pandang di luar kokpit terbatas.
Jika pesawat mendarat dengan stabil dan normal, maka tidak akan ada peringatan yang muncul.
Honeywell mengklaim software-nya itu sudah terbukti bisa diandalkan setelah menjalani uji penerbangan selama lebih dari 800 jam. (*)