Bayi 18 Bulan di Suriah Kedinginan, Mati Membeku, Ayah Jalan Kaki Cari Rumah Sakit Tapi Terlambat
Hampir satu juta warga Suriah melarikan diri ke perbatasan dengan Turki selama tiga bulan terakhir. Banyak dari mereka yang tinggal di tenda darurat
TRIBUNBATAM.id - Tubuh bayinya menjadi panas lalu mendingin, kemudian tubuh bayinya tidak bergerak.
Sang ayah kemudian membawa bayinya ke rumah sakit sambil berjalan kaki.
Pasalnya ia tak menemukan satupun mobil di jalan, akhirnya semua terlambat.
Bayi yang masih berusia 18 bulan, bernama Iman Leila akhirnya membeku sampai mati.
Dalam cangkang beton setengah jadi, keluarga Leila telah menghabiskan tiga minggu bertahan pada suhu malam hari yang dingin, yang suhunya tak pernah lebih dari 20 derajat celcius.
"Saya menginginkan kehangatan," kata ayah Iman, Ahmad Yassin Leila sebagaimana dilansir Daily Watchng, Kamis (5/3/2020).
Ahmad Yassin Leila dan putrinya yang masih bayi, Iman, yang mati kedinginan.
Ahmad Yassin Leila dan putrinya yang masih bayi, Iman, yang mati kedinginan.
"Saya hanya ingin anak-anak saya merasa hangat. Saya tidak ingin kehilangan mereka karena kedinginan."
"Saya tidak ingin apa-apa kecuali rumah dengan jendela yang dapat melindungi dari dingin serta angin."
Diketahui sebelumnya pemberontakan Suriah dimulai sekitar sembilan tahun yang lalu.
Serangan pemerintah Suriah terhadap provinsi yang dikuasai pemberontak telah menciptakan salah satu darurat kemanusiaan terburuk dari perang sembilan tahun yang brutal.
Anak-anak Suriah membeku hingga mati
Hampir satu juta warga Suriah melarikan diri ke perbatasan dengan Turki selama tiga bulan terakhir.
Banyak dari mereka yang tinggal di tenda darurat atau bahkan di tempat terbuka.
Sekarang, di tengah salah satu darurat kemanusiaan terburuk dari perang, beberapa dari mereka yang meneriakkan kebebasan dan martabat pada tahun 2011 hanya ingin menangkal dinginnya musim dingin.
Sebagian besar mereka banyak yang tinggal di tenda atau tidur di tempat terbuka di udara yang sangat dingin.
