PILKADA KEPRI
Isdianto Akui Komunikasi Politik dengan Pengurus DPP Partai Golkar Jelang Pilkada Kepri
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kepri, Isdianto mengakui melakukan komunikasi dengan pengurus DPP Partai Golkar.
Menurutnya, untuk menjadi seorang pemimpin, harus terbuka dan jujur menyampaikan apa adanya. Bahkan seorang pemimpin harus satu antara kata dan perbuatan.
"Saya akan lebih apresiasi lagi, kalau ngomong aja terus terang semuanya. Tapi yang belum dimunculkan oleh yang bersangkutan adalah sejarah bahwa dia yang menggebu-gebu dan meminta supaya jangan ditinggalkan dalam Pilkada Kepri untuk mendampingi saya sebagai calon wakil Gubernur. Itu yang yang belum diomongin," ucapnya.
Soerya berencana memberi hadiah buku 'Satunya Kata dan Perbuatan' ke Isdianto.
Buku tersebut diserahkan terkait sikap Isdianto yang menurutnya belum jujur di Pilkada Kepri.
Ia menambahkan, buku ini harus dipegang oleh seorang pemimpin bahkan setiap insan harus memegang ini.
Mengingat, akan sangat berbahaya jika pemimpin itu tidak satu antara kata dan perbuatan.
"Dengan sikap Isdianto maju sebagai calon gubernur, saya ucapan selamat untuk mencalonkan diri. Semoga kita bertemu di gelanggang Pilkada 2020 yang akan datang," katanya.
Manuver Ismeth Abdullah
Bakal calon Gubernur Kepulauan Riau, Ismeth Abdullah memastikan bakal maju pada Pilgub Kepri melalui jalur partai politik.
Keputusan maju melalui partai politik diambil, setelah beberapa partai politik memberikan sinyal kepada Ismeth Abdullah tepat di batas waktu penyerahan berkas persyaratan melalui jalur perseorangan.
Ismeth Abdullah mengatakan, opsi partai politik dipilih setelah mempertimbangkan waktu serta jumlah partai yang akan mengusungnya dirasa cukup untuk memperoleh satu tiket dalam bursa pencalonan Gubernur Kepri.
"Saat saat terakhir itu sejumlah partai politik sudah makin serius dan Bapak (Ismeth) bersama Wakil (Bupati Meranti, Irwan) sudah dipanggil oleh DPD partai masing masing. Sehingga kami mengambil opsi partai," ungkap Ismeth saat menghadiri peresmian Musala At Taubah di Kavling Sambau, Nongsa, Batam, Minggu (23/2/2020).
Ismeth menjelaskan, keterbatasan waktu yang diberikan KPU untuk mengumpulkan KTP serta proses verifikasi dan waktu perbaikan yang singkat membuat Ismeth urung memilih jalur perseorangan.
"Tanggal 20 (Februari 2020) harus masuk semua sedangkan dari daerah masih menunggu. Kami Khawatir kalau dalam verifikasi oleh KPU ada hambatan atau kekurangan, sedangkan waktu yang diberikan untuk perbaikan singkat sekali," ujarnya.
Meski opsi partai politik yang akhirnya dipilih, Ismeth puas dengan jumlah dukungan KTP yang terkumpul dari masyarakat hingga membuat dirinya yakin mendapat dukungan yang kuat dari bawah.