RATIONING AIR DITUNDA
Rationing Air Ditunda, ATB Ingatkan Warga Batam Tetap Waspada: Ancaman Krisis Air Belum Berlalu
ATB mengingatkan warga Batam tetap waspada meskipun rationing air saat ini ditunda. Pasalnya, ancaman krisis air di Batam belum berlalu
Editor:
Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pendistribusian (rationing) air bergilir akhirnya ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Hal ini dibenarkan oleh Head of Corporate Secretary PT. Adhya Tirta Bafam (ATB), Maria Jacobus, Jumat (13/3/2020).
“ATB menerima instruksi baru dari BP Batam, untuk tidak melakukan penggiliran pada 15 Maret 2020 nanti. Sebagaimana telah disepakati sebelumnya,” ungkap Maria setelah mendapat surat secara resmi tertanggal 13 Maret 2020.
Menurutnya, penggiliran baru akan dilakukan saat level air di Waduk Duriangkang telah mencapai -3,4 meter di bawah bangunan pelimpah.
"Sebagai Informasi, saat ini elevasi air di waduk per tanggal 13 Maret telah mencapai -3,2 meter di bawah bangunan pelimpah," tambahnya.
Waduk Duriangkang sebagai waduk terbesar sendiri menurut Maria sebenarnya terus mengalami penurunan sekitar 2 cm setiap harinya.
Ia melanjutkan, jika dalam beberapa hari hujan juga tidak turun di Kota Batam, masih ada waktu hingga 14 hari ke depan sebelum penggiliran dilakukan.
Maria mengatakan, ATB saat ini tengah mempersiapkan berbagai hal terkait proses penggiliran Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Waduk Duriangkang.
• BREAKING NEWS - Rationing Air di Batam Ditunda, Ini Penjelasan BP Batam
• H-2 Jelang Rationing, Sudah 2 Minggu Air di Sagulung Tak Mengalir Siang Hari
"Program penggiliran ini kesulitannya cukup tinggi juga. Kami harus mempersiapkan berbagai hal tentunya, agar dampak penggiliran dapat seminimal mungkin," katanya lagi.
ATB mengimbau agar masyarakat Kota Batam berdoa selama kurun waktu yang belum dapat ditentukan agar hujan turun dengan intensitas yang memadai agar elevasi -3,4 meter di bawah bangunan pelimpah tidak tercapai.
"ATB dan tentunya pelanggan mengucapkan terima kasih atas penundaan ini. Namun kita masih tetap perlu waspada karena ancaman krisis air belum berlalu. Mari kita selalu berdoa agar hujan bisa turun memenuhi waduk, dihindarkan dari potensi krisis air, sehingga penggiliran ini tidak kita rasakan," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar mengatakan,
Sementara itu, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar mengatakan,
keputusan penundaan rationing diambil oleh BP Batam. Tujuannya agar aktivitas masyarakat dan dunia usaha terus berlangsung kondusif serta lebih siap untuk menghadapi rationing bila terpaksa dilakukan.
Selama proses penundaan ini BP Batam akan melakukan beberapa upaya untuk menambah ketersediaan air baku, di antaranya dengan pemasangan pipa penghubung dari Dam Tembesi ke Dam Duriangkang serta persiapan rekayasa hujan buatan bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Hal ini juga dilakukan mengingat saat ini elevasi Tinggi Muka Air (TMA) Dam Duriangkang hampir mencapai level - 3,19 meter. Sementara titik kritis berada pada elevasi TMA -3,4 di bawah spillway, dimana jika hujan tak kunjung turun akan terjadi penurunan 2 cm per hari.
Minimnya curah hujan di Batam, mengakibatkan menyusutnya waduk-waduk yang merupakan tulang punggung ketersediaan air bersih di Pulau Batam. Hal ini menyebabkan harus dilakukannya pengaturan khusus untuk penyaluran air bersih kepada pelanggan.
"BP Batam mengimbau kepada masyarakat dan dunia usaha agar lebih bijak dan hemat dalam penggunaan air bersih sehari-hari," ujar Dendi.
(tribunbatam.id/ ichwannurfadillah/Roma Uly Sianturi)
Rekomendasi untuk Anda